Part 15

4.7K 207 0
                                    

1 bulan kemudian...

Maya sedang berada di rumah mertuanya sambil mengobrol-obrol dengan mami Ryan. Tidak lama kemudian Rara baru pulang dan berkata...

" Assalammualaikum... "

" Waalaikumsalam. "

" Bete...!!! Bete...!!! Bete...!!! Kesel...!!! Kesel...!!! Kesel...!!! "

" Kamu bete kenapa Ra? Kesel kenapa? "

" Bete dan kesel sama mas Ryan mi. Masa di tempat umum dia bikin malu aku sih mi...!!!

" What? Bikin malu? Apa jangan-jangan Ryan kepergok ciuman dan mesra-mesraan sama pacarnya di tempat umum? "
Ucap Maya di dalam hati. Mami Ryan pun berkata...

" Bikin malu gimana Ra? "

" Kalau Rara bilang Ryan kepergok ciuman atau pun mesra-mesraan dengan pacar gay nya gimana? Kira-kira mami tahu nggak ya kalau Ryan itu gay? Kalau mami nggak tahu dan baru mengetahuinya hari ini gimana? Bisa-bisa mami syok dan kena serangan jantung. Apa yang harus aku lakukan ya allah? "
Ucap Maya berbicara sendiri di dalam hati. Tiba-tiba Raya berkata...

" Kamu tadi pasti bertemu dengan mas Ryan saat sedang bertemu dengan client kan? "

" Iya...!!! "

" Terus mas Ryan langsung panggil kamu sayang dan cium kening kamu di depan client kamu kan? "

" Iya...!!! "

" Pasti client kamu itu gebetan baru kamu kan Ra? "

" Iya...!!! Mbak Raya bawel banget sih...!!! Udah tahu aku sedang bete'. "

" Sabar adikku sayang. Kamu kayak nggak tahu masmu aja. "

" Iya Ra. Masmu itu kan selalu panggil sayang dan cium di tempat umum hanya sama orang-orang yang dia sayangi dan dia cintai aja. "
Ucap mami Ryan. Maya yang kaget mendengarnya langsung berbicara sendiri di dalam hati.

" Benarkah? Hanya orang yang disayangi dan dicintai oleh Ryan saja? Apa Ryan juga menyayangi dan mencintai aku? Tapi sayang seperti apa? Cinta seperti apa? Lagi pula Ryan selalu cium bibir aku cuma ciuman sekilas bukan ciuman yang penuh nafsu antara pria dan wanita."

Dengan sangat kesal Rara kembali berkata...
" Tapi nggak pakai cium kening juga kali mi...!!! Memangnya aku masih anak kecil apa? Memangnya aku pacarnya apa? Memangnya aku istrinya apa? Ngerusak pasaran aja deh. Kalau mas Ryan gini terus, bisa nggak laku aku. Nanti pria-pria di luar sana mengira aku sudah ada yang punya. "

" Sabar sayang, lagian mami asyik-asyik aja tuh saat masmu itu cium pipi mami di tempat umum. "

" Mami nggak malu ya mi, nanti orang-orang kira, mas Ryan itu brondongnya mami loh. "
Ucap Raya.

" Iya juga sih, Ya. Tapi masmu itu kan bukan brondongnya mami tapi anak kesayangan mami. Lagi pula masa iya mami punya brondong. Mami itu kan sayang dan cinta banget sama papi kalian. "

Ucap mami Ryan senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba Rara berkata...

" Mbak Maya, mbak Maya bete' nggak sih saat mas Ryan tiba-tiba panggil sayang dan cium bibir mbak Maya di tempat umum? "

Raya pun langsung berkata...

" Nggak mungkin bete' lah Ra. Mbak Maya pasti senang-senang aja di panggil sayang dan di cium bibir sama mas Ryan di tempat umum, semua orang kan juga tahu mas Ryan itu suaminya mbak Maya. Iyakan mbak Maya? "

Maya hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Raya. Tidak lama kemudian Ryan datang. Ryan mengucapkan salam, mencium punggung tangan kanan maminya dan mencium pipi kanan maminya.

Maya pun langsung mencium punggung tangan kanan Ryan dan Ryan mencium bibir Maya di depan maminya dan kedua adik-adiknya.

Setelah itu Ryan mencium kedua kening adik-adiknya secara bergantian. Rara yang masih kesal, cemberut pada Ryan dan berkata...

" Mas Ryan, aku nggak mau lagi di cium kening sama mas Ryan, apalagi di tempat umum, malu. Aku kan bukan anak kecil lagi. "

" Aku juga mas. "

" Iya, mas nggak akan cium kening kalian lagi. "

" Benarkah? "

" Iya. Tapi nanti, saat kalian berdua sudah menikah. "

What...?!?! Suamiku Gay...?!?! (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang