Part 5

5K 204 1
                                    

Ryan yang masih syok atas kelakuan Maya tadi segera bersembunyi. Yudha pun akhirnya keluar dari dalam mobilnya, mendekat ke arah Maya, menarik tangan Maya ke tempat yang sepi lalu berkata...

" Loe ngapain halangin jalan gue sih, May? Mau mati loe...!!! "

" Halangi jalan loe? Enak banget ya loe ngomong. Apa loe lupa yang loe lakukan sama gue tadi malam? "

" Memangnya gue lakukan apa sama loe, May? Gue nggak melakukan apa-apa? "

" Oh gitu...!!! Rupanya loe lupa kalau tadi malam loe mau memperkosa gue. Bagus, kita selesaikan masalah ini secara hukum. Gue akan laporin loe ke polisi dan gue akan penjarakan loe...!!! "

" Silahkan aja kalau loe bisa. Lagian gue nggak benar-benar memperkosa loe, gue cuma hampir memperkosa loe aja. Ingat ya May, hampir...!!! "

" Iya, itu karena gue berhasil kabur dari loe...!!! Hal tersebut tidak akan bisa melepaskan loe dari jeratan hukum karena kasus pelecehan seksual dan tindakkan kekerasan pada gue. Gue akan pastikan loe mendekam di balik jeruji besi. "

" Silahkan aja kalau loe punya bukti dan saksi. "

" Bukti? Saksi? "

Ucap Maya kaget. Yudha tersenyum menyeringai dan berkata...

" Loe nggak punya bukti dan saksinya kan Maya sayang? Kalau loe mau jeblosin gue ke dalam penjara, cari sampai dapat bukti dan saksinya. Ngerti loe? Dasar bego'...!!! Minggir loe...!!! Jangan halangin jalan gue...!!!"

Ucap Yudha kasar dan pergi berlalu dari hadapan Maya. Dengan langkah gontai, Maya berjalan menuju mobilnya dan masuk ke dalam mobil. Maya sangat kesal sekali dan menangis sejadi-jadinya.

Tiba-tiba klakson mobil Maya berbunyi sangat kencang dan tanpa henti. Ryan yang melihat hal tersebut cepat-cepat masuk ke dalam mobil Maya dan berkata...

" Sayang sayang, kamu kenapa? "

Ryan pun langsung memeriksa keadaan Maya yang telah jatuh pingsan. Ryan cepat-cepat merubah posisi duduk Maya dan membawa Maya ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di depan rumah sakit,  Ryan berlari-lari menuju ruang UGD sambil menggendong tubuh Maya. Maya pun langsung mendapatkan tindakkan medis.
_________________

2 jam kemudian...

Ryan duduk di atas sofa sambil memainkan laptopnya. Tiba-tiba Ryan berkata...

" Maya benar-benar hebat, dia benar-benar artis multi talenta dan tulang punggung keluarga. Dia memulai kariernya sejak 10 tahun yang lalu.  Suaranya sangat merdu dan aktingnya sangat bagus, natural. Pantas, banyak sekali penghargaan yang sudah didapatnya baik di bidang nyanyi maupun di bidang akting. Prestasinya di sekolah juga bagus. Pasti sulit sekali mengatur jadwal antara pendidikan formal dan pekerjaan. Apalagi jam kerjaannya tidak teratur. "

Tidak lama kemudian Maya siuman dari pingsannya dan berkata...

" Ini dimana? "

" Sayang, kamu udah bangun? "

" Loe? Ini dimana? "
Ucap Maya kaget saat melihat Ryan. Maya pun berusaha cepat-cepat bangun tetapi Ryan langsung menahannya dan berkata...

" Sayang kamu mau kemana? Kamu harus banyak istirahat, tadi kamu pingsan di dalam mobil kamu, kamu ingat kan? "

Maya pun mengingat-ngingat kejadian di parkiran tadi. Setelah mengingat hal tersebut, Maya kembali berkata...

" Ini dimana? "

" Di rumah sakit, sayang. "

" Gue mau pulang...!!! "

" Sayang, kamu nggak boleh pulang dulu. Kamu harus di rawat dulu di rumah sakit ini sampai benar-benar sembuh. Tadi dokter bilang kamu sedang stres, dehidrasi, kurang istirahat dan kurang nutrisi. "

Maya tidak memperdulikan semua ucapan Ryan dan langsung berkata dengan panik...

" Bukti? Saksi? Gue harus cari bukti dan saksi secepatnya...!!! "




What...?!?! Suamiku Gay...?!?! (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang