Part 18

8.3K 601 10
                                    

"Ve, gracia kenapa?" Tanya devano pada veranda ketika melihat gracia yang menangis saat ia baru baru saja pulang dari kantor untuk makan siang bersama di rumah.

"Dia nangis karena Shani balikin semua barang-barang gre yang ada di apartemennya pa" Jawab Shania yang mewakili veranda.

Devano langsung mendekat ke arah gracia yang menangis tersedu-sedu.

"Papa udah bilang kan kalo dia itu udah gak sayang dan gak butuh kamu lagi. Jadi lupakan dia gre, karena sekarang kamu udah ada Nino. Shani itu jahat, dia bilang sayang sama kamu tapi dia malah menceraikan kamu" Ucap devano yang mencoba memanas-manasi gracia dengan menjelek-jelekan Shani.

Gracia yang masih menangis langsung memeluk erat devano.

"Kak Shani jahat pa, gre gak mau lagi kenal kak shani hiks" Tangisnya pada devano.

Shania dan veranda menatap kasihan pada gracia yang harus dibohongi seperti itu. Dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah devano untuk bersandiwara di depan gracia.

"Kamu janji ya sama papa, kalo kamu gak akan lagi kenal sama yang namanya Shani. Shani itu jahat, dia harus dibalas. Kamu harus buat dia menderita, seperti dia yang udah buat kamu menderita kaya sekarang sayang" Gracia yang polos tentu nya langsung mengangguk dengan apa yang devano katakan padanya.

"Iya pa hikss gracia akan balas Kak Shani" Jawabnya pada devano

Devano tersenyum penuh kemenangan ketika ia berhasil meracuni pikiran gracia, anak nya sendiri untuk membenci Shani yang tak lain adalah anak dari sahabat nya sendiri yaitu farish. Karena devano benar-benar ingin membuat keturunan Naomi satu-satu nya itu hancur. Bukan hanya untuk membalas masalah pribadinya saja, tapi devano juga membalaskan dendam untuk farish. Dendam yang selama ini farish tidak pernah mengetahui siapa Shani sebenarnya.

"Ya udah kamu jangan nangis lagi ya. Papa sedih liat kamu kaya gini, sekarang kita makan siang yuk" Ajak devano

Gracia mengangguk, lalu dengan dituntun eh devano kini mereka sudah berkumpul untuk makan siang bersama.

***

Shani yang sudah tiga hari tidak masuk bekerja karena sakit, sekarang sudah terlihat sehat kembali. Dan Shani kembali beraktivitas lagi seperti biasanya, yaitu ke bengkel.

Tapi kali ini Shani mendapat panggilan untuk memperbaiki mobil yang mogok di daerah kuningan, jakarta. Dan sudah hampir satu jam Shani masih berkutat dengan peralatan bengkelnya di pinggir jalan.

"Pak, tolong bisa dinyalakan mesin nya?" Kata Shani pada pria dewasa yang berada di balik kemudi

"Oh, iya sebentar" Tak lama Shani menunggu akhirnya mesin mobil tersebut menyala. Shani tersenyum senang karena akhirnya pekerjaan nya selesai dan ia bisa kembali ke bengkel.

"Akhirnya" Kata Shani

Lalu pria yang berada di balik kemudi tadi turun dan memberikan Shani sejumlah uang.

"Ini bayaran kamu, terimakasih ya" Kata si pria pada Shani

"Wahh makasih banyak pak" Shani pun mengambil uang tersebut

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi"

"Iya Pak, Hati-hati"

Mobil yang sudah diperbaiki oleh Shani akhirnya pergi, meninggalkan Shani sendiri di pinggir jalan yang cukup sepi.

Setelah selesai membereskan peralatan bengkelnya, kini Shani bersiap-siap untuk kembali ke bengkel. Namun saat ditengah perjalanan, Shani melihat seseorang yang sangat ia kenal. Seseorang itu sedang berdiri di pinggir jalan dan sepertinya sedang menunggu sesuatu.

"Shania, lo ngapain disini?" Tanya Shani yang akhirnya menghampiri orang tersebut. Dan ternyata itu adalah Shania.

Shani. Kaget Shania dalam hati

"Emm... Lagi nunggu taxi yang lewat" Jawab Shania

"Lho, emang mobil lo yang mahal itu kemana?"

"Ada di kantor papa. Tadi aku habis nemenin papa meeting, terus pulang duluan. Sekarang mau ke kantor papa ambil mobil" Jawab Shania

Shani mengangguk paham

"Mau gue anter?" Tawar Shani dan Shania sedikit ragu untuk menerima tawaran Shani. Ini bukan masalah Shania takut pada shani seperti sebelumnya, tapi Shania hanya takut pada devano. Karena keluarga mereka tidak ada yang boleh lagi berhubungan dengan shani, sekalipun hanya bertemu secara tidak sengaja seperti sekarang. Dan Shania sendiri juga takut untuk naik motor.

"Shan, hellooo. Kok malah bengong, mau gak?" Tawar Shani sekali lagi ketika melihat Shania malah melamun.

"Emm... Boleh deh, tapi aku kebelet pipis nih. Kalo balik dulu ke kantor papa kejauhan banget" Kata Shania

"Kenapa tadi gak kencing di tempat meeting aja"

"Tadi sih gak kebelet, sekarang baru kebelet. Mungkin karena nunggu taxi lama banget gak dateng-dateng, jadi kebelet deh" Jawab Shania

Shani menggelengkan kepala mendengarnya.

"Ya udah kalo gitu lo ikut gue ke bengkel aja. Kebetulan bengkel gue kan deket banget dari kuningan. Gimana?"

Tanpa berfikir lagi, Shania akhirnya setuju dengan ajakan Shani.

"Ya udah deh boleh" Katanya, lalu Shani menyodorkan helm fullface nya ke Shania

"Ya udah pake dulu nih helmnya" Shani melepas helm fullface nya, lalu memakaikannya ke shania

"Kalo helm nya aku yang pake, kamu pake helm apa? " Tanya Shania yang melihat tidak ada helm lagi selain yang ada di kepalanya.

"Gue gak usah pake helm juga gak masalah. Yang penting cari aman buat lo, biar gue gak diomelin sama bokap lo kalo lo kenapa-napa" Kata Shani yang mulai menyalakan stater motornya.

Sementara Shania diam terpaku mendengar apa yang baru saja Shani katakan.

Ternyata dia baik dan perhatian juga. Batin Shania (yaiyalah Shan, namanya juga si Shani bucin)

"Yaudah ayo buruan naik" Perintah Shani dan Shania pun naik ke atas motor Shani dengan sangat hati-hati.

"Udah siap?"

"Siap!"

"Ok, let's go" Shani mulai menarik gas motornya dan meninggalkan tempat dimana tadi ia melihat Shania.







#tbc

Inget gaes kalo jadi bucin itu tetap harus #CariAman 👍
Kaya Shani tuh cari aman buat calon gebetannya wkwk

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang