chapter 16

39 8 0
                                    


-Author P.O.V

  Jehwa terlihat kebingungan untuk mencari jawaban dari pertanyaan Chen, namun satu ide muncul di otaknya dan langsung menatap mata Chen yang sedang menatapnya juga

"Kau ingat wanita saat di perpustakaan itu?" Chen terlihat berfikir begitu juga Joy lalu mereka berdua saling tatap dan mengangguk. Jehwa menghela nafas 

"Jadi... waktu itu dialah yang membawaku, dia wanita kaya raya tetapi ia tidak memiliki suami, ia mengangkat ku sebagai anaknya jadi sekarang aku hidup dalam kemewahan... tapi aku juga dikekang olehnya agar tidak pergi kemana mana, maka dari itu saat kita bertemu pasti moment kita akan di hancurkan karena ia tak ingin jika kalian kembali mengambilku"

  Chen menarik tangan Jehwa lalu ia memeluk gadis itu "aku sangat bersyukur jika kau tidak apa apa Jehwa, aku takut kejadian saat kau masih kecil itu terulang lagi... tidak apa apa jika kita jarang bertemu yang penting kau selalu selamat"

"Tapi aku ingin terus bersamamu Chen, aku ingin kembali bersamamu... menghabiskan semua waktuku denganmu bukan menghabiskan waktu di rumah dengan pekerjaan yang tidak jelas" Chen menunduk dan memeluk Jehwa semakin erat begitu juga Jehwa

"Dulunya aku menghindar, aku rasa itu berakhir seperti ilusi, aku menghancurkan semuanya, aku merasa sedang berdiri ditengah drama yang tidak jelas, sangat kosong dan aku merasa kesepian" Chen melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi Jehwa, ia sangat merindukan kata kata itu, kata kata yang indah, sederhana namun penuh dengan teori teori hati Jehwa

"Aku hanya menyesalinya, aku mencintaimu dalam pikiranku, kata katamu yang manis seperti waktu itu, aku ingin mendengarnya darimu, aku mengetahuimu dalam hatiku... kata katamu yang membuatku nyaman, aku mengulanginya dan memelukmu, aku ingin kembali saat kita bersama" Chen berkata sambil terus mengusap pipi Jehwa menggunakan jari jarinya

"Hmm... sepertinya wanita itu berbahaya bagi kami hwa, kami tidak bisa berbuat apa apa" Joy menggenggam tangan Jehwa, Jehwa hanya menghembuskan nafas berat

"Lebih baik kita cari restoran terdekat, aku lapar..." Chen memeluk lengan Jehwa dengan manja dan membuat Jehwa tertawa "ya ayo Chen, Joy aku juga sudah lapar" 

"Ah Joy... kau saja yang membawa mobil, aku ingin bersama Jehwa"

"Baiklah Chen! Terserah kau saja!"

※※※

  Taeyong sedang berjalan kesana kemari sambil mengigit satu jarinya, Mark dan Jihyo yang sedang duduk di sofa hanya menatapnya dengan tatapan datar. Jihyo menghembuskan nafas

"Jika terjadi sesuatu pada Jehwa aku salahkan kau ya!" Taeyong malah semakin khawatir dan panik, ia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Jehwa tapi yang menjawab adalah operator 

"Aish! Kemana gadis itu? Jangan buat aku khawatir" Mark mengambil ponselnya dan mengutak atik benda itu "mengapa tidak di lacak saja ponselnya?"

"Aish! Mengapa kau baru bilang?!"

"Yak! Lalu mengapa kau memarahiku?! Siapa yang bodoh?"

"Aku tidak kepikiran mark! Aku sedang panik!"

"Ya itu sih salahmu sendiri!"

"Aish! Sudahlah kalian! Cepat lacak ponselnya... bahaya jika madam mengetahui hal ini" Taeyong langsung mengambil ponsel Mark yang memang mereka gunakan untuk alat pelacak keberadaan Jehwa. Mereka terfokus kepada layar itu, Taeyong terlihat sangat serius hingga di layar itu menunjukan dimana Jehwa berada

"Apa ini? Dia di pantai? Pantas saja saat aku menelpon tadi hanya terdengar suara angin dan sayup sayup suara burung camar"

"Apa lagi yang kau tunggu Taeyong?!! Cepat susul dia!" Taeyong langsung melempar ponsel Mark dan menyambar kunci mobilnya sedangkan Mark mengucapkan sumpah serapah kepada Taeyong karena ponselnya di lempar

My Star, I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang