15. You Are Mine

94 12 3
                                    

Jangan lupa tekan Vote dulu..👌
Terimakasih..🐨







Jungkook membuka pintu apartementnya. Seperti biasa, keadaan ruangan selalu gelap gurita. Kebiasaan yang terjadi sejak beberapa waktu lalu. Semenjak ia bertengkar dengan Yuna.

Langkahnya ringan menuju dapur. Hal pertama yang ia temui. Air putih untuk menjernihkan pikirannya.

Ia meneguk air putih dengan tenang. Pikirannya tampak letih. Ia menyenderkan badannya di kulkas sambil memejamkan matanya.

Ia baru ingat jika Yuna tengah menginap di rumah ibunya. Jungkook mengembuskan nafasnya pelan. Sejenak ia sedikit menyesali keputusannya mengijinkan Yuna.

"Jung??"

Pria itu menoleh spontan kala mendengar suara yang tak asing di telinganya. Dan benar saja, seorang gadis dengan kaos kebesaran Jungkook tampak menuruni tangga.

Sejenak Jungkook terpaku. Entah kenapa tapi ia merasa lega saat gadis itu masih disini. Didekatnya. Ia berdehem sebentar sebelum akhirnya mendekati Yuna.

"Kukira kau masih dirumah eomma" ucapnya

Yuna menggeleng. Ia menatap Jungkook dalam.
"Ada yang ingin aku bicarakkan" ucap Yuna.

Jungkook tampak menyimak apa yang akan diucapkan oleh istrinya.

"Katakanlah" balas Jungkook sambil tersenyum.

Sejenak Yuna tampak ragu. Dadanya terasa sesak. Kalau boleh jujur, ia lebih memilih diam dan menangis saat ini. Namun ia berusaha untuk menahan air matanya mati matian. Sampai kata kata itu terucap di bibirnya.

"Aku ingin mengakhiri hubungan ini" ucap Yuna.

Pyarr..

Yuna mejamkan matanya kala Jungkook membanting gelas itu. Jungkook mencengkram bahunya keras membuat gadis itu meringis. Ia menatap manik legam milik sang suami. Gelap dan penuh amarah. Dengan aura yang mendominasi membuat Yuna sedikit ketakutan.

"Katakkan sekali lagi " ucapnya serak

"Aku ingin kau menceraikanku" ucap Yuna.

Brakk..

Yuna meremas bajunya kala Jungkook menghantamkan tangannya ke kulkas tepat di samping kepala Yuna. Jungkook tampak sangat kacau. Ia meremas rambutnya frustasi dan menatap Yuna.

"Kau-
Berkali kali aku katakkan jika aku takkan menceraikanmu. Kenapa kau tidak mengerti?? " bentaknya

Jungkook meremas bahu Yuna.
"Kenapa kau masih mengucapkan kata kata itu lagi??" Ucapnya penuh penekanan.

Yuna tampak menahan air matanya. Ia menatap Jungkook dengan tatapan rapuhnya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan Jung? Kau-
Kau selalu menolak diriku, istrimu sendiri, sedang diluar sana kau justru menyerahkan dirimu kepada wanita lain yang jelas jelas bukan hakmu.

Apa yang perlu dipertahankandalam hubungan yang tampak saling merugikan ini Jung?? Kita hanya saling menyakiti satu sama lain.." ucap Yuna dengan air mata berlinang.

Ia masih menatap Jungkook. Pria itu bungkam. Jelas, perkataan Yuna menusuk menembus jantungnya. Melemparnya kepada kenyataan jika ia memanglah seorang pria brengsek.

"Jangan bermain dibelakangku Kook, kau pikir aku tak tau??" Ucapnya pelan.

"Kita mulai lagi. Sudahlah aku lelah. Haruskah kita memperdebatkan hal hal seperti ini lagi?
Kau terlalu kekanak kanakkan" Jungkook mengacak rambutnya dan berjalan menaiki tangga.

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang