CHAPTER 8

6.9K 942 49
                                    

Pertunangan Yoona dan Seunggi diadakan di ballroom mewah salah satu hotel. Sebanyak kurang lebih lima ratus tamu undangan hadir dengan pakaian terbaik mereka. Beberapa dari mereka adalah rekan bisnis dari orang tua keduanya. Beberapa lain, yang berada di umur yang sama dengan mereka, kebanyakan adalah teman kuliah. Pria dan wanita asing juga terlihat hadir. Yoona dan Seunggi sama-sama berkuliah di Skotlandia, di kampus yang sama dengan Junki.

"Kurasa kita harus pulang."

Soyou baru akan berbalik saat Junki menggenggam lengannya lembut dan menahannya untuk pergi. Mereka sudah berada di lobby hotel dan Soyou segera merasa ini bukanlah tempatnya walau gaun cantik dan aksesoris mewah kini terpasang di tubuhnya. Gadis itu meringis.

"Kau sudah berjanji, Soyou-ssi. Aku benar-benar akan memberitahumu perihal Baekhyun. Hanya saja selamatkan aku disini."

Soyou menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Junki. "Mereka semua gadis yang cantik dan dari keluarga kaya. Aku tidak mengerti mengapa kau terlihat antipati pada mereka. Pilih satu dan nikahilah. Semudah itu."

"Aku ingin menikahi orang yang kucintai. Bukan yang bisnis cintai." Junki menghela nafas dan menarik pelan Soyou agar mengikuti langkahnya. "Ayo masuk."

Soyou tidak punya pilihan lain. Keberadaan Baekhyun adalah yang terpenting saat ini. Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan informasi itu. Termasuk berada disini, menjadi pendamping Lee Junki, pria yang selama hampir lima tahun ini dihindarinya. Walau sebenarnya, di ujung hati, Soyou tahu jika dirinya mulai luluh.

Junki terlalu sempurna untuk diabaikan.

"Junki-ah!"

Suara—yang sebenarnya—cempreng membuat Junki dan Soyou menoleh. Helaan nafas berat terdengar dari belah bibir Junki saat melihat siapa yang memanggil. Hyeri tersenyum lebar seraya melangkah mendekat, diikuti Yoochun di belakang. Soyou sendiri tertegun. Ia menatap Junki seolah bertanya soal siapa Hyeri.

"Noona.."

"Hush!" Hyeri menatapnya galak dan memutus kalimat sang adik. Ia kemudian tersenyum lebar dan mendekati Soyou. "Hai cantik. Siapa namamu?"

Soyou sedikit terkesiap. Bibirnya sebisa mungkin mengukir senyum. "S-Soyou…"

"Aigoo cantik sekali. Jadi, kapan tanggal yang kalian sepakati?"

Yoochun menepuk jidatnya, lelah dengan perilaku sang istri. Junki sendiri meringis, mencoba tersenyum saat Soyou menatapnya bingung. Hyeri sendiri berbinar, mengagumi bagaimana cantiknya Soyou, dan keinginan tinggi untuk segera mendapat adik ipar.

Namun, pada dasarnya, Hyeri hanya ingin menggendong bayi lagi. Entah itu cucu atau keponakan, dia tidak peduli.

.

.

Pagi berikutnya, Sehun sudah muncul tepat di depan rumah Bibi Han, membuat Baekhyun terkejut. Pemuda itu baru saja keluar dengan kain pel yang basah beserta ember. Mata sipitnya memandang Sehun dari atas ke bawah, seolah pria setampan itu hanyalah halusinasinya di pagi hari. Sehun menghela nafas.

"Aku ini masih manusia."

Baekhyun terkesiap, lalu menggerakkan tubuhnya untuk memberi hormat. Tuan muda nan kaya ini harus diberi sikap seperti ini, kan? "Ada yang bisa kami bantu, Tuan."

[CHANBAEK!] Papa and BeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang