chapter 14

42 7 2
                                    

Klik bintang gak bakal bikin jempol kalian copot kok :"D



Happy Reading

  Satu minggu kemudian, Jehwa di ajak berjalan jalan ke sebuah pantai bersama Taeyong. Jehwa terduduk dibawah pohon sambil menatap ke arah laut yang begitu luas. Taeyong datang sambil membawa dua buah kelapa yang sudah dikupas dan siap di nikmati

"Ahh... pemandangan yang indah ya" Taeyong duduk di samping Jehwa yang sedang merenung itu. Karena tidak ada respon, Taeyong menoleh dan mendapati Jehwa sedang menatap kosong ke arah lautan

"Wae?"

"Jalan ini terlalu rapuh, bukan begitu?" Taeyong terdiam sambil menatap Jehwa tidak mengerti, wanita itu masih menatap ke arah lautan yang luas, rambutnya sedikit membelai pipinya itu. Taeyong menyelipkan rambut Jehwa ke samping telinganya dan tersenyum saat ia dapat mengerti arti kalimat Jehwa

"Perasaan ini yang terlalu ringan aku mencari jawaban ini semua tapi semua hilang saat fajar tiba" lanjut Jehwa sambil menundukkan kepalanya

"Kau terlalu labil Jehwa. Kau tidak bisa menyakiti aku tapi kau juga tidak bisa pergi meninggalkan sahabatmu itu, kau akan meninggalkan keduanya tapi tidak bisa" Jehwa terdiam, ia menatap buah kelapa yang ada di depannya

"kau benar... aku bodoh"

"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri Jehwa, ikuti saja jalan ini... di suatu saat nanti kau akan menemukan jawabannya. Jalanilah dulu bersamaku, jika kita memang ditakdirkan berpisah, aku akan mencoba melepaskanmu sepenuhnya... karena..." Jehwa menoleh, ia menatap mata Taeyong yang sayu itu

  Lama mereka bertatapan, hanya terdengar suara deburan ombak dan hembusan angin yang menabrak dedaunan di sana, terdengar sayup sayup suara burung camar yang mencari ikan di laut. Jehwa menunggu kelanjutan kalimat Taeyong, pria itu menunduk dan menatap cincin hadiah dari Jehwa saat ia ulang tahun

"Karena aku mencintaimu, aku tidak tahu mengapa aku begitu mencintaimu, aku bahkan melarangmu bertemu dengan sahabatmu itu, karena aku takut... aku takut kau akan pergi meninggalkan aku, kau akan mencampakkan aku di suatu hari nanti, aku tak mau itu terjadi... itu sebabnya aku memisahkanmu dengan Chen... maaf, aku terlalu memaksamu, karena aku tidak mau kehilangan untuk yang ketiga kalinya"

  Taeyong terlihat menahan air matanya, Jehwa hanya terdiam menatap mata Taeyong yang akan menumpahkan cairannya. Taeyong mendongak untuk menahan air matanya. Jehwa berfikir, sepertinya yang selama ini ia lakukan itu menyakiti hati Taeyong. Jehwa pikir, Taeyong itu orang yang garang jika di lihat dari luar, ternyata hati Taeyong sangatlah rapuh dan lembut

"Sebenarnya kau mencintaiku atau kau hanya menerimaku karena kasihan padaku?" Jehwa menghembuskan nafas, iya dia mencintai Taeyong sebagai kekasihnya tapi sebagian besar hatinya masih di isi oleh Chen

"Aku mencintaimu, Oppa... geundae- sebagian hatiku masih di isi oleh Chen"

"Aku tahu seperempat hidupmu di isi oleh Chen, kau melewati masa masa sulit bersama Chen, tapi bisakah kau mengerti perasaanku sekarang?" Suara Taeyong terdengar parau, ia menghembuskan nafasnya sambil memejamkan matanya, saat itu pula cairan bening terjun ke pipinya

  Mata Jehwa berkaca kaca, ia merasa bersalah kepada Taeyong, pria itu sangat mencintainya, Taeyong tidak ingin kehilangan dirinya. Jehwa menarik tubuh Taeyong untuk ia peluk, Taeyong terkejut tapi ia langsung memeluk balik tubuh Jehwa yang mulai bergetar

"Mianhae...hiks... sebenarnya kau sudah memiliki ruang istimewa di hatiku Oppa... karena aku juga mencintaimu... hiks..."

※※※

My Star, I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang