--Beberapa minggu kemudian--
Cahaya matahari yang sudah masuk ke dalam sebuah kamar tampak menyinari sisi tempat tidur yang kosong. Tertinggal selimut yang masih berantakan di sana dengan suara air keran mengalir di dalam kamar mandi. Sosok pria tinggi terlihat sedang membasuh wajahnya beberapa kali sebelum mematikan keran itu. Dia memandangi wajah serta tubuh atasnya di cermin. Tangannya menyentuh sebuah luka jahitan memanjang di antara kedua dadanya namun ingatannya masih belum mendapati apapun mengenai apa yang terjadi padanya beberapa minggu yang lalu.
"Apa aku benar-benar sudah menjalani operasi untuk penyakit paru-paruku?" Ucapnya pelan karena teringat perkataan kedua orangtuanya mengenai kondisinya saat itu yang sedang terbaring di Rumah Sakit.
"Kenapa aku merasa seperti ini? Apa sebenarnya yang ku lupakan?"
Chanyeol membasuh wajahnya dengan handuk sebelum keluar dari sana. Dia memang hanya selalu mengenakan celana pendeknya tanpa kaos untuk menutupi tubuh atasnya selama berada di dalam kamarnya. Hawa pendingin ruangan juga bisa menyejukkan tubuhnya selama masuk musim panas sejak beberapa hari yang lalu.
Pria itu duduk di sisi tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Walaupun dia merasa baru menggunakan teknologi canggih itu, namun dia bisa dengan cepat mengerti cara kerja benda kotak itu. Dia sebenarnya tidak memiliki nomor kontak lain selain kedua orangtuanya di sana. Namun dia tertarik dengan permainan yang ada pada ponselnya. Selagi menunggu proses loading dari game itu, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar kamarnya.
Chanyeol melihat dua buah kalung yang menggantung di depan lemari pakaiannya. Dia mendapati foto dirinya dan juga seorang wanita di sana.
"Siapa sebenarnya dia? Kenapa aku memiliki fotonya? Sejak kapan aku tertarik menggunakan aksesoris seperti itu?" Dia bergumam sendiri sambil beranjak dari posisi duduknya untuk menghampiri dimana kalung itu tergantung.
"Apa aku harus membuangnya? Keduanya sudah tampak usang" Chanyeol memperhatikan bagian rantai yang seperti telah terbakar dari kedua kalung itu. Dia melepas kedua foto kecil yang terdapat pada bagian dalam masing-masing kalung sebelum berjalan ke arah tempat sampah yang ada di dalam kamarnya.
Saat dia ingin melepaskan genggaman tangannya pada kedua kalung, ponsel yang tergeletak di atas tempat tidurnya berbunyi tanda permainan segera dimulai. Dia menutup kembali tempat sampah yang sudah dibukanya untuk segera menuju ke ponselnya itu. Tanpa sadar, kedua kalungnya dimasukkannya sendiri ke dalam kantung celana pendeknya secara asal dan melupakan niatnya yang ingin membuangnya tadi.
.
.
.
Selama beberapa jam, Chanyeol sibuk di dalam kamar sampai baru beranjak dari sana saat jam makan siang. Pintu kamarnya juga tidak terketuk sama sekali oleh kedua orangtuanya karena mereka memang selalu membebaskan anaknya untuk mengisi waktu istirahat sebaik mungkin.
"Kenapa kau sangat suka berpakaian serba hitam selama kembali ke rumah? Kau mempunyai banyak koleksi pakaian berwarna di dalam lemarimu" Ibunya melihat anaknya duduk di meja makan.
"Aku juga tidak tahu. Aku merasa pakaian warna ini lebih cocok untukku. Dimana Ahbeoji?"
"Dia keluar untuk memenuhi janji makan siang dengan rekan kerjanya. Jadi hanya kita berdua hari ini yang akan menghabiskan semuanya. Makanlah...."
"Nde..." Chanyeol mulai melahap makanan yang sudah tersedia di depannya. Dia juga melihat wanita di depannya melakukan hal yang sama. Di dalam hatinya, masih banyak rasa penasaran mengenai sesuatu.
"Eo-eomma....."
"Hhmm?"
Chanyeol terdiam sejenak sebelum mulai berbicara kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He?
Fantasy[COMPLETED] Mitos mengenai vampir yang sudah lama menghilang, tiba-tiba muncul kembali di pemberitaan. Berbagai kejadian yang memperkuat dugaan akan adanya serangan dari mereka ini mulai meresahkan masyarakat sekitar kota Seoul. Rupanya hal itu seng...