Part 3

5.9K 230 1
                                    

Para wartawan yang masih penasaran kembali bertanya...

" Mbak Maya, kenapa pagi-pagi seperti ini anda sudah ada di dalam rumah mas Ryan? "

" Apa? "
Ucap Maya sangat kaget.

" Apa semalam anda bermalam di rumah mas Ryan dan menghabiskan malam bersama? "

" Apa? "

" Apa jangan-jangan kalian berdua memang sudah tinggal 1 atap sejak dulu tanpa ikatan pernikahan? "

" Apa? "

" Sayang, kamu kenapa jawab apa apa terus sih? "

Ucap Ryan sambil menatap kedua mata Maya dengan lembut dan mesra. Ryan pun kembali berkata pada wartawan...

" Maya tidak pernah bermalam di rumah saya dan kita tidak tinggal di dalam satu atap bersama tanpa ikatan pernikahan. Maya memang pagi-pagi sekali datang ke rumah saya karena dia khawatir dengan kondisi saya. Semalam saya sedang sakit dan semalam Maya tidak bisa datang mengunjungi saya karena Maya sedang sibuk syuting sampai larut malam. "

Maya speecless mendengar semua ucapan Ryan. Maya pun berbicara sendiri di dalam hati...

" Sakit? Sakit jiwa iya...!!! Bravo...!!! Bravo...!!! Luar biasa aktingnya. Lebih cocok dia yang jadi pemain film dari pada aku. Dasar laki-laki bejat, brengsek, pembohong, otak udang, otak sapi, otak..."

" Sayang..."

" Ya. "

Ucap Maya spontan karena kaget. Ryan tersenyum manis pada Maya dan kembali berkata...

" Sayang ayo kita berangkat. "

" Apa? "

" Bukan apa sayang, tapi iya. "

" I...ya. "

" Maaf ya mas-mas dan mbak-mbak, saya dan calon istri saya mau pergi dulu. "

Ucap Ryan sopan pada semua wartawan sambil menggenggam tangan kanan Maya dengan lembut dan mesra. Ryan dan Maya pun langsung masuk ke dalam mobil dan cepat-cepat pergi meninggalkan rumah Ryan.

Saat Maya merasakan tidak ada satu orang pun wartawan yang mengikuti mereka, Maya langsung melihat ke belakang mobil dan berkata...

" Berhenti...!!! "

" Ngapain berhenti sih sayang? "

" Sayang sayang, kepala loe peyang...!!! Stop ya ngomong sayang sayang sama gue, kenal aja nggak. Dasar pemerkosa...!!! "

" Come on sayang, kamu jangan ngomong kasar seperti itu sama aku, aku ini kan calon suami kamu. "

" Calon suami? Calon suami dari Hongkong...!!! "

" Memangnya kamu nggak mau ya sayang, kalau aku itu jadi suami kamu? "

" Nggak...!!! "

" Terus, kamu maunya apa sayang? "

" Mau gue, loe masuk penjara bersama dengan Yudha...!!! "

" Yudha? Yudha itu siapa? "

" Yudha itu laki-laki bejat, otak mesum, pemerkosa sama kayak loe...!!! "
Ucap Maya penuh emosi dengan mata berkaca-kaca dan berlinangan air mata.

Ryan yang melihat Maya menangis langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan berbicara sendiri di dalam hati...

" Pemerkosa? Jadi Yudha itu seorang pemerkosa. Apa jangan-jangan tengah malam tadi dia habis di perkosa oleh Yudha? "

Ryan mengambil beberapa lembar tisu untuk Maya dan memberikannya pada Maya tetapi Maya langsung menepis tangan Ryan dan tisu-tisu tersebut jatuh berhamburan di atas lantai mobil. Maya menatap tajam ke arah Ryan sambil berkata...

" Nggak usah sok baik deh loe sama gue. Gue nggak butuh tisu dari loe...!!! "

Ryan tidak memperdulikan semua ucapan Maya tetapi sibuk mengambil sarung tangan dari dalam dashbord, memakai sarung tangan tersebut, mengambil tisu-tisu yang jatuh tersebut dan langsung membuangnya ke dalam kotak sampah kecil yang berada di dalam mobilnya beserta sarung tangannya. Maya speecless melihatnya dan langsung berkata...

" Loe OCD? "

" Iya, makanya ingus dan air mata kamu cepatan dibersihkan biar muka kamu bersih kembali. Sekalian, rapikan make up kamu biar tidak berantakkan lagi. "

" What? "
Ucap Maya sangat kesal pada Ryan. Maya pun langsung mengambil beberapa lembar tisu dan mengikuti semua perintah Ryan tadi.

What...?!?! Suamiku Gay...?!?! (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang