Kala langit biru belum terlihat, tertutup kabut asap yang terus mengambang di udara.
Indonesia telah dulu dirundung duka.
Kala wakil rakyat menanggung amanat, namun tidak peduli kondisi rakyat.
Sekarat! Melarat! Nafas tercekat!
Siapa wakil rakyat sebenarnya?
Mengapa terus membuat kecewa?Indonesia telah kalah, dijajah oleh penguasa tamak tak berdosa, tidak peduli engkau siapa, aku siapa.
Indonesia tengah terluka, seluruh tubuhnya tengah memar. Ia terkapar, mengeluarkan asap tebal, lava keluar.
Indonesia kecewa, manusia di dalamnya hanya peduli dengan egonya.Kini, aku, kamu, kalian, dan kita semua.
Masih ingatkah sejarah bangsa?
Masih ingatkah bagaimana pahlawan memperjuangkan Indonesia?
Setelah merdeka;
Kita hanya peduli pada ego sendiri.Jika pahlawan tau seperti apa penerusnya sekarang ini, mungkin mereka tidak akan memperjuangkan Indonesia.
Indonesia kecewa, dirundung duka.
Entah sampai kapan.
Indonesia terluka
Namun kita hanya memandangnya semata.Binjai, 260919
-Didedikasikan untuk Indonesia saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Sajak
PoesíaKumpulan sajak sederhana tentang kisah hidup berupa cinta, bahagia, sedih, kecewa, kenangan, dan lainnya Bacalah dan kamu akan paham seperti apa.