Part 16

4.7K 205 2
                                    

2 bulan kemudian...

Maya berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan berpikir. Sesekali Maya berhenti. Tiba-tiba Maya mengangkat jari telunjuknya ke atas dan berkata...

"  Jangan-jangan waktu itu benar lagi Ryan tidak memperkosa aku. Waktu itu kan nggak ada darah perawan aku di atas sprei. Apa jangan-jangan waktu itu sprei yang ada noda darahnya udah di ganti sama Ryan? Secara, dia kan MR. OCD. "

" Tapi orang bilang, nggak selamanya pertama kali kita melakukan hubungan sex itu akan keluar darah. Bisa jadi darah perawannya keluar saat hubungan sex yang berikutnya. "

" Tapi orang-orang bilang, saat pertama kali kita ML, pasti MS. V kita akan terasa perih. Waktu itu MS. V gue nggak terasa perih sama sekali. Kira-kira ada nggak ya pertama kali wanita ML tapi MS. V nya nggak terasa perih? " 

" Ya allah aku bingung banget nih. Kira-kira sekarang aku benaran masih perawan atau nggak ya? "

Maya kembali berjalan mondar-mandir sambil mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di atas dagu. Tiba-tiba Maya berhenti kembali dan berkata...

" Kenapa aku bego' banget ya? Kenapa aku nggak ke rumah sakit aja buat test keperawanan? Tapi test keperawanan itu caranya gimana ya? "

Maya langsung berlari-lari, mengambil laptopnya, duduk di kursi dan membuka google. Kedua mata Maya terpaku di atas layar laptop sambil mulutnya komat-kamit membaca artikel yang ada di layar laptop. Tiba-tiba Maya berbicara sendiri di dalam kamarnya...

" Gini amat ya test keperawanan. Kalau dokter yang memeriksa aku nanti adalah dokter laki-laki gimana? Oh...tidak...!!? Pasti itu sangat memalukan sekali. Di periksa oleh dokter wanita aja memalukan, apalagi di periksa sama dokter laki-laki. "

Maya kemudian mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas dagu dan berbicara sendiri di dalam hati...

" Kalau aku nggak menjalani test keperawanan, aku jadi penasaran. Sebenarnya aku masih perawan apa nggak. Kalau hasilnya aku masih perawan, pastinya aku senang banget. Kalau aku udah nggak perawan lagi dan benar-benar di perkosa oleh Ryan, ya sudahlah. Toh dia sekarang sudah jadi suami aku. "

Saat Maya akan mematikan laptopnya, tiba-tiba Maya kembali berbicara sendiri...

" Kalau aku menjalani test keperawanan di rumah sakit, nanti beberapa dokter dan perawat-perawat di rumah sakit tersebut bergosip tentang aku yang nggak-nggak. Kalau wartawan sampai tahu kan gawat. Mereka semua pasti mempertanyakan kenapa aku menjalani test keperawanan. Kalau hasilnya aku benar-benar masih perawan, mereka juga pasti mempertanyakan kenapa aku masih perawan. Masa iya wanita yang sudah menikah selama 6 bulan masih perawan. "

Maya menggaruk-garuk kepalanya dan berkata...

" Bingung... bingung... bingung...!!! "

" Kamu kenapa bingung sih, sayang?"

Ucap Ryan tiba-tiba berada di samping kanan Maya dan mencium pipi kanan Maya sekilas. Saat Ryan membaca artikel di laptop, Ryan langsung berkata...

" What? Test keperawanan? Sayang, kenapa kamu baca artikel ini? "

" Bukan apa-apa kok, suami. "

" Bo'ong? Kamu bo'ong kan sayang? "

" Iya, aku bo'ong. "

" Terus buat apaan? Buat test keperawanan? "

" Iya. "

" What? Kenapa dia mau menjalani test keperawanan ya? Apa jangan-jangan dia masih perawan? "

Ucap Ryan di dalam hati. Ryan pun kembali bertanya pada Maya...

" Sayang dengar baik-baik, aku nggak akan pernah ngizinin kamu buat test keperawanan. Jika aku tahu ada dokter yang memeriksa organ intim kamu, apalagi dia dokter laki-laki, aku pastikan dia akan mati di tangan aku...!!! "

" Apa? Memangnya kenapa? Aku kan penasaran pengen tahu, sebenarnya aku ini masih perawan apa nggak. "

" Buat apa? "

" Buat memastikan suami aku itu gay atau bukan. "

" What...?!?! Gay...?!?! "

" Iya. Kamu gay kan, suami? "

What...?!?! Suamiku Gay...?!?! (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang