Hesitate

432 60 1
                                    

"Eunji'ah, kau baik-baik saja?"

Eunji tersadar dari lamunannya setelah sang Ibu memegang pundaknya. 

"Nde..." Eunji menjawab singkat. 

"Ada apa dengan lehermu? Apa terasa sakit juga di bagian itu? Kau selalu memeganginya sejak tadi"

"A-aku baik-baik saja" Eunji berusaha untuk tersenyum sambil menurunkan salah satu tangannya ke atas pangkuannya. Dia tidak bisa berhenti memikirkan mimpi buruknya. Dia bahkan belum sempat bertemu dengan Chanyeol lagi setelah tiba-tiba dia terbangun di dalam kamarnya sendiri waktu itu. Pria itu juga tidak pernah muncul sama sekali setiap Eunji memikirkannya seperti ini. 

"Nona Jung Eunji!" Panggilan seorang petugas membuat Ibunya langsung menuju ke bagian apotek untuk mengambil obat untuk anaknya. 

Eunji mendapatkan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit pada lengannya itu. Dia bahkan masih bisa merasakan sakit setiap menggerakkannya. Sudah hampir satu minggu, dia izin tidak masuk bekerja karena kondisinya saat ini. 

Tatapan Eunji fokus pada sebuah televisi yang menyala tidak jauh di depannya. 

".......pihak kepolisian masih berusaha mencari pelaku pembunuhan sampai saat ini. Identitasnya belum bisa diungkapkan karena pihak investigasi masih menyelidikinya dan jumlah korban yang ditemukan sudah berjumlah........"

"Kajja, kita pulang sekarang" Suara Ibunya membuat Eunji mulai berdiri dari duduknya. 

Selama berjalan menuju ke halte bus, mereka hanya bisa terdiam satu sama lain. Ibu Eunji tampak khawatir pada kondisi anaknya itu yang lebih murung dari biasanya. 

"Apa masih terasa sakit?"

"Nde?"

"Lenganmu..." Ibunya menunjuk ke arah perban yang melilit pada lengan Eunji. 

"Sedikit..."

"Apa kau masih tidak bisa menceritakan padaku mengenai asal lukamu itu?"

"Maafkan aku, Eomma...."

"Aku sudah tidak bisa menerima permintaan maafmu itu. Aku hanya memerlukan penjelasan bagaimana kau bisa terluka. Dokter yang menanganimu juga terkejut melihat warna lenganmu bisa berubah menjadi ungu seperti itu. Dia mengatakan kalau hal itu hanya bisa terjadi saat terlilit tali yang sangat kuat atau terpukul sebuah benda dengan sangat kencang"

Eunji tidak menanggapi ucapan Ibunya. 

"Aku sangat khawatir padamu. Kau menutupi banyak hal dariku. Kau seperti berubah menjadi orang lain sekarang. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?"

Eunji hanya bisa terus berjalan sambil menundukkan kepalanya. Sebuah suara klakson mobil di pinggir jalan, membuat mereka berdua menengok. 

"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" In-guk tampak turun dari mobil itu dan berjalan ke arah mereka. 

"Kami baru pulang dari Rumah Sakit. Ada apa dengan wajahmu?" Ibu Eunji memperhatikan adanya plester di sebelah bibir pria itu dan luka lebam pada sebelah pipinya. 

"Aku hanya tidak sengaja terjatuh di suatu tempat. Apa yang terjadi? Kenapa lenganmu di perban seperti itu?" In-guk bertanya pada Eunji. 

"Dia terluka juga karena sesuatu. Kenapa kalian berdua harus terlihat menyedihkan seperti ini?"

In-guk dan Eunji sama-sama terdiam. Pria itu menawarkan tumpangan dengan mobilnya kepada mereka berdua sampai rumah. Eunji juga tidak bisa menolak karena dia sudah merasa lelah sejak tadi. 

Setelah beberapa menit berkendara, Eunji dan Ibunya turun dari mobil itu tepat di tempat tujuannya. 

"Terimakasih, In-guk'ah..."

Who Is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang