Tragedy

2K 136 3
                                    

Sebuah televisi yang menyala di dalam area ruang tamu sebuah rumah, tampak menyiarkan berita yang sedang di sampaikan oleh seorang reporter.

"Beberapa Rumah Sakit di kota Seoul masih dipenuhi oleh pihak kepolisian karena peristiwa yang sangat aneh terjadi di sana selama beberapa hari ini. Sudah hampir 20 mayat yang berada di masing-masing Rumah Sakit, ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar. Luka yang sama dibagian leher membuat polisi kesulitan untuk mengungkap kasus ini. Tubuh-tubuh orang yang sudah meninggal itu awalnya berada dalam kondisi baik. Tapi keesokan harinya, mulai ditemukan bekas luka gigitan yang belum diketahui penyebabnya sampai saat ini. Sementara itu..............."

Televisi itu mulai dimatikan oleh seorang pria paruh baya. Dia berjalan menuju ke arah seseorang yang sedang berbaring di sebuah sofa sambil berjinjit karena banyaknya kertas dan buku yang berserakan di sekitarnya. Pria itu menyelimutkannya dan membuat wanita itu perlahan membuka kedua matanya.

"Eoh? Appa......" Eunji bangun dari posisi tidur dan langsung memeluk sang Ayah.

"Apa aku mengejutkanmu?"

"Nde. Kapan kau datang, Appa?" Eunji menggeser duduknya untuk memberikan ruang untuk sang Ayah.

"Aku baru saja sampai. Kau masih akan berusaha untuk ikut tes perguruan tinggi?"

"Nde. Aku masih ingin melanjutkan pendidikanku" Eunji menatap kertas-kertas di bawahnya.

"Kau sudah mendapatkan pekerjaan. Bagaimana kau akan mengatur waktumu nanti?"

"Aku bisa berkuliah di malam harinya atau di akhir pekan. Lagipula pekerjaanku tidak terlalu berat untuk dilakukan"

"Tetap saja. Kau sudah berusia 26 tahun. Apa tidak terlambat bagimu untuk memulai kuliah sekarang?"

"Tidak, Appa. Apa kau pikir kalau usiaku sudah terlalu tua?"

"Tidak. Aku hanya ingin kau tidak memaksakan dirimu. Dan jangan tidur dengan menggunakan kacamatamu ini" Ayahnya melepas tali kacamata yang menggantung pada leher sang anak.

"Apa kau datang sendiri saja? Dimana Eomma?"

"Dia ada di rumah. Aku sengaja datang untuk bertemu denganmu. Maaf karena aku terlalu sibuk bekerja jadi jarang mengunjungimu di rumah ini"

"Tidak apa, Appa, aku mengerti. Tapi bisakah kau memikirkan lagi keinginanku supaya kau berhenti bekerja secepatnya?"

Ayahnya menanggapi dengan senyuman hangat di wajahnya.
"Wae? Kau masih mengkhawatirkanku?"

"Nde. Aku tidak ingin kau bekerja di tempat konstruksi bangunan lagi, Appa. Aku sudah membayar semua hutang keluarga kita. Kau bisa mempercayakan masalah itu padaku. Aku juga bisa menghasilkan uang yang banyak untuk kalian berdua"

"Kau tumbuh menjadi anak yang baik. Terima kasih, Eunji'ah
Tapi aku tidak bisa terus mengandalkanmu dalam hal itu. Kau juga membutuhkan biaya untuk keperluanmu setiap harinya"

"Appa, pekerjaanmu sangat berbahaya. Aku tidak ingin........"

"Tidak apa. Aku masih dalam keadaan sehat seperti ini"

Eunji menghela nafasnya pelan dan langsung memeluk kembali sang Ayah.
"Appa, berjanjilah kalau kau akan selalu berhati-hati dalam melakukan pekerjaanmu"

"Nde, nde...." Pria paruh baya itu membalas pelukan sang anak. Dia juga menunjukkan makanan yang dibawanya untuk memakannya bersama-sama. Entah kenapa, dia merasa sangat rindu dengan anak satu-satunya itu hari ini.


Beberapa jam kemudian....

Malam semakin larut dan hujan mulai turun membasahi sekitar kota Seoul. Eunji sedang membereskan buku-bukunya yang berserakan di lantai dan melihat Ayahnya sudah mengenakan kembali jaketnya.

Who Is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang