ARTI BAHAGIA
Raiden POV
Aku membuka mata setiap hari sejak kecil, dan yang selalu ku lihat untuk pertama kalinya di pagi hari adalah Kaffa. Aku selalu memastikan, bahwa adikku satu-satunya itu selalu ada di sampingku.
Aku tak pernah ingin kehilangan Kaffa seperti aku kehilangan kedua orang tuaku. Bagiku, Kaffa adalah pusat kebahagiaan dalam hidupku yang harus selalu kupertahankan.
Aku begitu kaget, ketika suatu hari aku menerima kenyataan bahwa nyawa Kaffa terancam karena perbuatanku di masa lalu. Bukan hanya itu, bahkan nyawa kedua sepupu terdekatku pun juga berada dalam bahaya.
Aku terkurung di balik dinding kaca tebal, di mana Kaffa juga ikut terkurung di sana akibat dari rasa khawatirnya padaku. Ia ikut diculik, karena mencari keberadaanku di kantor.
Dari sanalah, aku menyadari segalanya, bahwa apa yang kulakukan di masa lalu sangat berdampak di masa depan. Dan aku menyadari itu, dari Diandra, melalui rekaman kamera yang tertanam di bahunya dan bahu korban bully-an kelompokku dulu, Kareen.
Wanita itu muncul entah darimana, namun dia membeberkan segalanya tentang GFH, tentang kelompokku, tentang seluruh anggota dalam kelompokku, dan bahkan, tentang aku.
Aku mencerna baik-baik dari balik dinding kaca pada hari itu, tentang apa yang Diandra perjuangkan. Bukan hanya semata-mata untuk menyelamatkan dirinya sendiri, tapi justru untuk menyelamatkan banyak orang, termasuk Kaffa - adik kesayanganku.
Aku benar-benar mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya, ketika dia berhadapan dengan Lizzy.
"Lizzy!!!."
Aku melihat Diandra bangkit dari bangku taman untuk menghalangi Kareen dari Lizzy. Aku tak mengerti mengapa dia melakukan itu, sementara Lizzy terlihat terkejut ketika Diandra menyebut namanya dengan benar.
"Lizzyara Armetha! Perempuan yang suka sama Raiden tapi ditolak!."
Lagi-lagi aku terkejut di buatnya. Darimana dia tahu bahwa aku pernah menolak Lizzy?, dan di saat bersamaan aku melihat Diandra mulai menciptakan jarak di antara dirinya dan Lizzy. Kareen hanya mampu bersembunyi di balik punggung Diandra, dia ketakutan. Aku tak paham sama sekali, mengapa Diandra tak memiliki rasa takut.
Aku melihat Lizzy yang tak lagi tersenyum manis, ia mulai menampakkan wajah aslinya yang dipenuhi sifat jahat di depan Diandra dan Kareen.
"Elo kan yang nyuruh Arika untuk menyimpan surat cinta di dalam tas milik Kaffa Syailendra???."
Diandra mulai mencecarnya, namun Lizzy tetap terdiam karena tak bisa membantah. Kareen terlihat terkejut setangah mati. Aku melirik ke arah Kaffa yang berdiri tak jauh dariku.Tak bisa dipungkiri, Kaffa terlihat sangat kaget saat itu, dan bahkan semua orang yang sedang menyaksikan hal itu melalui sebuah layar pun ikut terkejut. Aku kembali fokus pada layar.
"Gue yang menukar surat itu dan menyimpan surat yang gue buat di dalam tas milik Kaffa!!! Arika kalah telak, dan lo nggak bisa nyakitin Raiden lewat Kaffa."
Saat itu otakku dipenuhi banyak pertanyaan untuk Diandra. Kenapa dia mencegah Arika dan Lizzy untuk tidak menjebak Kaffa? Kenapa Diandra mencegah Lizzy untuk tidak menyakiti aku melalui Kaffa? Sementara kenyataannya, aku bahkan sama sekali tak menyadari jika setiap tindakanku di masa lalu bisa saja membuatku kehilangan Kaffa, jika bukan karena Diandra yang mencegahnya.
"Gue tahu, Raiden anggota utama GFH dan punya hobi yang tidak berprikemanusiaan. Tapi bukan berarti gue akan biarin elo menyentuh Kaffa!!!."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ROOMATE 2
Fiksi Remaja[COMPLETED] Seri Ke-2 PIECES OF HEART Ketika masa lalu berakhir, bukan berarti semua masalah yang pernah ada akhirnya selesai. Justru dengan berakhirnya masa lalu, di sanalah masalah lain akan datang untuk menghiasi masa depan. Ini cerita yang masih...