"Woaaaaaaah!"
Rumah yang dijanjikan Junki untuk Baekhyun benar-benar melebihi ekspektasi pemuda mungil itu. Binar wajahnya lebih terang dari biasanya. Kerlip di matanya bersinar layaknya bintang pada malam gelap. Baekhyun benar-benar bahagia. Begitu pun dengan Soyou. Sejak kematian orangtua mereka bertahun-tahun yang lalu, memiliki rumah mumpuni memang menjadi cita-cita wanita itu. Bekerja keras siang malam adalah usaha terkerasnya selama ini. Walau selama bertahun-tahun bekerja dirinya hanya mampu menyewakan sebuah rumah sangat sederhana untuk Baekhyun, Soyou sudah cukup puas. Karenanya, rumah yang ini benar-benar membuat perasaannya tidak terbaca.
"Noona, apa aku boleh memilih kamar?" Baekhyun menoleh padanya dengan gaya lucu. Soyou tersenyum dan mengangguk.
"Tentu saja. Pilihlah ruangan yang kau suka."
Baekhyun berjingkrak sedikit, lalu kembali menyusuri ruangan demi ruangan di rumah bergaya modern itu. Soyou hampir teriak. Bagaimana pun, Baekhyun ini sering sekali lupa jika dirinya sedang mengandung bayi. Anak itu kerap berlaku seperti pada umumnya, bergerak sana-sini, membuat dirinya sendiri lelah. Soyou harus menghela nafas berkali-kali melihatnya. Ini baru dua hari. Soyou harus menguatkan jantungnya untuk beberapa bulan kedepan.
"Apa Baekhyun menyukai rumahnya?"
Soyou menoleh dan wajah tampan Junki langsung menjadi santapan matanya. Pria itu tidak memakai jas dan kemeja mahalnya. Hanya sebuah kaus sport lengan panjang dipadu celana bahan berwarna coklat muda. Rambut yang biasanya tertata kaku kini dibiarkan begitu saja ditiup angin. Junki terlihat lebih manusiawi dengan dandanan seperti itu. Soyou tersenyum menanggapi pertanyaan pria itu.
"Ya. Terima kasih untukmu dan kakakmu. Tanpa kalian, aku mungkin tidak bisa melihat senyum selebar itu di wajah Baekhyun."
Junki justru terkekeh. "Kau selalu berterima kasih pada hak yang memang seharusnya kau dapatkan. Baekhyun dan keluarganya sudah menjadi tanggung jawab kami, itu janjiku dan kakakku. Kau tidak perlu khawatir lagi. Hiduplah dengan bahagia. Urus Baekhyun untuk kami."
"Justru itu, aku ingin berterima kasih untuk bagian itu. Kalian mencintai Baekhyun dan Bean seperti anggota keluarga kalian sendiri. Aku senang sekali. Setidaknya, akan ada banyak orang yang memperhatikannya jika aku tidak bisa lagi menjaganya di masa depan."
"Apa maksudmu?" Junki bereaksi cepat. "Soyou-ah? Ada yang kau sembunyikan dariku?"
Tapi, Soyou hanya tersenyum.
.
.
Ini adalah berkas-berkas yang Ibu berhasil kumpulkan. Bahkan, Pamanmu belum tahu. Ibu mencari dan mengumpulkannya untukmu. Suka atau tidak kau butuh modal di Korea sana. Mulailah dari sini. Lakukan langkah per langkah. Kau akan menemukannya begitu membaca seluruhnya.
Chanyeol memangku kumpulan berkas diatas pahanya, sesaat sebelum waktunya masuk kedalam pesawat. Ibunya benar. Semua informasi di sana lengkap lebih dari apapun. Chanyeol jadi takjub sendiri. Diam-diam, wanita lembut seperti ibunya bisa mengungkap banyak fakta dalam hening. Tidak tahu bagaimana seorang Lee Hyeri melakukannya, yang jelas, lebih luar biasa dari apa yang Chanyeol pikirkan.
Di berkas itu tertulis banyak hal. Semuanya tentang Baekhyun dan keluarganya. Byun bersaudara kehilangan orangtua mereka lebih dari sepuluh tahun yang lalu, saat Baekhyun masih belum genap delapan tahun. Kecelakaan mobil merenggut nyawa kedua paruh baya itu sepulang mereka dari bekerja. Soyou terpaksa mengambil alih segala tanggung jawab. Sembari bersekolah, putri sulung Byun itu bekerja keras agar ia dan sang adik bisa makan. Bertahun-tahun ia melakukannya, hingga harus merelakan kesempatan kuliah yang ada di depan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CHANBAEK!] Papa and Bean
FanfictionSebuah diari kehidupan Byun Baekhyun dan takdirnya yang pahit; menjadi orangtua tunggal dari sebuah janin. Lalu, siapa orang yang paling bertanggung jawab atas semua yang terjadi? Bercerita tentang ego dan penyesalan. CHANBAEK!