19 - Sisi Lain

1.4K 159 2
                                    

Blanc Gris

"Udah selesai?" tanya Sujeong ke Binnie, Winwin, sama Minghao. Tuh cewek enak banget. Setelah adu bacot sama Binnie, dia milih leyeh-leyeh di sofa. Ngeliatin Winwin, Minghao, sama Binnie ngerjain tugas. Pakai live ig segala.

Minghao yang lagi masukin bukunya ke dalam tas cuma bisa mengendus kesal. Coba aja Sujeong itu cowok. Mungkin udah Minghao ajak gelut dari tadi. Gak cuma Minghao doang yang kesel. Binnie sama Winwin juga merasakan hal yang sama. Rasanya Winwin pengen banting meja pas tahu kedatangan Sujeong kemari cuma buat ngebacot doang. "Lo bisa liatkan?!" kata Winwin sewot.

"Thanks ya, Bin! Kalo gitu gue sama Winwin balik dulu. Sampaiin salam buat bunda sama ayah lo, ya!" pamit Minghao, berdiri sambil menenteng tas ranselnya.

Binnie mengangguk. Dia ikutan berdiri. Kemudian mengantar Winwin dan Minghao ke depan rumahnya. Mereka bertiga seolah mengabaikan kehadiran Sujeong. Dan yang diabaikan itu ikut beranjak dari posisi tidurnya di sofa Binnie. Sujeong ikut ke depan mengantar Minghao dan Winwin.

"Ati-ati, ya! Jalan situ rawan banget, soalnya. Kalo ada apa-apa lo telpon gue aja!" pesan Binnie waktu Minghao dan Winwin sudah bersiap di motornya masing-masing. Sujeong yang melihat, langsung berlari kearah kedua cowok itu. Menghadang dengan kedua tangannya yang di rentangkan.

"Astagfirullah! Lo bisa minggir, nggak?" kata Winwin. Dia udah lelah.

"Et bentar dulu! Gue pen nebeng dong! Mami gue nggak bisa jemput," kata Sujeong. Dia memilih pulang saja. Karena dia yakin banget, kalo sohibnya, si Binnie, lagi badmood.

"Naik ojol sana! Males gue nebengin lo!" kata Winwin.

"Jahat! Kalo gitu gue bareng Minghao aja. Boleh kan Hao? Lo kan baik!" kata Sujeong berharap penuh ke Minghao. Masalahnya cuma Minghao doang yang baik. Sebenarnya Winwin juga baik sih. Mungkin aja tuh cowok lagi kesel gara-gara tadi waktu ngerjain tugas dingganggu terus sama Sujeong.

Minghao pasrah. Dia juga nggak tega biarin Sujeong pulang naik ojol, apalagi udah hampir jam 8 malam. "Yodah, naik!"

Winwin menatap Minghao nggak percaya. Sumpah nih? Masalahnya rumahnya Suejong tuh jauh banget. Di Pondok Candra. Sedangkan rumahnya Winwin sama Minghao di daerah Surabaya pusat. "Eh, Hao! Lo seriusan mau nganterin Sujeong? Jauh, Hao! Astagfirullah! Kalo malam jalan mer sepi loh! Mending nggak usah deh! Biarin dia pulang sendiri," kata Winwin.

"Udah, sans! Insya Allah aman!"

Sujeong ikut memikirkan apa yang tadi Winwin katakan. Kasihan Minghao kalo nganter dia ke Pocan. "Eh, Hao! Lo anterin gue ke rumah tante gue aja. Soalnya mami gue pesen sesuatu ke tante gue. Jadi, gue disuruh ambil. Rumahnya searah kok sama rumah lo. Entar gue kasih tahu alamatnya. Gapapa kan?"

"Serius, nggak gue anter langsung ke Pocan?"

Sujeong mengangguk. "Kasihan lonya kalo nganter gue ke Pocan. Lagian gue masih ada urusan di rumah tante gue."

"Yadoh!"

Binnie yang sejak tadi melihat, cuma bisa menggelengkan kepalanya. Dia nggak tahu apa yang Sujeong pikirkan. Cewek itu punya pemikiran yang rumit tapi aslinya Sujeong baik kok. "Lo semua hati-hati, ya! Hao, jaga teman gue baik-baik! Awas aja kalo sampe jatuh! Nggak usah lo tulungin!"

"Anjir, lo Bin!"

Blanc Gris

"Lo udah kerja sama gue berapa lama sih? Cari kayak gini aja lo nggak becus! Gaji lo kurang?!" kata Jaehyun mencoba menahan emosinya. Di tengah hatinya yang bimbang, orang suruhannya menelepon. Dan memberitahukan bahwa apa yang Jaehyun cari tidak ada hasilnya. Marah. Itu yang Jaehyun rasakan sekarang.

Blanc Gris | 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang