KEHANGATAN
Darren dan Kaffa saling bertatapan dengan keluhan yang sama di pikiran masing-masing
"KENAPA HARUS FOTO RAIDEN???," tanya mereka berdua, kompak.
"Karena calon anakku ingin melihat wajah Pamannya," jawab Diandra sambil mengelus perut yang masih rata di kehamilan bulan ketiganya.
"Memangnya yang akan jadi Pamannya hanya Raiden??? Aku dan Kaffa juga akan jadi Pamannya..., bahkan Romeo dan Sammy pun akan jadi Pamannya juga," bujuk Darren.
"Aku bisa melihat kalian setiap hari, begitu juga dengan Romeo dan Sammy. Jadi..., aku mau foto Raiden yang di pasang di dinding itu!," Diandra ngotot.
"Kami tidak mau memasangkan," ancam Kaffa.
Diandra cemberut, perasaannya berubah menjadi kesal.
"Ibu...!!!," rajuknya.
Estrella menatap Kaffa dan Darren dengan jengkel.
"Pasang fotonya dan berhenti protes!!! Jangan buat Kakak ipar kalian stress!!!," perintahnya.
Renata terkekeh melihat tampang kedua orang pria itu. Ia mendekat untuk menyuapi Diandra buah-buahan yang sudah dikupas.
"Ayo..., makan yang banyak. Calon bayi dalam kandunganmu harus sehat dan kuat," ujar Renata.
Estrella duduk di sampingnya dan memeluk Renata dan Diandra bersamaan.
"Ah..., betapa senang sekali rasanya bagi Ibu ketika melihat kalian berdua berkumpul di rumah ini. Hidup Ibu rasanya sudah lengkap ketika kalian berdua hadir dalam kehidupan Demian dan Darren," ungkap Estrella, bahagia.
Diandra menyandarkan kepalanya di pundak Ibu mertuanya, begitu pula dengan Renata. Demian masuk ke dalam rumah sambil membawa bahan makanan yang dibelinya di supermarket.
"Bagaimana, sudah terpasang?," tanya Demian.
"Sedikit lagi," jawab Darren.
"Oke..., selesai! Bagaimana..., apakah sudah bagus?," tanya Kaffa.
Demian menatap Diandra.
"Bagaimana? Apakah menurutmu sudah bagus?," tanya Demian.
"Kenapa bertanya lagi padanya? Kau saja yang tentukan," gerutu Kaffa.
"Isteriku sedang mengidam..., jadi dialah yang harus menentukan," jelas Demian.
Diandra mengamati beberapa saat, lalu ia menggelengkan kepalanya.
"Aku mau posisinya agak sedikit ke arah kanan," pinta Diandra.
"APA???," teriak Kaffa dan Darren bersamaan.
Renata benar-benar tak mampu lagi untuk tidak tertawa melihat raut wajah mereka yang benar-benar konyol.
"Ayolah Dhi..., ini sudah keempat kalinya kami memindahkan bingkai foto raksasa ini sejak pagi," keluh Darren.
"Kau mau memindahkannya lagi sampai berapa kali Dhi??? Ayolah...," Kaffa sudah menyerah.
Diandra kembali cemberut dan menatap Demian.
"Sayang!!! Mereka tidak mau memindahkan fotonya...," rajuk Diandra.
"Oh ayolah..., pindahkan saja," pinta Demian.
Estrella kembali ke dalam rumah bersama Romeo dan Kareen yang baru saja datang. Diandra senang sekali ketika melihat mereka berdua.
BRUKKK!!!
Diandra memeluk Romeo seperti biasanya sejak mereka kecil.
"Rom...," rajuknya.
"Kenapa? Nggak usah banyak minta yang macam-macam ya! Gue nggak akan turutin," balas Romeo, dengan sikapnya yang biasa.
Diandra mencibir.
"Gue heran, Syifa kok mau ya sama elo yang dinginnya ngalahin Laut Atlantik???," sindirnya.
Kareen tertawa terbahak-bahak lalu merangkul Diandra.
"Uhh..., chayang..., ini gue bawain puding mangga. Biar calon keponakan gue bahagia," bujuk Kareen.
Diandra kembali tersenyum lebar dengan mata berbinar-binar.
"Tuh..., Karin aja ngerti buat bawain oleh-oleh untuk calon keponakan, elo setiap muncul bawanya ancaman melulu," gerutu Diandra.
Kedua mata Romeo menyipit.
"Apa urusannya membahagiakan calon keponakan sama bawa oleh-oleh? Karin bawa puding mangga buat elo, ya jelas lambung lo yang bakalan terisi, bukan lambung keponakan gue," balas Romeo.
Kareen menggebuk lengan Romeo dengan keras.
"Dasar nggak peka! Namanya juga Ibu hamil, kalau ngidam ya dipenuhin aja. Toh kalau Diandra makan makanan bergizi kaya buah-buahan itu, vitaminnya akan diserap sama calon bayinya. Makanya kalau sekolah jangan cuma sampai pagar!!! Masuk kelas..., belajar!!!," omel Kareen.
Romeo mendelik seketika, sementara Darren dan Kaffa menertawainya secara terang-terangan akibat omelan Kareen.
"Gue anak IPS..., mana tahu soal Ibu hamil," bantah Romeo.
"Makanya belajar, mumpung lo belum nikah sama Syifa," ujar Diandra sambil memakan puding mangganya.
"Romeo mau nikah sama Syifa? Memangnya Sammy udah kasih restu?," tanya Demian, yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Romeo kembali mendelik untuk yang kedua kalinya.
"Nggak usah ngungkit deh...," cibir Romeo pada Demian.
"Makanya, kalau mau direstuin sama Sammy, restuin dulu hubungan gue sama Sammy," bujuk Kareen dengan senyuman manisnya.
Romeo kembali menyipitkan matanya.
"O..., GAH...!!!," tegasnya, di telinga Kareen.
Kareen melemparnya dengan sendok plastik yang ada di tangannya. Kaffa mendekat.
"Seingat gue, Sammy pernah bilang kalau Romeo mau dapat restu dari dia, maka Romeo harus bersimpuh di kakinya Sammy lebih dulu," ujar Kaffa.
Semua mata menatap ke arah Kaffa. Romeo terlihat sangat tak percaya dengan apa yang Kaffa katakan.
"Oh iya..., Sammy memang pernah bilang gitu sih," tambah Darren.
Romeo pun menatap Kareen yang saat itu sedang menggigit bibirnya sendiri. Pria itu tertawa jahat secara tiba-tiba. Diandra memeluk Kareen yang meminta perlindungan.
"Rom..., Sammy cuma bercanda," ujar Diandra.
"Kasih tahu sama Sammy, bersimpuh dulu di kaki gue kalau mau nikah sama elo!," tegas Romeo.
"Terserah deh..., atur aja," jawab Kareen, pasrah.
Demian tertawa di sampingnya.
"Kok nyerah..., berjuang dong," Demian memberi semangat.
Diandra memeluknya dengan erat, Kareen menatapnya.
"Yang penting lo nggak ninggalin gue..., karena hidup gue udah lengkap banget karena ada elo," ungkapnya.
Diandra tersenyum.
"Gue nggak akan kemana-mana," janjinya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ROOMATE 2
Teen Fiction[COMPLETED] Seri Ke-2 PIECES OF HEART Ketika masa lalu berakhir, bukan berarti semua masalah yang pernah ada akhirnya selesai. Justru dengan berakhirnya masa lalu, di sanalah masalah lain akan datang untuk menghiasi masa depan. Ini cerita yang masih...