CHAPTER 16

6K 940 260
                                    

Tiga bulan berlalu pasca makan malam dan semuanya berlangsung stagnan. Stagnam disini maksudnya tidak ada yang berubah dari hubungan Chanyeol dan Baekhyun selain keduanya makin sibuk. Chanyeol terbiasa berangkat pukul tujuh pagi dan pulang minimal pukul lima petang. Ekspansi besar-besaran perusahaan membuat dirinya terpaksa lembur demi mengurus dokumen-dokumen yang butuh persetujuan. Sedangkan Baekhyun sudah mulai melakukan home-schooling setiap hari guna mengejar kelulusannya tahun ini.

Bean sudah berusia empat bulan. Perut Baekhyun sudah mulai terlihat dan ia rutin melakukan yoga di sore hari bersama Winwin. Keduanya mendatangkan instrukstur khusus yang masih kenalan Yuta untuk datang setiap dua hari sekali. Baekhyun berada di mood yang baik. Ia juga kembali menekuni hobi memasaknya. Apalagi Soyou sudah bekerja di divisi marketing perusahaan Chanyeol. Setiap pagi, ia membantu sang kakak untuk menyiapkan bekal makan siang.

Seperti pagi ini.

"Kenapa hari ini masakannya banyak sekali?"

Soyou baru saja masuk ke ruang makan dan terheran mendapati dua kotak besar bekal tengah disiapkan Baekhyun. Adiknya itu lucu sekali dengan apron biru yang terbalut di tubuh dan pipi menggembung karena mencoba rasa masakannya yang baru selesai. Mau tidak mau, Soyou tersenyum.

"Ini buat Chanyeol." Baekhyun selesai mengunyah. "Katanya kemarin dia lembur sampai tengah malam. Jadi mulai hari ini, Noona berikan bekal makan untuknya, ya?"

"Loh, kenapa harus Noona?"

"Ish." Baekhyun cemberut. "Terus masa aku?"

Soyou terkekeh dan mencubit gemas hidung sang adik. "Ya memang harus kamu, sayang. Lagipula divisi tempatku berbeda lantai dengan ruangan Chanyeol. Tidak bisa sembarangan karyawan ada di lantai kerja calon suamimu itu."

"Lalu bagaimana?" Baekhyun nyaris putus asa. Bibirnya makin cemberut.

"Hubungi saja Chanyeol? Katakan padanya kau membawa bekal makan. Kurasa dia akan sangat senang."

.

.

Jadi, Baekhyun memilih menunda pembawaan bekal untuk Chanyeol ke siang hari. Ia kembali memanaskan masakan di pukul setengah sebelas dan menghubungi pria Park itu lima belas menit setelahnya. Baekhyun baru saja selesai melaksanakan ujian pada term home-schooling dan baru bisa mengabari Chanyeol saat itu. Alisnya mengerut heran begitu nada sambung telepon tidak berujung pada jawaban.

"Kenapa tidak diangkat?"

Setelah lima belas menit mencoba, Baekhyun berasumsi mungkin Chanyeol masih terlibat di suatu meeting atau apapun namanya. Ia pada akhirnya menghubungi Paman Min, supir baru yang ditugaskan untuk menemani Baekhyun jika ingin pergi ke suatu tempat. Sembari membawa kotak bekal yang sudah disiapkan, mobil tersebut membelah jalan menuju gedung pencakar langit dengan nama Park Enterprises di salah satu sisi.

"Tuan muda bisa menghubungiku jika sudah selesai. Aku akan menunggu di halaman parkir."

Baekhyun mengangguk dan tersenyum begitu Paman Min membukakan pintu untuknya. "Baik, Paman. Terima kasih banyak."

Sebenarnya, ini merupakan pengalaman pertama bagi Baekhyun berada di kantor Chanyeol. Ia sempat takut melangkah dan memilih berdiri di sisi pintu kaca lobby sembari terus berusaha menghubungi Chanyeol. Bibirnya kembali mengerucut lucu kala nada sambung tanpa jawaban kembali menyapanya. Dengan berat hati, Baekhyun menyimpan kembali ponsel dan menarik nafas dalam, berusaha menguatkan hati untuk memasuki lobby.

"Tuan Muda Baekhyun?"

Baekhyun dengan cepat menoleh dan menemukan figur Irene yang tersenyum dan membungkuk hormat padanya. Pemuda Byun itu tersenyum lebar membalas sapaan sang gadis. Dua bulan yang lalu, Irene pernah menemuinya untuk mengantar bingkisan dari Chanyeol. Saat itu gadis ini berkata Chanyeol sedang menjalani meeting seharian sehingga tidak bisa memberi langsung. Hubungan keduanya semakin baik apalagi Irene dan Soyou ternyata dua pribadi yang cocok.

[CHANBAEK!] Papa and BeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang