00:16

841 37 5
                                    

Sinar mentari pagi yang cerah menemani Faren yang sedang berjalan santai sambil menikmati alunan lagu dari earphone nya. Pagi ini entah kenapa Faren merasa tidurnya tidak nyenyak sampai-sampai jam 04.00 pagi saja Faren sudah bangun.

"Meski bibir ini tak berkata bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita...." Suara yang merdu menemani sunyinya hutan.

"Dan tak mungkin ku melupakanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara.. bahwa aku.. inginkan kau ada...." Suaranya terhenti, Faren merasa ada yang mencekal pergelangannya erat yang membuat dirinya sendiri merinding.

"Pliss.. pliss kalo lo perampok jangan apa-apain gue, gu-gue ga punya apa-apa" ucapnya dengan nada tegang.

Seseorang yg mencekal tangan Faren hnya mendengus di ceruk lehernya. "Bangsat gausah napas di leher gue nyet!" Kaget Faren.

"Ngomong apa Lo barusan?" Ucap seseorang yang mencekal pergelangan Faren dengan nada yang di buat lebih berat.

"Eh eh iya ampun kalo lo setan jangan bunuh gue pliss, gue masih jomblo blom kawin" katanya yang membuat seseorang dibelakangnya terkikik geli.

"Buwahahahha" tawanya peceh mendengar penuturan Faren.

Faren bingung "setan bisa ketawa?" Batinnya. Faren menoleh dengan perlahan dengan ragu tapi pasti, terus menoleh dan akhirnya melihat siapa yang sejak tadi menakutinya.

"ANJING BANGSAT BEGO TOLOL! GILA YA LO! LO MAU BIKIN GUE JANTUNGAN NYET?!" Semprot Faren kesal melihat orang yang sejak tadi mengerjainya adalah Nando.

"Buwahahahha ternyata lo bisa takut juga yaa buwahahahha" ucap Nando sambil memegangi perutnya yang merasa sakit karena terus tertawa.

"Ga usah ketawa deh! Ga ada yang lucu." Sinis Faren.

"Oke..oke" kata Nando sambil mencoba berhenti tertawa tetapi selang beberapa detik tawanya pecah lagi. "Bwahahah!"

"Bangsat!" Umpatnya dan berjalan meninggalkan Nando.

"Eits tunggu dulu" kata Nando mencekal tangan Faren.

"Apa lagi sii Nan?" Tanya Faren dongkol.

"Lo mau kemana?"

"Balik ke tenda lah bego"

"Lo mau nyanyi?"

"Nyanyi?" Perkataan Nando berhasil membuat Faren mengingat sesuatu "anjir gue lupa kalo kita di suruh nyanyi bareng" panik Faren "tapi sumpah gue males kalo duet sama lo" celetuk Faren.

"Dih najis mugolazoh gue duet bareng lo ren, suara kek kaleng bocor aja bangga" ucap Nando mendramatis.

"Dih alay" celetuk Faren.

"Bacot! Udah ayo ikut gue"

"Eh..eh lepasin gue! Lo mau bawa gue kemana" tolak Faren sambil berusaha melepas cekalan Nando.

"Udah lo diem dan ikutin gue" perintah Nando sambil menyeret paksa Faren.

"Ih pelan-pelan anjing tangan gue sakit"

"Bacot diem ga Lo"

"Lepasin dulu sakit ini setan"

"Diem apa mau gue cium?" Ancam Nando dengan senyum nakalnya yang langsung dipatuhi oleh Faren.

Beberapa menit berlalu akhirnya Faren dan Nando sudah sampai di suatu tempat yang.... Indah. Bukan, bukan indah tapi sangat indah.

Faren masih tercengang melihat keindahan yang berada tidak jauh di depannya. Hutan yang hijau dengan banyak tanaman bunga dan danau kecil yang bersih dengan air terjun yang mengalir.

Bad Girl & BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang