Kekkon - 結婚

2K 130 4
                                    

Tepat hari ini adalah hari H pernikahan kami.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ara Medina Santoso dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." dengan satu tarikan nafas Riko mengucapkan ijab qobul, dan akhirnnya kami sah menjadi suami istri. Aku yang melihat dari layar di ruang rias tak henti-hentinya merapal banyak doa agar Riko tak salah dalam pengucapan ijab qobul. Aku pun dibawa Kakak mama ku untuk menuju ruang ijab qobul bertemu dengan suami ku, cie manggilnya suami dan pipi ku pun bersemu.

Sekarang tiba saatnya kami menandatangani buku nikah dan berfoto bersama keluarga dan handai taulan.

"Kamu cantik banget Ra." Bisik Riko saat kami sedang foto berdua.

"Aku tau, heheh." jawab ku berseloroh. "Kamu harus tau aku pake suntiang ini tuh butuh banyak effort, jadi kalau kamu bilang aku jelek awas aja kamu mas."lanjutku sedikit kesulitan menengok kearanya karena suntiang ini benar-benar sangat berat. Ya untuk acara ijab qobul kami menggunakan baju adat padang sesuai keinginan mama, dengan lipsik merah, baju merah dan dominasi warna bling-bling emas. Mas Riko tak mempermasalahkan soal adat apa yang akan kami gunakan untuk pernikahan ini, yang penting semua pihak bahagia begitu ucapnya. Jadi untuk asas keadilan acara resepsi kami menggunakan adat jawa seperti keinginan mama Mas Riko.

"Kamu tuh ya... haha." itu adalah tawanya yang rennyah yang selalu ingin ku dengar.

Sekarang acara berlanjut ke momen paling mengharukan, saat kami akan memohon restu dari para orang tua. Sepeninggal Papa 7 tahun lalu aku tak pernah melihat Mama menangis, selama menjadi single parent Mama selalu dapat memberikan yang terbaik buat aku dan Raka, walau beliau sangat cerewet namun kami tau itu tidak lain karena beliau begitu menyayangi kami. Namun hari ini beliau menangis menumpahkan seluruh emosinya.

"Jaga Ara ya nak Riko, jangan tinggalin dia sendirian ya walau dia suka buat kamu kesal." Ucap mama mengelus kepala Riko. Aku mendengarnya dan disana aku tau mama memang tak pernah meninggalkan aku sendirian, beliau selalu ada buat kami. Sekarang saatnya aku memeluk mama, aku hanya pernah sekali memeluk beliau, malam saat Papa pergi dan hari ini. Aku memang bukan seseorang yang bisa mengekspresikan rasa sayang ku kepada orang tua dengan skinship, berbeda dengan Raka yang lebih sering dipeluk dan di cium mama papa sejak kecil. Jadi saat ku peluk mama tangis ku tumpah. Aku harus sekuat beliau dan menjadi istri yang baik untuk Riko.

"Maafin Ara ya mah, dan terima kasih udah jaga Ara selama ini. Doakan Ara dan Riko ya Mah" ucapku saat memeluk mama.

"Selalu, mama akan selalu mendoakan kalian. Jadilah istri yang baik ya Ra." Pesannya

Malam harinya acara berlanjut ke acara resepsi dengan adat jawa. Kami menggunakan pakaian berbahan velvet berwarna biru tua, diruang rias semua orang sibuk menandani ku dan Mas Riko.

"Aku gak tau kalo wanita Padang ini juga cocok didandani seperti wanita Jawa." Ucap Riko

"Iya mas, mba nya ayu kan." ucap ibu perias yang sedang memasangkan Ronce Melati tibo dodo kepadaku.

"Iya dong bu makanya saya nikahin hahaha." ucap Riko berseloroh.

"Yo wis, ini sudah selesai. Mas sama mba nya saya tinggal dulu ya, monggo bercengkrama, kan sudah sah. Tapi hati-hati ya sama riasannya heheh." ucap ibu itu meninggal kan kami berdua.

Kami hanya tersenyum membalas guyonan ibu perias itu.

"Mas, aku aneh gak sih pake lipstik warna merah gini. Aku gak pernah pake warna merah nyala gini." itu kata-kata pertama yang keluar dari mulut ku selepas para perias keluar dari ruang ini. Aku menjoba berjalan menuju kaca dan memastikan riasan ku, benar Riko bilang aku tidak terlihat seperti wanita padang sama sekali, wajah ku saat ini benar-benar ayu seperti wanita tanah jawa, dan yang membuat ku semakin senang tubuh ku tak segempal sebelumnya. Jujur 1 bulan sebelum pernikahan ku, aku melakukan diet ketat tanpa sepengetahuan Riko, dengan alasan kita akan jarang bertemu karena Riko akan lebih sering bolak-ballik Singapur aku mengelabui Riko. Dia tidak akan membolehkan ku berdiet sama sekali.

Belum tentu jodoh kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang