Part 17

4.9K 206 2
                                    

Maya dan Ryan duduk di sofa kamar mereka berdua saling diam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tiba-tiba Maya menusuk-nusukkan jari telunjuknya di lengan Ryan sambil berkata...

" Suami maaf, aku salah..."

Ryan berbalik menghadap Maya, membelai-belai wajah cantik Maya dan berkata...

" Kamu nggak salah apa-apa sayang. Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu. Seharusnya kamu dulu nggak nikah sama aku. Maaf ya sayang, dulu aku memanfaatkan kamu untuk kepentingan pribadi aku. "

" Iya dimaafin. Tapi alasannya apa dulu kamu butuh status pernikahan  secepatnya, suami? "

" Karena mami, papi, Raya dan Rara selalu mendesak-desak aku buat cepatan menikah, sayang. "

" Memangnya kenapa mereka berempat mendesak-desak kamu cepatan nikah? Apa karena faktor umur? "

" Iya sih tapi yang paling penting demi kedua adik-adik aku. Mami dan papi bilang kedua adik-adik aku nggak boleh nikah sebelum aku nikah. Menikah harus sesuai urutan umur. Yang muda nggak boleh nikah duluan sebelum yang tua menikah. "

" Oh gitu. Tapi kamu nggak gay kan, suami? "

" Ya nggaklah...!!! "

" Tapi kata orang kamu gay...!!! "

" Kata siapa? Kamu dengar dari mana sayang? "

" Kata orang-orang yang bergosip tentang kamu di toilet wanita waktu kita party dulu. "

" Oh gitu. Pantesan sikap kamu langsung berubah jadi lebih nyaman sama aku, ternyata karena kamu kira aku ini seorang gay. "

" Ya iyalah, kamu kan tahu sendiri aku selalu melindungi diri aku sendiri seperti apa jika berada di dekat kamu. Baik dari pakaian, sikap maupun tindakkan aku. "

" Iya sayang, aku tahu kok. "

" Suami, kamu kenapa selalu cipika cipiki sesama pria sih, apalagi di tempat umum? Kayak wanita aja. "

" Memangnya kenapa sih sayang? "

" Orang lain yang melihatnya kan jadi semakin curiga dan berburuk sangka sama kamu. Termasuk aku juga sih. "

" Sayang, orang Islam itu biasa cipika cipiki seperti itu saat saling menyapa. Pria sama pria, wanita sama wanita. Kan sama-sama muhrim, di Arab juga seperti itu. Iya kan? " 

" Iya ya. Suami, jadi kamu itu beneran bukan gay kan? "

" Demi allah aku bukan gay, sayang. Aku 100% normal...!!! "

" Masa sih? "

Ucap Maya tersenyum sambil mencolek dagu Ryan dengan jari telunjuknya. Ryan pun tersenyum dan berkata...

" Mau bukti? "

Ucap Ryan langsung mendorong tubuh Maya ke sofa. Kini posisi Ryan berada di atas tubuh Maya. Kedua mata Maya dan Ryan saling bertatapan mesra. Perlahan-lahan Ryan mendekatkan bibirnya ke bibir Maya.

Mereka berdua pun berciuman dengan penuh gairah lagi dan lagi sampai suara detak jantung mereka berdua terdengar dengan jelas dan tubuh mereka berdua terasa panas.

Tiba-tiba mereka berdua langsung menghentikan aksi mereka berdua dan duduk kembali di sofa dengan sangat canggung. Untuk memecahkan suasana yang canggung tersebut, tiba-tiba Maya berkata...

" Ac nya panas banget ya, suami. Padahal suhunya 16°C. "

" Iya sayang, tapi aku udah terbiasa kok seperti ini hampir setiap malam. Apalagi saat kamu memakai pakaian di depan aku. Saat kamu tidur di samping aku dengan menggunakan lingerie super sexy atau pun baju super sexy dan celana super pendek. Saat kamu tidur-tiduran di kedua paha aku. Saat tangan kamu mengelus-elus dada aku dan saat jari-jari tangan kamu yang lentik itu bermain-main di atas perut six pack aku. "

" Benarkah? "

" Iya sayang. "

Ryan dan Maya saling berhadap-hadapan dan berpegangan tangan. Ryan pun berkata...

" Sayang, ciuman tadi membuat tubuh aku terasa panas dan aku pengen banget malam ini ML sama kamu. Kamu mau nggak, kalau malam ini kita berdua menyempurnakan pernikahan kita berdua? "





What...?!?! Suamiku Gay...?!?! (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang