2. Belize

145 15 0
                                    

Srekkk....

Jungkook sedikit terusik saat sinar matahari menyapu wajahnya. Pria itu mengeratkan selimutnya, menutupi tubuhnya yang setengah terlanjang. Mengingat kebiasaannya yang selalu membuka baju ketika ia tidur.

Yuna mendudukkan dirinya disamping ranjang Jungkook.
Menatap pria yang selama seminggu ini menjadi teman sekamarnya.

Sosok yang sangat tak dapat ia tebak, sosok manis yang telah tenggelam dikubangan air laut ketika janji janji suci terucap.

Yah, dia Jungkook yang dulu merupakan pria manis,
Dan berubah menjadi pria dingin semenit setelah janji suci terucap.

Alasannya?
Tanyakkan pada Jungkook. Karena Yuna sendiri berusaha mengungkap semua itu.

"Kau tidak mau bangun?"

"Eummhh..."

Jungkook menggekiat kala merasakkan tangan dingin istrinya. Namun, bukannya bangun ia malah membalikkan tubuhnya dan membelakangi Yuna.

"Huh, terserah" ucap Yuna sambil beranjak pergi dari sana.

Teng tong..

Yuna mengernyit, siapa gerangan yang datang pagi pagi seperti ini? Ia berjalan menuju arah pintu menghampiri suara bel yang tak henti hentinya.

Saat gadis itu membuka pintu, betapa terkejutnya dirinya dengan siapa orang yang berada didepannya.

Seorang wanita cantik dengan tatapan tajam dan dingin.

"Eommonim.."

Wanita itu berjalan masuk dengan tidak sopannya, meninggalkan Yuna yang tengah mematung diambang pintu. Jangan lupakkan dengan hentakan dibahu kanan Yuna yang baru saja disambut oleh bahu milik sang ibu mertua.

Yah, dingin dan keras seperti Jungkook. Tentu saja, mereka satu darah bukan?

"Dimana suamimu? Ibu ingin bicara."

Yuna segera bangun dari alam pribadinya, dan bergegas mendekati ibu mertuanya.

"Akan aku panggilkan ibu, oh ya ibu mau minum?"

"Aku tak punya banyak waktu. Jadi cepat panggil suamimu" ucap ibu Jungkook sambil menduduki sofa.

Yuna mengangguk dan bergegas naik menuju lantai 2.
Sesampainya disana, Jungkook tampak baru saja bangun.

Jungkook tampak duduk bersender kepala ranjang dengan selimut di perut dan kakinya. Hingga memperlihatkan badannya yang atletis dengan keadaan tak memakai baju.
Jangan lupakkan dengan wajah khas bangun tidurnya. Dua tampak menyenderkan kepalanya disandaran ranjang king size kesayangannya itu.

"Jungkook"

"Yuna, siapa yang bertamu sepagi ini?"

"Ibu, ibu ingin bicara denganmu "

***

"Belize? Apa ibu yakin?" Tanya Jungkook sambil meminum kopi yang baru saja diauguhkan oleh Yuna.

"Hmm,
Kudengar perusahaan Kim Company sangat pelit. Namun itu merupakan perusahaan Company berskala besar. Bukankah pertemuan tahun ini akan mendatangkan kesempatan, Jungkook?" Ucap ibunya.

"Mungkin?"

"Dengar, Sayang.
Temui Tuan Kim, buat jalinan pertemanan dan buat kerjasama yang menguntungkan antara perusahaannya dengan Jeon Company. " ucap ibunya dengan mata bulatnya.

"Ahh, kenapa jauh jauh ibu. Kau tau pekerjaanku sangat banyak"

"Jungkook, ini kerjasama besar. Untuk masalah pekerjaan serahkan pada ibu. Kau urus tugas ini dan pulanglah dengan kabar baik. Jeon Company adalah perusahaan besar Jungkook, tapi akan jauh lebih besar dengan kerjasama ini"

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang