10. Search For Truth

64 15 0
                                    

Jungkook tampak melepas tangan Irene yang berada di bahunya. Wanita itu menatap Jungkook bingung. Sedangkan Jungkook tampak tak mengerti dengan jalan pikiran Irene. Sebenarnya apa yang wanita itu rencanakan, itulah yang ada di pikiran Jungkook.

"Apa? Apa yang sedang kau bicarakkan?" Tanya Jungkook.

Irene kembali menggenggam tangan Jungkook.

"Kubilang, aku mau kau membelikanku apartement di gedung yang sama denganmu" ucap Irene sambil tersenyum manis.

Jungkook menarik tangannya. Ia berjalan menghadap sungai yang membuat Irene tampak semakin kesal.

"Nuna, membeli apartement disana? Kau tidak bercanda kan?" Tanya Jungkook.

Irene menghampiri Jungkook dan memeluk lengannya. Ia Menyenderkan kepalanya di bahu Jungkook. Kemudian mengelus pelan Lengan Jungkook.

"Kenapa? Uangmu takkan habis hanya dengan membeli satu apartement dengan harga fantastis itu bukan?" Ucap Irene enteng.

Jungkook menghembuskan nafasnya pelan.
Tentu saja bukan itu masalahnya.

Gedung yang ia tempati merupakan gedung apartement terkemuka dengan harga fantastis yang sudah menjadi incaran para artis atau orang besar. Mengingat ia merupakan pimpinan Jeon Company, salah satu perusahaan besar di korea.

Namun, yang sedang menggerogoti pikiran Jungkook adalah bagaimana Yuna bisa menerimanya?Jungkook yakin seratus persen jika Gadis itu tidak akan permah mau berada dalam satu gedung, bahkan dalam satu komplek dengan Irene.

"Kook, bukankah dulu kau pernah berjanji akan selalu membahagiakanku? Lalu kenapa sekarang kau malah seperti ini??" Tanya Irene kesal.

Jungkook menatapnya, kemudian membuang nafasnya lelah. Ia melepaskan tangan Irene yang bergelanyut manja padanya.

Akhir akhir ini ia memang sedikit malas jika berhadapan dengan wanita itu. Entah kenapa, tapi ia hanya malas saja.

"Aku akan memikirkannya nanti" ucap Jungkook.

Irene tampak sangat senang bukan main. Dengan nekat ia meraih wajah Jungkook kemudian mengecup bibirnya sekilas. Membuat Jungkook sontak membulatkan matanya.

"Apa yang kau lakukan?" Teriak Jungkook.

Irene tampak menatap pria itu dengan tatapan aneh.
"Kenapa? Kau tidak suka jika wanita yang kau cintai menciummu?" Ucap Irene

Jungkook mengacak rambutnya, kemudian ia menghembuskan nafasnya kasar.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jimin meneguk coffe yang ada didepannya. Kemudian pandangannya menuju kepada Yuna yang tengah memakan tteobokkinya.

Jimin tersenyum. Ia mulai mengenal dengan baik gadis yang ada didepannya. Bahwa gadis itu mempunyai kebiasaan makan dengan memesan banyak sekali makanan sebelum ia memakannya.

"Jadii, apa yang ingin kau bicarakkan??" Tanya Jimin.

Yuna mendongak. Ia mengelap bibirnya yang terdapar sisa sisa keju itu. Kemudian memandang Jimin.

"Emmm, bagaimana ya.." Yuna tampak berfikir sambil menyeruput milkshake nya.

Jimin menaikkan alisnya. Kemudian terkekeh pelan saat melihat Yuna menggeser makanannya.

"Aoa sekarang perut karetmu sudah berhenti bekerja?" Ucap Jimin.

Yuna berhenti dari kegiatannya, kemudian menatap Jimin. Ia menekuk tangannya. Kini tatapan Yuna tampak serius. Membuat Jimin heran melihatnya.

Jimin mengawasi setiap gerak gerik Yuna yang tampak mengambil tasnya. Yuna mengeluarkan sebuah kotak hitam kecil dan meletakkannya didepan Jimin hingga membuat pria itu mengernyit.

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang