Part 13

9.6K 660 15
                                    

"Kamu mau kemana udah cantik gini, hmm?" Tanya shani, sambil memeluk gracia dari belakang yang sedang berdiri di depan cermin dan menempelkan dagunya di pundak gracia.

Gracia yang melihat dirinya dipeluk seperti itu oleh shani pun tersenyum. Hal ini adalah yang paling disukai gracia, dipeluk oleh shani dari belakang.

"Mau makan malam" Jawab gracia

"Ih gaya banget kamu tuh, masa mau makan malam aja dandan cantik kaya gini. Dan aku baru tau kamu bisa dandan secantik ini" Kata shani sambil mencium pundak gracia.

"Gatau tuh papa yang nyuruh"

Deg!

"Ih aku tuh sebenernya bisa dandan kak, kakak aja yang gatau dan udah lama banget kan kakak gak mau temenan sama aku. Jadi kakak sampe gatau kalo aku bisa dandan secantik ini" Lanjut gracia

Shani tersenyum mendengar kata demi kata yang gracia katakan padanya. Walaupun hati nya saat ini agak was-was mendengar gracia akan makan malam dan itu atas perintah devano. Apalagi shani tidak diajak dan tiba-tiba saja saat ia pulang dari kerja, gracia sudah dandan secantik itu.

"Aku gak diajak?" Tanya shani

Gracia menggelengkan kepala

"Enggak kak. Papa gak bilang apa-apa, aku cuma disuruh dandan cantik untuk makan malam dan ajak si kembar" Jawab gracia.

"Ya udah gpp, nanti biar aku anter kamu aja ya" Ucap shani dan gracia yang polos pun hanya mengangguk

Shani sendiri langsung bersiap-siap untuk ganti baju, karena baju yang ia pakai sudah kotor sejak di bengkel tadi.

Setelah selesai ganti baju, Shani membantu gracia menggendong salah satu dari si kembar.

"Kakak bisa kan gendongnya?" Tanya gracia ketika melihat cara menggendong Shani pada salah satu si kembar

"Bisa dong" Jawab Shani dengan bangganya.

"Yaudah yuk berangkat" Ajak gracia dan sekarang mereka sudah keluar dari apartemen menuju lobby, membuat shani bertanya-tanya kenapa mereka ke lobby? Padahal kan shani ada mobil di parkiran.

Mungkin mau naik taxi. Pikir shani karena melihat kondisi mereka yang sama-sama sedang menggendong bayi.

"Kamu pesen taxi ya?" Tanya shani

"Engga kok kak, kita kan di jemput sama supir nya papa" Jawab gracia dan shani hanya ber-oh-ria saja.

Sambil menunggu jemputan datang, shani menggoda salah satu si kembar yang ada di dalam gendongannya.

"Anak ayah, eh bukan, anak mama, eh gak cocok, anak? Eh apa ya? Aku baru sadar deh gre kalo mereka belum punya panggilan buat aku" Kata shani yang sadar kalau dirinya belum mempunyai panggilan seperti orang tua pada umumnya.

"Iya juga ya kak. Kalo panggilan mereka ke aku udah pasti cocoknya mama. Tapi kalo kakak apa ya??" Gracia sendiri bingun dan mencoba berfikir

"Bubu aja gimana? Lucu kan? Jarang tuh ada panggilan kaya gitu" Kata shani

"Hmm boljug"

"Hah? Boljug? Apaan tuh?"

"Boleh juga hehe"

Shani memutar kedua bola mata nya malas

"Astaga gre, kamu alay banget sih" Kata shani yang hanya mendapat cengiran dari gracia.

Tak lama mereka menunggu, akhirnya jemputan mereka datang.

"Maaf non kata bapak, saya cuma disuruh jemput non gracia dan si kembar. Tapi...."

"Tapi saya enggak kan? Iya udah tau kok, saya cuma mau antar gracia dan si kembar aja. Kalo gak ada saya siapa yang gendong ini anak? Bapak?" Ucap shani yang langsung membuat supir suruhan devano itu sadar akan sesuatu.

"Ya sudah non, ayo silahkan naik" Kata si supir sambil membukakan pintu belakang untuk shani dan juga gracia.

Gracia dan shani pun sudah masuk ke dalam mobil dan mobil yang menjemput mereka kini sudah pergi meninggalkan lobby apartemen.

Selama di perjalanan menuju rumah devano, shani dan gracia tak henti-hentinya nya mengoceh bersama dengan si kembar. Banyak hal yang mereka bicarakan dengan si kembar yang hanya bisa menggerakan bibir dan mata mereka.

"Mereka lucu banget ya kak" Kata gracia yang mendapat anggukan kepala dari shani.

Andai aja aku bisa hamilin kamu gre, dan keadaan aku bukan seperti ini. Mungkin hubungan kita yang tabu ini bisa menjadi hubungan yang normal seperti yang lainnya. Batin shani

Dan tanpa disadari kini mereka telah sampai di rumah mewah devano.

"Pelan-pelan gre turunnya" Kata shani yang khawatir ketika gracia turun dari mobil dan agak kesusahan.

"Kakak juga ya" Balas gracia yang ganti mengkhawatirkan shani.

Shani tersenyum, lalu tangan kanannya yang kosong ia gunakan untuk merangkul pinggang gracia.

Kini keduanya bersiap-siap untuk masuk ke dalam rumah bersama si kembar. Namun saat shani dan gracia sudah berada di depan pintu, kedua bodyguard yang berjaga disana melarang shani untuk masuk.

"Tolong pak, saya cuma mau masuk sebentar antar bayi ini ke dalam. Karena gracia gak bisa bawa dua-duanya" Ijin shani pada kedua bodyguard itu.

Ve, devano dan shania yang mendengar ada suara ribut-ribut di luar rumah nya pun segera menghampiri mereka.

"Ada apa ini? Shani, ngapain kamu kesini? Saya kan tidak mengundang kamu!" Ketus devano yang memandang shani seperti musuhnya.

"Saya cuma mau antar gracia dan si kembar. Setelah itu.... " Shani menahan rasa sakit yang tiba-tiba saja menyerang dada nya.

"Setelah itu saya pulang" Sambil berkata, shani memberikan shanin yang ada di dalam gendongannya kepada ve. Tapi sebelum itu shani mengecup sekilas shanin.

Setelah puas mengecup shanin, shani menatap ke arah gracia yang memandang sedih dan juga khawatir pada nya.

Shani tersenyum sambil mengusap lembut pipi gracia.

"Aku gpp, jangan khawatir. Aku tunggu kamu di luar sampai acara makan malam nya selesai, ok!" Kata shani yang mengerti dengan tatapan gracia padanya dan gracia hanya mengangguk.

"Cukup. Sekarang kamu pergi! Ayo gracia masuk!" Perintah devano sambil menuntun gracia masuk ke dalam.

Ve yang sama sedihnya dan khawatir pada shani hanya bisa mengucapkan kata sabar untuk shani. Setelah itu shani pun keluar dari halaman rumah devano.

Kini shani sedang menunggu di taman yang ada di depan rumah devano. Taman yang agak gelap dan terlihat sangat sepi. Dari tempatnya duduk sekarang, shani bisa melihat ada sebuah mobil yang baru saja datang dan masuk ke garasi rumah devano.

"Nino" Sebut shani ketika melihat laki-laki itu turun dari mobil yang baru saja datang. Bahkan tidak hanya Nino yang turun dari mobil itu. Tapi ada pria dan wanita paruh baya juga yang turun. Dan shani bisa menebak kalau mereka adalah kedua orang tua Nino.

Shani yang sejak tadi was-was semakin paham kalau makan malam ini ada hubungannya dengan gracia dan Nino.

Shani sendiri tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, selain menunggu kabar dari gracia tentang acara makan malam mereka.








# tbc

Mau buat shani menderita ahh....

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang