*16-Kaindra

45 1 0
                                    

Senyuman cerah terhias di wajah cantik Alisha. Siswi itu merasa memiliki hari baru di sekolahnya. Dia nggak akan takut lagi dengan Ezra karena telah menyelesaikan misi berat itu.

Senyuman kepercayaan dirinya pudar seketika saat melihat Ezra duduk di bangku ujung saat jam makan siang. Callia yang mengerti tertawa puas. "Katanya nggak bakal takut lagi. Kok lo ngajak pindah tempat duduk sih?"

Alisha mendelik kemudian memajukan diri agar Callia bisa mendengar suara lirihnya. "Lo tuh kalo ngomong jangan keras-keras. Kalo denger gimana? Udah yuk. Di pojok masih kosong tuh."

Sahabat emang gitu ya, kadang suka tertawa diatas penderitaan temannya. "Udah udah ngga papa. Melatih mental lo biar nanti ngga jantungan pas bimbingan."

Alisha melirik meja ujung yang berjarak dua kursi, seseorang duduk di depan Ezra dan membuat tawa Callia terhenti. Lucas yang dengan santai langsung memakan makanannya. "Mampus lo!" Tawa Alisha balas dendam sambil menunjuk puas wajah pucat temannya.

Diam-diam kedua objek yang menjadi pembicaraan mereka melirik. Merasa heran dengan sikap keduanya yang tak normal. Apalagi Alisha menaruh potongan kecil sosis ke piring Callia. "Makan yang banyak ya. Biar kuat!"

Tangan Alisha sigap sebagai perisai saat Callia mengangkat tangan kirinya. "Heh Daniel Brian sinih." Panggil Callia yang membuat Alisha malu.

Daniel mendekat dan berdiri di samping meja. "Dih, nggak normal kalian berduaan gitu."

"Ngaca lo, gue tau diem-diem lo sama Brian homoan kan?" Ucapan Callia membuat Daniel melotot. Menaruh piring kemudian menutup mulut Callia. "Lo ngomong sembarangan ya!"

Callia mengedipkan mata meminta bantuan Alisha tapi cewek itu hanya menjulurkan lidah. "Udah niel, lo nggak kasian apa tuh callia kesenangan lo bekep."

Brian tertawa ternyata dari tadi berdiri di belakang Alisha dan mengambil kursi di samping Alisha. Cewek itu bersyukur jadi ada yang menghalangi dia dan Ezra.

"Jahat lo Sha!" Callia protes setelah Daniel melepaskan tangannya. Pemuda itu duduk di samping Callia. "Eh Luna, sendirian aja. Sinih duduk." Ajak Daniel tak lama setelah menyendokkan nasi ke mulutnya melihat Luna berjalan sendiri.

Cewek itu mendekat, melihat teman sekelasnya itu meminta persetujuan. Alisha yang di sampingnya mengangguk. "Duduk aja lun, masih kosong tuh." Tunjuk Alisha di tengah.

Padahal di kondisi begitu harusnya Brian dan Alisha geser biar Luna nggak kesulitan duduk. Tapi dia tak ingin lebih dekat dengan Ezra, untung Brian membantu Luna memegangi piring.

Beberapa kali Alisha melirik Luna, kenapa Luna imut banget ya? Pipinya gampang banget merona, matanya yang bulat dan sifat kalem nya bikin banyak orang pengen mendekat. Belum lagi dengan sifatnya yang terkadang kayak anak kecil tapi terkesan alami membuat semakin lucu.

Cewek itu menyadari Brian sedari tadi juga menatapnya membuat kening berkerut. "Kalian berdua tatap-tatapan aneh gitu bikin gue curiga kalian tuh ada hubungan tertentu." Sindir Callia yang mendapat persetujuan dari Daniel.

Alisha melengos, menghindari Brian. "Suudzon itu dilarang loh ya!"

Callia terkekeh membuat Alisha memutar bola mata dan mendapati Brian juga sedang merapatkan bibir melihatnya. "Lo juga kenapa sih Yan?" Pertanyaan itu mendapat gelengan tapi pemuda itu juga semakin terlihat jelas menahan tawa.

"Sha." Dia mulai buka suara. Telunjuknya memegang dagunya sendiri. Alisha kebingungan.

"Apa?" Mulai ikut memegang dagu.

"Ini." Kata pemuda itu masih dengan telunjuk didagu. Alisha meraba-raba dagu lagi. Kayaknya ada bekas makanan.

Alisha menaikkan dagu. "Masih ada?"

"Masih." Jawab Brian. Callia melihat sekilas lalu menunduk sibuk sendiri.

"Sebelah mana sih? Ini?" Gadis itu geram, bertanya pada Daniel. Cowok itu tersedak lalu minum air dari botol membelakangi Callia.

Merasa tak di respon Alisha kesal. "Dih, Yan yang mana?" Bertambah bingung juga.

"Ini nih ini." Brian senyum senyum masih menunjuk tempat yang sama di wajahnya sendiri.

Si kalem Luna hanya melihat Alisha tanpa ekspresi. Daniel memengang perut, tertawa lirih. Sedangkan Callia sudah menutupi wajah. "Apaaan sih?" Alisha dongkol, mengambil hp buat ngaca. Wajahnya ada apanya sih?

Nggak ada apa-panya kok, giginya juga bersih. Brian tertawa sangat keras sambil memegangi perut, diiringi Daniel lalu Callia. Beberapa anak jadi memandangi meja mereka. Termasuk kedua meja ujung yang diisi oleh Lucas dan Ezra.

Alisha sudah mengumpat kasar dalam hati. Rasanya ingin menumpahkan makanan ke wajah temannya itu. Terutama Brian.

"Brian, sialan lo!" Pemilik nama masih tertawa.

"Sumpah ya, lo lucu abis. Baru tau ada anak kelas lucu kaya lo." Brian menegak minumnya. Dia sangat bahagia melihat Alisha menderita.

Alisha merengut, "au ah," kemudian berdiri, mengambil piring dihadapannya.

Callia menatap Alisha. "Eh, mau kemana? Gue tunggin." katanya mengunyah makannya cepat. "Gue ngeskrim doang. Ntar balik lagi." Jawab Alisha masih jengkel.

"Woy nitip." Brian menyodorkan uang berwarna hijau. Alisha menerimanya sambil menarik turunkan alis berkali-kali.

"Gue traktir dong." Brian harus menebusnya karena sudah mengerjai.

Brian menggeleng kuat. "Ogah."

"Cih, yaudah nggak jadi. Nih" Alisha mengembalikan uang yang tadi diterimanya. "Yaudah, pake aja. Gue nitip yang vanila."

Callia menengok, "Brian, gue enggak?" Ia mengedipkan mata sok imut. "Gausah. udah sha, buruan ah." Kata brian sambil menggusah.

🎬🎬🎬

Alisha menurut ke tempat es krim. Tangannya menunjuk-nunjuk masih memilih eskrim untuk dirinya sendiri. Pengen yang cokelat tapi kayaknya yang mangga seger.

"eh, Alisha?" Pemuda disampingnya menyapa dan dibales cengiran saja. Dia Kaindra Sachio. "Mau beli eskrim?" Katanya mengambil eskrim bluberry. Alisha mengangguk.

"Bingung ya mau yang mana? Yang ini aja nih. Manis kaya lo." Dia menunjuk rasa lemon.

Alisha melirik, "itu asem kali Ka." Jawabnya apa adanya.

Kaindra tertawa. "Ambil yang mana jadinya?" Ucapnya masih disamping Alisha. Dia menunggu Alisha atau bagaimana?

Gadis disamping Kaindra akhirnya mengambil yang rasa semangka. "Ini aja deh Ka."

"Bu ini ya, dua sama yang ini." Kaindra menyodorkan uang lalu menunjuk Es krim Alisha. "eh, nggak usah Ka." Jelas Alisha merasa tak enak hati. Enggak ada angin enggak ada hujan langsung traktir aja. Dan mereka baru bertemu sekali.

"Nggak papa, sekalian buat nebus gara-gara soal lo yang kemarin."

"Tapi Ka.." Alisha membeku saat Kaindra mengusap kepalanya. LAGI. Kaindra kenapa sih? Kepala Alisha ada apanya? Mereka bertemu bahkan belum sepuluh kali.

"Gue duluan ya.." ucapnya dan berlalu dari hadapan Alisha.

Glass BeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang