"Halo... Ra..Ara..." Suara Munik terdengar di smartphone
hanya suara tangis yang bisa didengar Munik saat ini, gw bener-bener gak bisa bersuara sekarang, rasanya benar-benar seperti kembali ke masa-masa lalu saat gw masih SMA dulu dan semua rasa sakit itu kembali gw rasakan.
"Ara lo nangis, Ara lo masih disana kan..." panggil Munik sekali lagi sedikit panik mendengar suara tangis tertahan gw.
"Kenapa lo cerita ke Riko?" cuma kalimat itu yang berhasil keluar dari mulut gw.
"Ra...Sorry gw musti ngelakuin itu ra, biar kalian akur lagi Ra."
"Kenapa lo sekarang jadi bela dia Nik, lo kan tau dia...."
"Dia ga seperti yg kita kira Ra. Dia gak sejahat itu."
"Gw masih ga bisa lupain kejadian itu Nik, yang dia lakuin itu jahat banget."
"Lo dmn? gw kesana ya..."
"Gw di mobil dibasement kantor, kita ketemu balik kantor aja ya, gw mau ketemu klien dulu mau beresin makeup. maluuu gw.." ucap ku sambil membersihkan sisa air mata ku dengan tisu
"hahah, emang lo gak pernah berubah ya Ra, sempet2nya ngelucu."
"gw lagi ga ngelucu Munik."
Tok...tok...tok.. seseorang mengetuk pintu mobil ku, dan itu Riko. Duh ngapain sih dia
"Nik gw telpon lagi nanti ya. bye" ucap ku menutup sambungan telpon kami.
"Ada apa..?" ucap ku datar dan tak menoleh kearah nya sambil membuka sedikit jendela mobil ku.
"Keluar sebentar, kita butuh bicara Ara." ucapnya sambil menunduk kearah ku dapat terlihat dia sangat frustasi saat ini.
"Gak mau...saya buru-buru ada meeting dengan klien."
"Buka atau ak paksa buka." gertakannya berhasil membuat gw keluar dari mobil, gw cuma gak mau bikin keributan disini. scandal dikantor adalah hal yang paling menakutkan, itu akan jadi santapan gosip para ibuk-ibuk rese dikantor ku apalagi Riko merupakan cowok idaman banyak kaum di kantor... bukan hanya kaum hawa, mungkin kaum kasat mata juga menyukainya.
"kamu tuh yaaaa... bisanya maksa."
"Riko ini apaan sih..." tangan gw ditarik paksa kearah pintu penumpang dan dia memaksa gw masuk dan duduk disana. dia menutup pintu dan bergegas duduk di kursi pengemudi. mengemudikan mobil gw keluar area kantor dan disinilah kami sekarang di apartemennya.
"kenapa kesini?" ucap ku saat kami sudah didalam apartemennya.
"kamu mau kita diliatin orang dan aku lelah butuh istirahat sebentar." ucapnya menarik tangan ku untuk duduk di sofa ruang tengahnya dan meletakan kepalanya di paha ku dan menarik tangan ku untuk mengelus rambutnya. kenapa jadi gini sih. gak mustinya gw mencak-mencak marah sama dia, kenapa sekarang jadi dia manja-manjaan gini.
"Aku ada meeting dengan klien Riko."
"Udah aku dispo ke Mba Ella Ra."
"kenapa?"
"Kita butuh bicara." ucapnya dengan mata tertutup.
"Tapi aku tidur dulu ya, lima menit aja. Kepala aku pening banget Ra." suhu tubuh Riko saat ini memang hangat, dia masih demam dari posisi kami sekarang gw bisa melihat wajah Riko dari dekat kulitnya benar-benar bersih, membuat iri saja. Gw baru menyadari warna rambutnya ternyata coklat tua, bukan hitam. Alisnya tebal dan rapih, hal yang paling membuat gw tertarik tidak lain dan tidak bukan adalah bulu mata lentiknya, benar-benar hasil ciptaan Tuhan sempurna sekali. setelah beberapa menit gw bisa mendengar deru nafasnya yang teratur, dia sudah terlelap rupanya. Sepertinya gw butuh menyiapkan makanan untuknya dan obat, anak ini gak bisa dibiarin sakit kan, ini hanya demi rasa kemanusiaan. Catat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum tentu jodoh kan?
RomansaKalo tidak dipertemukan lagi berarti belum jodoh kan. Kalo sudah jodoh maka mau keujung dunia pun kita akan bertemu lagi dengan nya. The Fairytale begin....