6. Bad Dream

77 12 0
                                    

Mentari pagi bersinar menerangi pagi yang tampak cerah. Minggu pagi dengan rasa bahagia semua orang yang tengah bersuka cita.

Sama bahagianya dengan seorang wanita cantik yang tengah memeluk seorang pria disampingnya.

Ia mengamati wajah yang ada didepannya. Betapa sempurnanya pria ini, batinnya.

Matanya yang terpejam dengan tenang, dan menjadi sangat tajam ketika terbuka. Bibir tipisnya yang menggoda, hidungnya yang mancung, rahang kokohnya, dan jangan lupakan badannya yang terbilang kekar untuk pria berusia 23 tahun sepertinya.

Pria itu terusik kala wanita itu menyentuh hidungnya. Ia membuka matanya perlahan, menampilkan manik hitam yang selalu membuatnya terpana.

"Eugh.."

Wanita itu tertawa pelan. Kemudian kembali menangkup wajahnya.

"Euhnn.. nuna??" Ucapnya

"Selamat pagi Kook " ucap wanita itu.

Jungkook tampak terperanjak sebentar, kemudian ia mulai menyadari posisinya saat ini. Ia menatap ke arah bawah, dimana tak ada sehelai benangpun yang membungkus tubuh mereka berdua. Jungkook melepaskan pelukan Irene dengan gerakan reflek.

"Nuna.. aku.. kau.. "

Jungkook mendudukkan dirinya. Ia tampak tak menyangka jika semua ini terjadi padanya. Ia memegang kepalanya.

Irene mendudukkan dirinya, dengan memegangi selimut yang menutupi tubuhnya, ia menatap Jungkook dan memegang bahunya.

"Ada apa Kook? Apa yang terjadi padamu?"

"Nuna, aku..
Ini salah Nuna, ini tidak seharusnya terjadi" ucapnya sambil melepaskan pegangan Irene di bahu Jungkook.

"Apa maksudmu Kook?? Apa yang salah?
Bukankah kita sering melakukan ini dulu?" Ucapnya.

"Tidak Nuna, itu jauh sebelum aku menjadi pria beristri. Ini sangat tidak benar" ucapnya.

"Kook, kita saling mencintai. Kado apa yang salah? Bukankah wajar jika kita bercinta semalam?"

Jungkook menatap Irene dalam.
"Kita.. kita tidak bercinta kan Nuna?
Tokong katakan jika kita semalam hanya tidur, tidak melakukan apapun" ucapnya sambil menunduk dengan memegang kepalanya.

Irene menggenggam tangan Jungkook. Membuat pria itu mendongak.

"Kita melakukannya Kook, kau menanamnya disini. Dirahimku"

***

Lain halnya dengan dua manusia itu, seorang gadis tampak tertidur diatas meja tamu. Ia mendudukkan tubuhnya di atas lantai. Menenggelamkan kepalanya diatas meja ruang tamu.

Jangan lupakan dengan rambut acak acakan, mata sembab, dan kondisi yang sangat tidak bisa dikatakkan baik baik saja.

Beberapa tatanan makanan tersusun rapi diatas meja. Sepotong kue dengan sebuah lilin juga tersedia disana. Ia kira setelah kejadian kemarin, Jungkook akan pulang dan merayakkan ulang tahunnya. Namun ternyata ia salah. Pria itu tak pulang.

Gadis itu terusik kala cahaya dari jendela masuk. Membuat ruangan itu tampak terang alami.

Ia menggosok gosokkan matanya. Kemudian melirik jam dinding.

Pukul 6 pagi.

Ia menatap pintu masuk. Masih tertutup. Sepatu Jungkook juga belum ada di rak sepatu disamping pintu.

"Jung, kau kemana saja??" Ucapnya.

Gadis itu berdiri. Meletakkan bantal sofa yang menjadi teman tidurnya dibawah meja. Dan bergegas pergi dari sana meninggalkan makanan yang masih utuh.

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang