9. Mysterious Man

78 15 2
                                    

"Makalah" ucap Jungkook.

Yuna tampak meminum teh hijau kesukaannya,

"Teh hijau memang pantas dijuluki teh penenang " ucap Yuna sambil tertawa

Jungkook melirik sebentar, memudian kembali melanjutkan kegiatannya.

Kemudian gadis itu segera mengambil sandwich yang diletakkan Jungkook didepannya. Yuna memakannya dengan lahap.

Jungkook mendudukkan dirinya dikursi yang berhadapan dengan Yuna. Seperti biasa, pria itu selalu berkutat dengan tabletnya.

"Jung, kau tau wanita penjual donat di seberang apartement??" Tanya Yuna dengan mulut penuhnya.

"Kenapa?" Tanya Jungkook.

"Tadi pagi dia mengirimkan sekotak donat. Dia bilang sebagai ucapan terimakasih karena kau menolong kucingnya kemarin. Apa itu benar?"

"Ya. Makanlah donat itu"

Mata Yuna berbinar. Kemudian gadis itu beranjak mengambil sekotak donat pemberian wanita itu di kulkas. Kemudian ia membukanya didepan Jungkook. Ada 4 donat disana yang tampak sangat lezat.

Dengan lahap Yuna memakannya. Mengabaikan Jungkook yang tengah menatapnya dengan pandangan tak percaya.

Jungkook selalu berfikir, bagaimana bisa orang orang selalu mengatakkan jika gadis didepannya ini merupakan gadis cantik, imut, menggemaskan. Padahal kenyataannya dia gadis yang kotor, ceroboh, cengeng, crewet, walau ia akui jika Yuna memang sangat cantik dan manis.

Terkadang, Jungkook heran. Dengan pola makan sebegitu banyaknya, camilan penuh dengan makanan manis, kebiasaannya yang tidak menyukai olahraga, Tapi Yuna mendapatkan bentuk tubuh yang sangat bagus. Sedangkan Jungkook, ia harus menjaga pola makannya, dan selalu ruti pergi ke Gym untuk mendapatkan otot otot itu. Hidup memang tak adil.

Tingg..

Jungkook menatap Yuna. Gadis itu mengambil sesuatu di bawah meja dan meletakkannya dimeja.

"Apa itu?" Tanya Jungkook.

Yuna mendongak, kemudian menatap ke arah pandangan Jungkook.

"Ouhh, itu gantungan kunci yang diberikan wanita itu. Ini milik toko Dunk Donnuts dan hanya akan kau dapatkan disana. Lihat, disini tertulis 'Dunk Donnuts' " ucap Yuna.

Jungkook mengangguk. Kemudian ia beranjak.
"Aku akan keluar" ucap Jungkook.

"Kemana?"

Jungkook tak menjawab pertanyaan Yuna. Dirinya sudah berjalan melewati pintu dan pergi keluar. Yuna mengedikkan bahunya. Kemudian ia melanjutkan memakan donat dan membawanya ke ruang tengah untuk menonton tv.

Sedangkan diluar, Jungkook tengah berjalan menuju sebuah kedai kopi. Niatnya ingin membeli kopi dan menyesapnya sambil menikmati udara pagi ditaman apartementnya. Namun, seorang anak kecil tampak menghampirinya.

Jungkook menaikkan alisnya kala anak lelaki itu menyerahkan sebuah gantungan kunci dan ia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Jungkook memandangi gantungan 'Dunk Donnuts' itu. Kemudian terperanjat kala gantungan itu penuh dengan sesuatu berwarna merah.

Dengan spontan Jungkook melemparkannya. Kemudian menatap tangannya yang penuh warna merah. Nafas Jungkook memburu, ia berusaha menyangkal jika sesuatu yang berbau amis itu merupakan darah.

Jungkook sangat benci dengan darah. Ia mempunyai pengalaman buruk dengan darah yang membuatnya hampir kehilangan nyawanya.

Jungkook berusaha mengatur nafasnya. Ia mengedarkan pandangannya. Mencoba mencari anak itu atau seseorang yang sudah mengirimkannya. Namun, pandangan Jungkook justru jaruh ke gantungan donat itu.

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang