BAGIAN 15

119 19 1
                                    

TENTANG SYIFA

Romeo masih saja memikirkan rahasia Demian meski sudah lewat hampir seminggu. Rasanya jiwa Romeo terus saja berkecamuk karena tak memberitahu Diandra tentang kondisi Demian.

Jam masih menunjukkan pukul enam pagi saat ia tiba di kantornya, dan pada saat itu pula seseorang menyapanya dengan ramah.

"Selamat pagi."

Romeo terpaku beberapa saat ketika melihat sosok Syifa yang sudah berdiri di lobi kantor.

"Kau..., apa yang kau lakukan di sini pagi-pagi sekali?," tanya Romeo.

"Aku karyawan magang yang baru, Kak Diandra memintaku datang pagi-pagi sekali," jawab Syifa.

Romeo pun berlalu begitu saja menuju ruangannya. Sejujurnya, ia salah tingkah dan merasa bingung harus berbuat apa di depan wanita itu.

Usai menutup pintu ruangannya ia segera menghubungi Diandra.

"Halo Rom..., ada apa? Gue lagi masak nih," sapa Diandra.

"Lo kok nggak bilang sih, kalau Syifa mau magang di sini?," cecar Romeo.

"Emangnya kenapa?," tanya Diandra.

"Nggak..., terakhir gue ketemu sama dia sekitar empat bulan yang lalu, sekarang dia agak tambah tinggi ya?," Romeo benar-benar bingung mau mengatakan apa.

Diandra terkikik diam-diam.

"Nggak mau ditambahin? Dia tambah cantik, tambah imut, dan tambah lemah lembut," goda Diandra.

"Iya sih... ."

"Apa???."

"Eh..., bukan apa-apa! Nanti gue telepon lagi, bye... ," Romeo menutup teleponnya.

Diandra pun sudah tak mampu lagi bertahan.

HAHAHAHAHA!!!

Kareen muncul di dapur dan langsung menggebuk bahunya dengan keras.

"Udah gila lo??? Ketawa kenceng banget kaya' mak lampir!!!," omelnya.

"Aduhhhh..., bahu gue geser nih kaya'nya," rengek Diandra.

"Otak lo yang geser!!!."

HAHAHAHAHA!!!

Diandra kembali meneruskan tawanya yang tertunda.

Romeo keluar dari ruangannya sambil membawa berkas pesanan yang baru setengah ia kerjakan. Ia menemui Syifa di ruangan karyawan magang.

"Syifa, bisa tolong lanjutkan dan koreksi pekerjaanku?," pinta Romeo, sebagai alasan untuk menemui wanita itu.

Syifa tersenyum manis sehingga jantung Romeo tiba-tiba berdetak lebih cepat.

'Ayolah Romeo..., itu hanya sebuah senyuman,' bisik batinnya sendiri.

"Baik, akan ku kerjakan," jawab Syifa seraya mengambil berkas dari tangan Romeo.

Romeo merasakan betapa lembutnya kulit tangan Syifa.

'Ayolah Romeo..., itu hanya kulit tangan biasa. Tangan Diandra dan Kareen juga lembut, kan?,' lagi-lagi batinnya berbisik.

"Serahkan ke ruanganku sebelum jam sembilan," pinta Romeo.

"Baik, akan ku antarkan langsung ke ruangan Kakak," balas Syifa.

Romeo memutar balik tubuhnya dan berjalan cepat meninggalkan Syifa dengan senyuman yang sangat luar biasa bahagia.

'Ayolah Romeo..., jangan bertingkah konyol! Memangnya kenapa kalau dia akan datang ke ruanganmu?,'

Diandra tiba di kantor tak lama kemudian. Wanita itu langsung menuju ke ruangan Syifa untuk mengecek keadaannya.

MY ROOMATE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang