Yang gw rasakan saat ini adalah rasa seperti sedang dipermainkan perasaan gw sendiri, seharian ini perasaan gw bagai roller coster, naik turun gak beraturan, dari seneng-seneng, sedih, seneng, sedih, seneng, gitu aja terus sampe episode terakhir kapten subasa yang ga selesai-selesai.
Mencoba berfikir positif, mungkin ini karena gw sedang PMS. Jadi semua di baperin. Tapi salah kalo gw gak suka pacar gw deket-deket dengan seseorang. Perasaan gw bilang hubungan Deyas dan Rekanda bukan sekedar sahabat biasa. jadi gw gak mau ini semakin menjadi.
Ting..
Sebuah pesan dari Deyas masuk ke smartphone gw menanyakan apakah gw sudah sampai dirumah atau belum. "Aku udah sampe rumah yas." tulisku singkat, baru beberapa menit mengirim pesan Deyas sudah menelpon gw.
"Halo..."
"Ra, maaf ini.."
"Aku lagi butuh sendiri Yas, kita bicara nanti ya. Malam." belum sempat Deyas melanjutkan ucapannya sudah ku putus
"Okeeh selamat istirahat Ra."
"oke." gw tutup telponnya. Gw butuh waktu untuk berfikir saat ini. Gw benar-benar lelah saat ini, dan butuh tidur.
***
"Lo kenapa?" Tanya Munik saat kami sudah duduk disalah satu Cafe favoritnya untuk menghabiskan weekend ini.
"Gak kenapa-napa. Eh Clara jadi dateng nik?" ucapku lesu sambil mengaduk ice coklat gw berkali-kali, tanpa berniat meminumnya.
"Pasti ada apa-apa. Cerita Ra. Jangan mengalihkan pembicaraan deh."
"Ntar pas Clara dateng aja ya."
"Oke."
Setelah Clara datang gw menceritakan semua kekhawatiran gw terhadap hubungan gw dan Deyas kepada Munik dan Clara. Termasuk soal kecurigaan gw terhadap hubungan Deyas dan Rekanda.
"Gw egois banget ya?"
"hm, menurut gw sih enggak ya Ra. tapi mungkin lo lagi sensitif aja belakangan ini. Stop menyalahkan diri lo Ra" ucap Clara
"Ra, gw udah lama tau kalo Deyas dan Rekanda punya hubungan yang special sebetulnya, karena gw pernah liat mereka di butik Rekanda saat gw fitting baju kebaya buat kondangan sepupu gw. Gw udah curiga dengan hubungan Deyas dan Rekanda, tapi karena gw pikir Deyas baik dan terlalu sempurna untuk nyakitin lo makanya gw buang tuh jauh-jauh rasa curiga gw, karena gw ngeliat lo bahagia sama dia dan dia gak berpotensi nyakitin lo, tapi kalo gini gw jadi merasa bersalah gak ngomong dari dulu, Sorry Ra." ucap Munik sambil mengelus punggung gw.
"Tapi Ra, kita musti pastiin dulu nih menurut gw. Kita gak boleh main judge kalo belum ada bukti realnya." tambah Clara.
Hati gw semakin remuk saat tau kenyataa itu. Tapi benar kata clara gw butuh bukti sebelum menjudge hubungan Deyas dan Rekanda. Semoga tidak seperti yang duga kalau sebetulnya ada yang ditutup-tutupi dari hubungan Deyas dan Rekanda. Termasuk mengenai perjodohan ini kenapa begitu mudah Deyas menerima perjodohan ini dan menerima keanehan gw, kami baru kenal sebentar dan dia sudah mengajak gw serius. Memang awalnya gw merasa itu mungkin yang namanya jodoh karena kita tidak tau kapan dia akan datang dan bagaimana.
"Yaudah sekarang kita bahas soal lo La?"
"kok gw sih Nik, gw ga gimana2 kok."
"kita kan ketemu buat bahas soal rencana lo nikah. Mana undanganya."
"iya lu La, ko kita malah dapet undangannya malah dari grup kampus sih." ucapku mengejeknya
"Kampret ya lu pada, lu kan udah tau undangan gw gmn karena gw kmrn-kmrn nanya pendapat kalian." kesalnya karena sebetulnya kami sudah tau seperti apa bentuk undangan pernikahan Clara hanya kami senang saja membully nya disaat-saat seperti ini karena 2 minggu kemarin Clara berubah menjadi Bridezilla yang benar-benar menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum tentu jodoh kan?
RomanceKalo tidak dipertemukan lagi berarti belum jodoh kan. Kalo sudah jodoh maka mau keujung dunia pun kita akan bertemu lagi dengan nya. The Fairytale begin....