BAGIAN 16

101 16 1
                                    

TERKUAK

Raiden masih memilih beberapa pilihan donat di hadapannya sebelum ia meminta pada pelayan untuk membungkusnya. Ia memilih dengan sangat hati-hati.

"Diandra tidak suka taburan kacang selain kacang almond, Kareen tidak suka strawberry, dan Sammy tidak suka susu," gumamnya.

Ketika ia sudah menentukan pilihan, pelayan pun membungkuskan donat-donat itu ke dalam box ukuran besar.

"Oh ya, tambah dengan Moccachinno tiga gelas, dan satu Espresso untukku," pinta Raiden.

"Hei, Demian..., kenapa kau membeli kopi? Jantungmu akan berhenti mendadak kalau kau meminumnya!," seorang Dokter menegur Raiden dengan marah.

Raiden menatapnya dengan heran.

"Demian adalah sepupuku, aku Raiden. Kau mengenalnya?," tanya Raiden.

Utari menatap Raiden, dan mengamati dengan serius wajah pria itu.

"Oh ya ampun, maafkan aku, aku pikir kau adalah Demian. Wajahmu persis sekali dengannya. Aku ingat sekarang, kau adalah Raiden yang pernah mengalami alergi akut di rumah Diandra dan Kareen," Utari menyesali tindakannya.

"Ya tidak masalah, tapi bisakah kau jelaskan padaku, tentang maksud teguranmu tadi?," pinta Raiden.

Mereka duduk di satu meja yang kosong. Raiden menunggu penjelasan, perasaannya tiba-tiba terasa tak enak.

"Aku pikir Demian sudah memberitahu keluarganya tentang kondisinya sekarang," ujar Utari.

"Demian tak memberitahukan apapun," sanggah Raiden, dengan cepat.

"Begini..., Demian sudah mengikuti semua prosedur dan perawatan yang diberikan oleh Rumah Sakit, aku sendiri yang menanganinya secara pribadi. Namun, kondisi jantungnya semakin memburuk seiring bertambahnya usia," jelas Utari.

Raiden terperangah, ia seakan baru saja dihantamkan palu godam ribuan ton tepat di dadanya.

"Seburuk apa kondisi Demian saat ini?," tanya Raiden lagi.

"Kondisi jantungnya yang masih normal hanya sekitar tiga puluh persen, dan setiap harinya kondisi normal itu akan berkurang sedikit demi sedikit."

Raiden masih berusaha mencerna kebenaran yang baru saja hadir di depannya. Ia mencoba berpikir jernih.

"Apakah tidak ada jalan keluar untuk Demian?."

"Hanya ada satu jalan, transplantasi jantung. Jantung Demian harus diganti dengan yang baru."

"Apa dia sudah mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan donor?."

Utari menggelengkan kepalanya.

"Sekalipun Demian mendaftarkan diri untuk menerima donor, tapi tetap saja itu tidak akan mudah. Demian hanya bisa menerima donor jantung dengan golongan darah AB rhesus negatif, dan golongan darah itulah yang sulit untuk di dapatkan."

Raiden menutup matanya dan merenungi setiap perkataan Dokter yang merawat Demian. Dalam perjalanannya untuk bertemu dengan Diandra, Raiden terus saja berpikir tentang kondisi jantung Demian.

Raiden kini menyadari alasan sebenarnya, tentang mengapa Demian tak memperjuangkan Diandra dengan lebih keras. Pria itu terlalu pasrah dengan keadaannya, tapi ia juga merasa bersalah karena tidak peka akan kondisinya.

Raiden merasa seharusnya ia tak merebut hati Diandra agar Demian bahagia, agar mereka bisa bersama. Tapi bagaimana dengan hatinya sendiri? Ia pun begitu mencintai Diandra dengan sepenuh hati. Ia mungkin takkan mampu melepaskan Diandra untuk Demian.

MY ROOMATE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang