Misty

403 55 2
                                    

Tidak biasanya cuaca pagi di kota Seoul dipenuhi oleh kabut selama beberapa jam lamanya. Pemberitaan yang tersiar menyebutkan kalau kabut itu hanya efek dari perubahan cuaca dan tidak membahayakan bagi semua orang. Masyarakat juga sudah melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa masalah kesehatan sama sekali dengan menghirup kabut itu. Jalanan pagi hari juga belum terlalu ramai dengan kendaraan pribadi sejak tadi. 

Di sebuah Rumah Sakit, aktivitas juga berjalan seperti biasanya di sana. Bahkan para pasien yang di rawat menyebutkan kalau udara pagi ini terasa lebih segar dari hari-hari sebelumnya. Hal itu membuat Ibu Eunji yang selalu bangun lebih awal, langsung membuka tirai serta jendela yang ada di ruang rawat anaknya itu. Dia menghirup sebentar udara yang masuk sebelum menyapa anaknya seperti biasanya. 

"Eunji'ah, aku akan keluar sebentar untuk mengisi perutku. Beberapa suster akan masuk dan memeriksamu secara rutin. Semoga kau bisa menunjukkan perkembangan lagi hari ini" Ucapnya sebelum mengecup kening putri satu-satunya itu. 

Jari jemari Eunji bergerak sedikit namun wanita itu tampak tidak melihatnya. Dia pun langsung keluar dari sana dan membiarkan cahaya matahari pagi mengenai wajah Eunji. 

"Dimana aku?" Eunji melihat sekelilingnya yang tidak ada siapapun. Dia kembali melihat ke depannya yang terdapat sebuah lorong panjang.

"Apa ini di dalam mimpiku lagi?" Eunji melangkahkan kakinya secara perlahan namun merasa lorong itu seperti mengalami gempa kecil sampai dia harus berhenti berjalan sejenak. 

Tiba-tiba muncul bayangan hitam dari arah depannya dan semakin dekat ke arahnya. 

"Park Chanyeol?"

Pria itu masih mengenakan pakaian serba hitamnya namun tanpa menampilkan wujud vampirnya. Dia berhenti melangkah ke arah Eunji karena merasakan sesuatu terjadi pada tubuhnya. Kedua dadanya terasa sangat sakit sampai sulit untuk bernafas dengan normal. 

Eunji yang ingin melangkah mendekat, tampak tertahan oleh sesuatu. Saat dia melihat ke bawah, disana terdapat semacam rantai yang terikat pada salah satu pergelangan kakinya. 

"Park Chanyeol, apa kau baik-baik saja?"

Pria itu tidak menjawab, namun sudah menyandarkan tubuhnya pada tembok di sebelahnya. Nafasnya semakin sesak sampai membuatnya harus pergi dari sana dengan susah payah. Eunji merasa terheran kenapa Chanyeol tidak berjalan ke arahnya namun memilih untuk meninggalkannya.

Kini hanya tinggal dirinya sendiri di sana yang masih tidak bisa beranjak kemanapun dengan terikat seperti itu. Tiba-tiba terdengar teriakan kesakitan dari arah depannya yang pasti berasal dari Chanyeol. Anehnya, Eunji juga tidak mempunyai niat sedikitpun untuk berusaha melepaskan dirinya. Dia justru merasa terjatuh secara mendadak ke lubang yang sangat dalam.... 

.

.

.

.

.

Di atas tempat tidur pasiennya, Eunji langsung terbangun ke posisi duduk secara tiba-tiba sampai mengejutkan dua perawat yang sedang mengecek keadaannya seperti biasa. Eunji melihat ke sekitar ruangan serba putih itu. 

"A-aku akan memanggil dokter sekarang" Salah satu perawat beranjak keluar ruangan. 

"Jung Eunji'ssi, atur nafasmu dengan baik. Segera berbaringlah kembali. Kau baik-baik saja" Perawat satunya lagi berusaha membuat pasien untuk tenang. 

Eunji masih merasa terheran-heran. Dia menggerakkan kedua tangannya sampai memeriksa lehernya sendiri yang tidak ada perban apapun di sana. Saat membuka selimutnya, dia justru mendapati sebuah gips terpasang pada salah satu kakinya. Tidak berapa lama kemudian, seorang dokter masuk ke sana berbarengan dengan Ibu Eunji. 

Who Is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang