Sorry kalo banyak typonya!
Blanc Gris
Wonwoo membuka pintu mobil bagian kemudi. Begitupun dengan Jeka yang membuka pintu mobil samping kemudi. Sekarang pukul 16.48, yang artinya Jeka udah nunggu abangnya selama 2 jam lebih 48 menit. Seperti hari-hari biasanya, Jeka always nebeng mobilnya bang Wonu. Dia malas banget bawa mobil atau motor. Kalo dia bawa kendaraan, ujung-ujungnya dia juga di suruh jemput si Somi, adeknya. Mending bareng sama bang Wonu. Sekalian gitu.
Dan oleh karena itu, di hari Selasa ini Jeka lagi-lagi harus menunggu abangnya selesai rapat OSIS. Maklum, abangnya itu ketos kebanggaan sekolah.
"Lo rapat apa sih, bang? Tumben lama. Biasanya cuma sampe jam empat doang. Mbak Yeri juga udah pulang duluan tadi," kata Jeka sambil melemparkan tasnya ke kursi penumpang tengah.
Wonwoo yang nyetir mobil tampak kelelahan gitu. Sebenarnya kalo Jeka nggak mager, dia mau aja gantiin abangnya nyetir mobil. Cuma dia juga capek. Soalnya tadi selagi menunggu abangnya selesai rapat, dia main basket di lapangan. "Rapat buat nentuin calon ketos yang baru," jawab Wonu.
"Menurut gue ya, bang. Masa jabatan lo ini enak banget. Lo ketos idaman gitu. Event lo juga nggak mbosenin. Jadi, sayang aja kalo lo pensiun sekarang," jelas Jeka.
"Terus, gue harus jadi ketos lagi, gitu? Mau UN, Kook. Mami sama abi udah nyuruh gue berhenti ikut organisasi apapun. Kelas duabelas ini harus fokus belajar. Lo juga," jawab Wonu memberikan pengertian kepada adek kesayangannya.
"Eh, bang! Mbak Ayu masih ngajar kita les nggak?" tanya Jeka. Just info nih, guys! Jeka, Wonu, sama Somi itu punya guru privat gitu. Namanya Ayu. Berhubung masih muda, mereka manggilnya mbak Ayu.
"Nggak tahu. Tapi keknya masih deh, Kook! Lo tahukan, sifatnya mami gimana? Kalo udah srek sama yang itu, ya yang itu. Kecuali kalo mbak Ayu yang ngundurin diri sendiri."
Jeka menggumamkan hamdallah beberapa kali. "Alhamdulillah! Semoga aja mbak Ayu masih ngajar kita," kata Jeka.
"Emang lo yakin? Maksud gue soal yang lo ceritain itu? Gue nggak habis pikir lo bisa kek gitu, Kook!"
Jeka melototkan matanya. Duh, ini tuh rahasia. Hanya saja karena kecerobohannya waktu itu, bang Wonu jadi tahu rahasianya. Untung aja anggota keluarganya yang lain nggak ada yang tahu, kecuali bang Wonu.
"Ststst! Rahasia ini, bang! Secret! Jangan sampe si Somay tahu! Lo udah janji ke gue, loh bang!"
"Iya! Iya! Tenang. Kalo sama gue dijamin aman rahasia lo," jawab Wonu yang membuat Jeka bernapas lega.
"Bang, habis dari sekolah Somay, kita makan dulu yuk! Laper nih gue. Nungguin lo hampir tiga jam," ajak Jeka yang dijawab anggukan kepala oleh Wonu.
Blanc Gris
"Angkat dong, Jae! Jae! Angkat! Duh, mana sih nih anak? Jae! JAEHYUN KAMPRET! ANGKAT, WOY!" kata Eunha kesal. Jadi sekarang Eunha lagi nelpon Jaehyun. Cuma, sepupu kampretnya itu nggak jawab-jawab. Padahal Jaehyun udah janji mau jemput dia di sekolah.
Eunha melihat jam tangannya. Udah mau jam 5 sore. Tapi dia masih berdiri di halte sekolah. Ini juga karena Eunha ikut rapat OSIS. Dan nyebelinnya lagi, mbak Yeri sama Chaeyeon nggak ikut rapat. Mbak Yeri malas ikut, soalnya malas ketemu sama bang Wonu. Kalo Chaeyeon nggak ikut rapat soalnya dia udah ngundurin diri jadi OSIS. Nah, Eunha masih ikut rapat soalnya dia mau nyalonin diri jadi ketua OSIS. Eunha dari dulu pengen banget jadi Ketos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blanc Gris | 97L
FanficIni kisah mereka yang ada di satu kelas, juga orang-orang di sekitarnya. Mereka yang masih mencari jati diri masing-masing. Kisah mereka yang klise dengan dibumbui pertemanan, cinta, pertengkaran, dan drama kehidupan. #PutihAbu-abu -97line 2 April 2...
