"Ra, ada yang mau aku omongin sama kamu." Siang itu Riko menelpon ku dan mengajak ku keluar.
"Kamu kan masih di Bali?" Jawab ku
"Aku ambil flight lebih awal, sekarang aku udah di jalan mau jemput kamu, kita bisa ketemuan sebentar kan?" Mohonnya
"Aku masih bantuin mama sama tante buat acara lamaran besok, kita ngomong di rumah aja gimana? Musti diluar ya?"
"Hm, diluar aja ya Ra. Dirumah kamu terlalu ramai."
Ada apa ini kenapa firasat ku buruk untuk kali ini, semua bentuk fikiran negatif berputar di kepala ku, dari hal-hal sepele sampai hal terburuk kalau RIko ingin membatalkan rencana pernikahan kita di H-1 acara lamaran.
"Ra, kamu masih disana?" Panggil Riko membangunkan ku dari lamunan ku.
"Iyaaa..." Suara ku bergetar menahan tangis. Mood sialan bisa-bisanya gw selemah ini, kenapa dari semua kemungkinan yang ingin dikatakan Riko hal pertama yang terbersit dipikiran ku adalah batal menikah. Semua itu bermula dari unggahan Riko dua hari lalu di ig storynya, dia membuat polling "Bertahan" atau "Mundur", aku sempat bertanya maksud dari ig story itu kepada Riko namun dia tak menjawabnya dan malah mengalihkan isu dengan bertanya mengenai progress acara lamaran besok.
"Aku udah di depan rumah kamu, aku tunggu dimobil ya."
Nah kan sangat mencurigakan mungkin kah Riko ingin menghindari keluarga ku agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mungkin Riko akan dikeroyok oleh sepupu laki-laki ku, atau di gorok Eyang ku. Entahlah aku harus bersiap untuk kemungkinan apapun. Hal pertama yang harus aku lakukan apabila pernikahan ini batal ada resign dari tempat kerja ku saat ini. Karena gosip mengenai rencana pernikahan kami sudah berhembus keseluruh penjuru kantor dan menjadi bahan omongan para biang gosip.
Sesampainya di dalam mobil kami tak banyak bicara, Riko lebih banyak dia dan hanyut dalam padatnya kemacetan Jakarta. Padahal aku kangen sekali padanya sudah seminggu aku kami tak bertemu, selain itu selama dinas di Bali Riko sangat sulit dihubungi, dari Aryo aku tau kalau Riko sangat sibuk kadang untuk makan saja dia sering melewatkannya. Ya dia memang terlihat seperti orang yang kurang tidur dan kurang makan. Tanpa sadar ku meneteskan airmata ku saat memandang wajah Riko dari kursi penumpang, ternyata aku belum siap untuk berpisah dari Riko, aku saat ini sudah jatuh cinta terlalu dalam kepadanya. Rasanya sesak sekali lebih sakit daripada merelakan Deyas dulu. Ya Tuhan aku bersumpah akan berusaha mempertahankan hubungan ini, aku akan berubah sesuai dengan yang Riko mau, aku akan melakukan apapun, dan menjadi bucinnya.
"Kita udah sampe." segera ku hapus air mataku buru-buru tak ingin Riko melihat airmata ku.
"Kita dimana?" tanya ku melihat ke sekeliling ku, yang aku lihat ini hanya sebuah taman dipinggir danau buatan yang indah, aku tak pernah tau Jakarta punya tempat sebagus ini.
"Ini taman di dalem perumahan yang kemarin mau kita DP Ra." kenapa dia mengajak ku kesini. Dia mau langsung membatalkan DP rumah kemarin, calon rumah kita nanti. Ya Tuhan dia benar-benar ingin melakukannya sekarang. Aku benar-benar tak bisa menahan airmata ku.
"Ko, Kamu bener-bener mau ngomong sekarang?" ucap ku bergetar
"Ra kamu nangis?"
"Kamu beneran mau batalin pernikahan kita." aku menangis sejadi-jadinya "Kamu udah bosen sama aku ya? kita kesini sekalian mau batalin DP rumah yang kemaren ya? Kenapa Ko?"ucapku histeris.
"Ra, gak gitu aku cuma mau."
"Mau apa Ko, apa aku terlalu posesif belakangan ini sama kamu, maaf ya itu karena kau terlalu kangen sama kamu. Ko aku bisa ngerubah apapun demi kamu tapi jangan batalin pernikahan ini ya. aku akan jadi apapun yang kamu mau. Ko aku mohon aku belum siap Ko." ucap ku tak berniat memberikan kesempatan Riko untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum tentu jodoh kan?
RomanceKalo tidak dipertemukan lagi berarti belum jodoh kan. Kalo sudah jodoh maka mau keujung dunia pun kita akan bertemu lagi dengan nya. The Fairytale begin....