"Ra..." panggil Mba Ella membuyarkan lamunan ku.
"eungh.. gimana Mba, lo tadi ngomong apa?" sejak kemarin otak ku benar-benar belum tertata dnegan baik. Seperti ada yang salah dengan semua ini namun disatu sisi kadang aku senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
"Lo dari tadi gak konsen deh Ra, gw ajak bicara gak ada yang nyambung." ucap Mba Ella kesal.
"Maap-maap mba, kayaknya gw lagi gak enak badan deh dari tadi sumeng-sumeng gt."
"lo balik deh mendingan Ra, sebelum makin parah. Minggu depan tuh kita ada event besar dan lo ga boleh sakit" Mba Ella langsung memegang kening ku yang memang agak hangat. Mungkin karena semalam aku tidak bisa tidur yang membuat ku kurang tidur dan lemah hampir seharian ini.
"yaudah mba, gw balik dulu ya mba. Kalo ada apa-apa gw standby ya di rumah." sepertinya aku benar-benar membutuhkan istirahat dan ketenangan, saat ini aku benar-benar kacau.
aku berjalan menuju lift dengan lunglai berusaha menata kembali semua isian otak ku yang berceceran. potongan-potongan kejadian kemarin kembali mengganggu pikiran ku.
"lihat kan, sepertinya kamu benar-benar menyukai ku Ra." ucap Riko sambil tersenyum mengejek.
"si...siapa? aa...ku? menghayal kamu?" sial aku benar-benar malu sekarang. Bagaimana bisa aku masih mengelak kalo aku pun menikmati ciuman tadi.
"Kamu sepertinya menikmati ci..."
"aaaa aku ga tau...lepasin ini aku mau balik." ucapku memotong ucapnya aku benar-benar malu. Namune emang dasar Riko usilnya keterlaluan dia tetap memeluk pinggang ku dan menyeringai, senyumannya seperti mendapatkan apa yang dia mau.
"hahaha ... enggak akan. aku gak akan ngelepasin kamu Ara, dan mengulangi kebodohankan ku dulu." ucapnya di sela-sela lekukan leher ku, bisa ku rasa nafas hangatnya disana. aku merasa sekujur tubuhku menghangat sepertinya saat ini muka ku merah seperti udang saking malunya.
"Aku mohon jangan lagi kaki ku sudah lemas..." Ucapku dalam hati.
"Aku mau pulang ko, ku mohon." ucapku memohon.
"Okeh, kita pamit dulu ya ke Mama." ucapnya sambil mengelus puncak kepala ku
"Padahal aku masih kangen sama kamu Ra." lanjutnya
Ku kira suhu tubuh ku menghangat karena kejadian kemarin, tapi ternyata aku benar-benar demam kali ini. Sesampainya dirumah aku hanya bisa meringkuk didalam selimut sambil memejamkan mata berusaha menghilangkan rasa pusing yang semakin menjadi sejak beberapa jam.
"Ra ini makan dulu buburnya, trus minum obatnya ya. Mama mau ke acara Bu RT dulu." ucap mama saat meletakan nampan di nakas sebelah tempat tidur ku.
"makasih Mah."
"jangan lupa dimakan Ra, kamu tuh kalo sakit suka gak nafsu makan. sebetulnya mama suka sih kamu kurusan, tapi jangan karena sakit gini juga. Lagian ko bisa sakit gini sih." omel nya sambil menyentuh kening ku memeriksa suhu tubuh ku.
"iyaa Mah, aku cuma kelelahan aja ko." ucap ku lemah.
"nanti sore kalo masih demam, kita ke dokter ya. tunggu Raka pulang dari kampus dulu."
"iya... udah gih mama ke rumah Bu RT ntar telat lagi, udah cantik gini juga."
"ah kamu bisa aja, yaudah mama jalan ya. kalo ada apa-apa telpon mama ya." pamitnya
setelah menyantap bubur dan meminum obat, mata ku benar-benar tak bisa diajak kompromi. rasanya berat sekali dan yang hanya ingin ku lakukan adalah menggelung tubuh ku di bawah selimut dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum tentu jodoh kan?
Roman d'amourKalo tidak dipertemukan lagi berarti belum jodoh kan. Kalo sudah jodoh maka mau keujung dunia pun kita akan bertemu lagi dengan nya. The Fairytale begin....