HARI BAHAGIA
Kedua mata Kaffa menyipit luar biasa.
"Katakan padaku..., siapa sebenarnya yang punya ide gila seperti ini?," tanyanya, sinis.
"Memangnya apa yang salah???," tanya Darren.
"Apa kau tidak lihat??? Kita pakai baju pendamping berwarna Pink!!! Biar kuperjelas..., WARNA PINK!!!," jawab Kaffa, yang terlihat jengkel.
"Apa yang salah dari warna Pink?," tanya Estrella yang sedang membantu Demian memakai pakaian pengantinnya.
"Bibi..., aku ini pria..., bagaimana aku bisa menunjukkan wajahku di depan banyak orang dengan memakai baju berwarna Pink???," rengek Kaffa.
Demian terkekeh melihat tingkah Kaffa yang tak pernah berubah sejak kecil. Selalu saja protes.
"Sudahlah..., apa salahnya kalau kau memakai baju warna Pink? Lakukanlah untuk Diandra, Almarhum saudara kembarnya dan Almarhum Raiden tak akan ada di sana untuk membuatnya bahagia, maka kau harus hadir dan membuat kebahagiaannya menjadi berkali-kali lipat," saran Estrella.
Kaffa terdiam. Darren merangkulnya.
"Dion pernah menemani kita naik gunung meskipun dia tak suka, jadi kenapa kita harus berpikir dua kali untuk memakai baju warna Pink ini. Ayo..., kita akan mengantarkan kebahagiaan ke dalam hidup Diandra," ujar Darren.
* * *
Pesta pernikahan itu sangat meriah. Diandra masih berusaha untuk mempercayai bahwa saat ini, ia sudah resmi menjadi Isteri dari Demian Kyle. Ia benar-benar merasa dirinya sedang berada di dalam mimpi.
Demian mengecup kening Diandra yang begitu cantik dengan gaun pernikahan berwarna Ungu. Senyuman wanita itu berjuta-juta kali lebih indah dari biasanya. Hatinya terasa begitu bahagia dan hidupnya terasa begitu sempurna.
Hampir tengah malam ketika seluruh acara pernikahan itu selesai. Demian baru saja keluar dari kamar mandi saat Diandra masuk ke dalam kamar sambil membawa dua gelas susu di atas sebuah baki.
"Kau sudah selesai mandi? Mau pakai piyama?," tanya Diandra sambil membuka lemari pakaian.
Demian mendekat dan memeluknya dari belakang. Diandra tersenyum bahagia.
"Aku punya hadiah untukmu," ujar Demian.
"Hadiah apa?," Diandra penasaran.
Demian membuka kopernya yang belum sempat ia keluarkan sejak tadi. Ada sebuah kotak berukuran sedang di dalamnya dan segera ia berikan pada Diandra.
"Apa ini? Kenapa kau repot-repot sekali hingga harus memberiku hadiah?," tanya Diandra.
Demian tersenyum.
"Bukalah...," pintanya.
Diandra mulai membuka kotak yang terbungkus sangat rapi itu pelan-pelan. Demian menungguinya dengan sabar.
Senyuman di wajah Diandra tiba-tiba saja menghilang saat ia melihat ada apa di dalam kotak tersebut. Wanita itu terlihat menggigit bibir bagian bawahnya karena merasa begitu terkejut.
Demian mendekat dan memeluknya.
"Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak suka?," tanyanya, hati-hati.
"Darimana kau mendapatkan foto ini?," tanya Diandra.
"Aku memaksa Karin untuk memberikannya padaku. Aku ingin, tak ada yang kita lupakan tentangnya. Tentang perasaanmu padanya. Aku ingin, kita mengenang Raiden bersama-sama," ujar Demian, seraya mengecup kening Diandra dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ROOMATE 2
Teen Fiction[COMPLETED] Seri Ke-2 PIECES OF HEART Ketika masa lalu berakhir, bukan berarti semua masalah yang pernah ada akhirnya selesai. Justru dengan berakhirnya masa lalu, di sanalah masalah lain akan datang untuk menghiasi masa depan. Ini cerita yang masih...