11. Obsolete Memory

70 12 0
                                    

Coba tekan vote bentar🖒
.
.
.
.
.

"Jadi, apa kau benar benar yakin jika anak itu telah meninggal?" Tanya Yuna

Jimin menatap Yuna dan pria yang ada didepannya. Pria itu berdehem sebentar sebelum akhirnya ia menyeruput kopi yang berada didepannya.

Yuna dan juga Jimin senantiasa memandang pria berkacamata itu.

"Apakah kau sendiri yakin jika anak itu telah meninggal?" Tanya Detektif Kim pada Yuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah kau sendiri yakin jika anak itu telah meninggal?" Tanya Detektif Kim pada Yuna.

Gadis itu memandang Jimin. Jimin pun sama memandang gadis itu. Kemudian Yuna melepaskan pandangannya dan menatap Detektif Kim.

Yuna memajukkan badannya.

"Kau pasti punya berkas berkas mengenai insiden ini bukan?" Tanya Yuna.

Detektif Kim tampak berfikir sebentar, sebelum ia memajukkan badannya. Mempersempit jarak diantara keduanya yang hanya terbatas meja.

Ia memandang Yuna dalam.

"Kasus ini sudah berumur 15 tahun. Kau ingin aku bergelut dengan debu di gudang hanya untuk mencari sekardus file?
Apa yang akan aku dapatkan?"

Jimin menarik bahu Detektif Kim. Mencoba menjauhkan badannya dari Yuna.

"Maafkan aku, tapi aku sedikit tak menyukai cara bicaramu" ucap Jimin.

Detektif Kim tersenyum samar. Kemudian menatap Yuna. Gadis itu tampak menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian ia mengeluarkan sebuah Kertas cek dan menyerahkannya kepada Detektif Kim. Membuat pria itu menaikkan alisnya.

"Tulis angka yang kau sukai" ucap Yuna.

Detektif Kim terkekeh. Ia mengambil cek itu dan menyobeknya. Membuat Yuna dan Jimin menatapnya dengan pandangan tak percaya.

"Sebenarnya aku tak ingin uangmu nona, tapi baiklah aku akan membantumu. Karena ini juga akan membantuku" ucap Detektif Kim.

Yuna dan Jimin saling pandang.

"Membantumu?" Tanya Jimin.

Detektif Kim mengangguk. Yuna yang sedari tadi hanya memandangnya kini beralih memandang foto itu.

"Tentu saja. Kau akan mendapatkan gadis itu seperti yang kau inginkan" balas Yuna enteng.

Detektif Kim sedikit terkejut, namun ia terlalu pandai untuk menyembunyikkan ekspreksinya. Sedangkan Jimin tampak memandang Yuna.

Ia seakan berkata pada Yuna melalui ekor matanya, bahwa apa yang sebenarnya terjadi. Namun Yuna membalasnya dengan gelengan singkat. Seakan berkata pada Jimin jika bukan sekarang saatnya ia bercerita.

Detektif itu mengangguk dan mengukurkan tangannya kepada Yuna.

"Mari kita sebut ini, Simbiosis mutualisme.
Kita akan saling menguntungkan nantinya. Kau dapat jawaban, dan aku akan mendapat apa yang aku inginkan" ucapnya.

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang