"Akhirnya telpon aku diangkat juga Ra, Kamu kapan balik?"
"Besok."
"Kamu mau aku jemput jam berapa besok di bandara Ra?" tanya Riko di ujung telpon
"Gak usah Ko, aku udah minta Munik jemput dibandara."
"yakin?"
"iya..."
"Aku kangen Ra."
"hmmm..."
Sudah seminggu sejak gw dan Deyas bertengkar di telpon dan gw memilih untuk mengakhiri hubungan kami, ratusan panggilan dan pesan darinya gw abaikan termasuk dari Riko, selama seminggu gw mencoba menenangkan diri dan menjauh dari mereka, gw memutuskan untuk cuti selama seminggu ini untuk menenangkan diri di Bali, dan untung Riko menginzinkan, mungkin dia tau kalau gw sedang butuh waktu sendiri, walau selalu sibuk menghubungi gw setiap harinya.
"Okeh, aku mau lanjut meeting diluar dengan klien."
"Oke, Bye."
Baru kali ini gw mau menjawab telponnya, Mba Ella bilang seminggu ini Riko cranky banget, dan sebentar-sebentar melihat smartphonenya saat meeting. Dari Mama pula gw tau kalo Deyas tak kalah kusut semingguan ini, hampir setiap hari dia ke rumah untuk menanyakan keadaan dan keberadaan gw. Mama juga tak banyak berkomentar saat gw menceritakan apa yang terjadi antara gw da Deyas. Beliau membiarkan kami menyelesaikan masalah kami secara dewasa.
"Besok Jadi gw jemput jam 3 sore kan Ra?" Pesan Munik masuk ke smartphone gw
"Iya Nik, besok anterin gw ke rumah Deyas ya."
"Iya, lo udah baikan kan Ra."
"Iya..."
***
"Lo yakin gak mau gw temenin ke dalem Ra?"
"Ga usah Nik, gw cuma bentar. Gw cuma mau ngomong sama Ibu nya Deyas dan balik."
"Kalo lo ketemu Deyas?"
"Ya gapapa sekalian diomongin kalo kita udah selesai. Tapi gw yakin dia masih di studionya."
"Yaudah gw tunggu disini ya."
"Iya thanks ya Nik."
Menjalin hubungan dengan Deyas bukan sekedar menjalin hubungan asmara dengan satu pribadi, namun secara tidak langsung gw juga menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Deyas, dengan Ibu dan Ayah Deyas. Mereka selama ini sangat baik kepada gw, sebetulnya ini yang membuat gw berat untuk mengakhiri hubungan dengan Deyas, gw selalu takut hubungan baik kami akan memburuk, gw merasa sangat nyaman dengan keluarga ini mereka benar-benar sangat hangat dan menganggap gw sebagai keluarga disini.
"Assalamuaalaikum, Bu" ucap ku mengetuk pintu depan rumah Deyas.
"Walaikumsalam..." Seseorang menjawab salam gw dari dalam dan membukakan pintu untuk gw.
"Ara...."Ibu sempat terkejut dengan keberadaan gw didepan rumahnya namun dia langsung menyuruhku masuk dan duduk di ruang tamu, gw yakin Deyas sudah mengatakan sesuatu kepada Ibu mengenai hubungan kami.
"Mau minum apa Ra." tanyanya lembut.
"Gak usah Bu, saya hanya sebentar."
"Deyas belum pulang Ra."
"Gapapa Bu saya mau ngobrol sama Ibu ko."
"Kalian putus ya Ra, kenapa?" tanyanya to do point, rupanya Deyas sudah menceritakannya pada Ibu, dengan begini tidak terlalu sulit untuk gw memulai obrolan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum tentu jodoh kan?
RomanceKalo tidak dipertemukan lagi berarti belum jodoh kan. Kalo sudah jodoh maka mau keujung dunia pun kita akan bertemu lagi dengan nya. The Fairytale begin....