Epilog

3K 132 8
                                    

Suara kombinasi pin apartemen milik Riko dan Ara terdengar menandakan seseorang baru saja akan masuk kedalam apartemen mereka di singapur.

"Aku pulang.."

"Mas... Itu kamu?" tanya Ara dari dapur saat sedang menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya. Sebetulnya tanpa perlu bertanya ara sudah tau itu suara Riko yang masuk mengucapkan salam. Siapa lagi yang akan tau kombinasi pin apartemen mereka selain mereka.

"Iya..."Riko melempar tas kantornya kesofa dan melonggarkan kerah bajunya, membuka kancing teratas dan melipat lengannya hingga siku menghampiri istrinya di dapur yang pasti sedang sibuk memasak makan malam mereka, sebelum mendekat riko memperhatikan tubuh istrinya dari belakang, tubuhnya kini sudah membesar ya sebelumnya memang besar namun saat ini ara adalah ibu hamil 7 bulan jadi tidak aneh bukan kalau tubuhnya menjadi lebih besar dari sebelumnya. Jangan tanya dengan program diet ara, semenjak menikah semua itu berantakan. Tak jarang riko akan memarahinya kalau dia ketahuan skip makan. apalagi sekarang saat istri chubbynya ini sedang mengandung anak pertama mereka, riko benar-benar menjadi sangat-sangat protektif. Sudut bibir riko tertarik keatas melihat betapa gemas dan seksinya istrinya saat ini. riko akui sejak istrinya mengandung keseksia ara bertambah berkali-kali lipat, jadi sejak diperbolehkan untuk "mengunjungi si baby" oleh dokter riko tidak pernah melewatkan kesempatan itu."

"Ra...minggu depan kita balik ke jakarta ya..." ucap riko mendekat dan memeluk ara dari belakang menaruh kepalanya pada bahu ara

"Serius?? kok dimajuin, katanya 2 minggu lagi kan hpl aku masih lama mas." tanya ara sambil mengaduk sayur sop ayam yang sedang dia masak sepenuh hati. Menu makan malam ini semua makanan kesukaan riko, riko tadi malam pesan ingin makan sop ayam dan ayam goreng, ara sempat menawarkan untuk memilih empal goreng atau ikan goreng sebagai lauk karena masak semuanya ayam, namun riko kekeh hanya ingin ayam goreng. Yasudah terserah pak suami saja.

"Bukan, mama tadi telpon. Katanya mas rama sepupu aku dari papa nikah minggu depan. Kita sekalian stay dijakarta aja sambil nunggu si baby lahir. gimana?"

"Oh mas rama, yang ganteng itu. iya...iya aku ingat. aku sih gapapa kalau dimajuin. udah kangen mama juga soalnya heheh."

"ganteng?"

"Iya lah terus apa masa cantik."

"Gantengan siapa sama aku."

"hahah jangan cemburu ah mas... ini lohhh aku lagi hamil gini masih tanya gantengan siapa."

"good. kamu cuma boleh bilang aku yang paling ganteng."

"Ish pede banget sih. udah aah geser ini aku mau lanjut masak dulu bentar lagi kelar, mending kamu mandi dulu deh. selesai mandi ini semua makanan selesai deh. Gih...."

"Aku masih kangen sama kamu." riko merengek seperti anak kecil yang dipaksa untuk tidur siang.

"Ah gombal... udah gih." ara melepaskan pelukan riko dan berbalik untuk mengecup bibir riko singkat.

"Ra, jangan macem-macem ya. ini bisa batal makan malem loh kita." ucap riko kaget dengan ciuman tiba-tiba ara.

Ara hanya tersenyum dan mendorong tubuh riko kearah kamar mereka "mandi gih sana.."

"Kayaknya aku mau ganti menu makan malem deh?" ucap riko mematikan kompor dan meletakkan spatula yang digunakan ara untuk memasak.

"Hah? mau makan apa emang kamu mas?" tanya ara bingung.

"Kamu.." dengan sigap riko mengangkat tubuh ara ala bridal style menuju kamar tidur mereka.

"Mas kamu tuh ya..aku belum selesai masak."

Belum tentu jodoh kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang