22 - Perasaan Chaeyeon

1.5K 165 9
                                    

Selama ini kita hanya berpura-pura menjadi saudara sepupu yang baik. Padahal sebenarnya kita saling menusuk dari belakang.
-Cece

Blanc Gris

Jaehyun, Chaeyeon, dan Eunha. Ketiga cucu Diningrat yang masih labil itu sekarang berkumpul di kamar Chaeyeon. Entah apa yang membuat Eunha dan Jaehyun menghampiri kamarnya, yang jelas Cece tahu kalo ada maksud tersembunyi.

"Lo berdua—" Cece menggantungkan perkataannya saat pikirannya kembali kacau. Kacau melihat situasinya sekarang.

Kalian tahu, selama ini Cece merasa kalo dibodoh-bodohin oleh Eunha dan Jaehyun. Ya, Cece menyadarai itu. Seperti sekarang.

"Ce, eyang mau bicara soal perjodohan waktu itu. Lo inget kan?" tanya Eunha. Meskipun Cece punya riwayat amnesia jangka pendek, tapi dia masih ingat soal perjodohan yang nggak masuk akal dari eyang.

"Hm," gumam Chaeyeon.

Jaehyun yang duduk di kursi meja belajar Chaeyeon cuma bisa diam aja. Dia lagi mikir kata apa yang pas buat mbujuk Cece. Sebenarnya Jaehyun nggak mau membohongi Cece, tapi dia kena hasut Eunha. Dan juga Jaehyun nggak mau jadi korban perjodohan eyang.

"Ce, gue tahu lo pasti nggak setuju. Gue sama Jaehyun juga nggak setuju. Tapi gue percaya kalo eyang bakalan mbatalin perjodohan ini kalo lo yang bicara. Lo sadarkan, kalo lo cucu kesayangan eyang. Semua yang lo mau pasti dituruti sama eyang," kata Eunha.

Cece bingung. Di satu sisi dia setuju dengan Eunha tapi di sisi lain dia juga nggak bisa membantah perintah eyang. Iya, Cece anggap perjodohan ini adalah perintah eyang. Dimana jika perintah ini dikerjakan dengan baik, maka akan ada hadiah. Tapi Cece tidak tergoda untuk mendapatkan hadiah karena dia tidak mau dijodohkan.

"G–gue... gue nggak yakin bisa bujuk eyang. Lo tahukan, sekali membantah ada hukuman. Dan membantah lagi, hukuman semakin berat. Gue nggak mau rugi sendiri dengan kalian yang nyuruh gue mbujuk eyang," jawab Chaeyeon akhirnya, "Gue mau tidur. Kalian bisa keluar. Lagian habis gini ada pengecekan kamar."

Chaeyeon naik ke tempat tidurnya dan mulai membaringkan badannya di sana. Tidak lupa menyelimuti tubuhnya yang ramping. Eunha yang duduk di sofa kamar itu lantas beranjak dan keluar lebih dulu.

Jaehyun lagi-lagi tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. "Sorry, Ce!" kata Jaehyun sebelum akhirnya keluar.

Tanpa keduanya sadari, dibalik selimut tebal itu, Cece menangis. Dia ingin balik ke Bandung. Tapi sekali lagi Cece ingat bahwa dia di sini karena ingin mencari masa lalunya dan dia tidak akan meninggalkan Chanwoo, adiknya, bersama orang-orang kejam di rumah ini.

Blanc Gris

Pagi-pagi sekali, sekitar selesai sholat subuh, Cece sudah berada di dapur. Hal itu membuat semua pelayan rumah yang sudah sibuk berkeja di pagi hari menjadi bingung. Kepala pelayan sudah bertanya apa yang Cece butuhkan. Tapi cewek itu hanya melengos pergi sendiri untuk mengambil air minum.

"Cucu eyang yang satu ini kenapa?" tanya eyang yang sudah menempati kursi kekuasaannya yang ada di meja makan. Cece sedikit terkejut melihat kehadirannya. Tapi tahu bahwa pasti asisten eyang yang memberi tahu eyang kalo Cece ada di dapur pagi ini.

"Pagi, eyang!" sapa Cece sambil duduk di samping eyang.

"Pagi. Ada apa Ce? Semua saudaramu masih tidur. Jaehyun yang biasanya pergi olahraga juga belum turun. Kamu ada masalah?" tanya eyang terlihat khawatir, "Atau sakitnya kambuh lagi?"

Blanc Gris | 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang