CHAPTER 3

7.6K 1K 89
                                    

Malam sebelumnya...

"Pelayan! Kemari!"

Soyou menoleh. Sekelompok pria berusia hampir lima puluh memesan meja di ujung ruangan demi pesta soju mereka. Wanita itu menghela nafas. Seharusnya, ia sudah bersiap pulang. Jam bekerjanya sudah habis. Tapi, pelanggan yang agak membludak membuatnya mau tidak mau menambah waktu bekerja.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Soyou dan Baekhyun mempunyai kemiripan di bentuk tubuh. Keluarga Byun dikenal dengan bentuk tubuh proporsional ditunjang wajah yang menawan. Ibu mereka dulu adalah aktris teater. Dan, walaupun brengsek, semua tahu kalau Ayah mereka masuk kategori tampan semasa muda.

"Tambah soju kami lagi, pelayan manis." Seorang pria yang duduk dengan posisi terdekat dari Soyou tersenyum menjijikkan. Tangannya mulai bergerak meremas bokong Soyou. "Kalau bisa, kau juga mau kami pesan."

Soyou bergerak risih dan segera menjauh dari posisinya. "Maafkan aku, pesanan kalian akan segera datang."

Satu kalimat dan Soyou sepenuhnya pergi dari tempat itu. Gelak tawa mengiringi langkahnya yang menjauh. Ini sudah hampir lima tahun tapi dirinya pun belum terbiasa oleh pelecehan yang dilakukan pelanggan-pelanggan brengsek disana. Sesungguhnya dia bisa saja menolak. Tapi, semua juga tahu kalau dirinya bukanlah wanita yang suci lagi. Mengingat itu saja, Soyou rasanya hendak menangis.

"Noona, pulanglah." Itu Jongdae, barista di tempatnya bekerja. "Jam bekerjamu sudah habis. Biar mereka diurus Minseok hyung."

Soyou tersenyum. Walau tempat bekerjanya berisi pelanggan-pelanggan brengsek, suasana bekerja disini sangatlah kondusif. Rekan kerjanya begitu peduli dan saling melindungi. Pasangan kekasih Kim Jongdae dan Kim Minseok adalah sahabat terdekatnya. Mereka adalah garda depan dalam melindungi Soyou.

"Terima kasih. Aku serahkan pada kalian." Jawab Soyou.

"Baiklah. Kau bisa mengandalkan kami."

Soyou tertawa dan berlalu ke dalam ruang karyawan. Tidak sampai sepuluh menit, gadis itu kembali keluar dengan sebuah mantel coklat yang menyelimuti tubuhnya hingga lima sentimeter diatas lutut. Senyuman lebar diberikan pada Minseok yang sudah siap berlalu dengan nampan berisi soju.

"Hati-hati di jalan. Jongdae bisa mengantarmu."

Soyou menggeleng. "Aku berani. Lagipula, aku mau mampir di minimarket dulu. Keperluanku mulai menipis."

Anehnya, tanggapan lembut Soyou justru membuat Minseok memasang wajah sedih. Pria itu jelas tahu apa yang terjadi pada gadis di hadapannya. Korban kekejaman dunia. Ia harus merelakan masa mudanya demi menghidupi seorang adik. Masalahnya kian bertambah saat adik satu-satunya justru menghilang bersama sang pacar.

"Aku dan Jongdae akan mampir di akhir minggu." Minseok akhirnya tersenyum. "Kami akan kabari lagi."

"Tentu saja. Aku akan memasak banyak untuk kalian. Aku pergi dulu, ya."

Langkah Soyou berlalu setelah mengusap lengan Minseok. Gadis semampai itu sedikit berlari dari restoran tempatnya bekerja. Berusaha menghindari titik ramai di sekitar tempat itu. Langkahnya melambat saat menyusuri trotoar lebar. Airmata turun setetes demi setetes. Jemari lentik itu mengusapnya berkali-kali.

[CHANBAEK!] Papa and BeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang