Two

5.7K 143 6
                                    

Gue sampai 15 menit sebelum jam briefing. Hari pertama kerja harus memberikan kesan positif donk. Jangan sampai gue dicap karyawan tidak disiplin. Untuk dapat pekerjaan ini pun perjuangan gue tidaklah mudah. Berulang kali interview dan tes tulis, gue sampai hafal apa-apa saja yang bakal ditanyai saat interview saking seringnya gue mondar-mandir ikut tes di sana sini.

Ruang briefing karyawan baru ada di lantai 14. Gue bergegas menuju lift dan ikut mengantre dengan karyawan yang lain. Ini kedua kalinya gue masuk ke gedung penerbitan, pertama saat gue interview akhir seminggu lalu. Meski begitu, gue tetap takjub dengan tatanan dan segala hiasan dindingnya. Aneka artikel dan kata-kata penyemangat, dekor unik di beberapa sudut, foto-foto beberapa kejadian yang menjadi viral, entah kenapa gue merasa seperti menjelajahi mading sekolah versi raksasa.

Saat pintu lift terbuka, buru-buru gue ikut merangsek masuk dengan karyawan lainnya.

Tit tit tit
Tit tit tit

Alarm lift berbunyi karena kelebihan muatan. Semua orang yang ada di dalam saling berpandangan, menyatakan penolakan untuk keluar lift. Apesnya lagi gue berada di posisi paling dekat dengan pintu, secara tidak langsung gue juga dijadikan tersangka yang harus keluar.

Dengan menghembus nafas kasar, gue keluar lift. Meski tak menoleh, gue bisa tahu bahwa mereka semua merasa lega ada yang mau berkorban.

Pintu lift hampir menutup, saat sebuah tangan mencegahnya.

"Aku temenin!" ucap seseorang dari dalam lift. Dia keluar lalu ikut berdiri di samping gue, menunggu lift selanjutnya.

Gue masih meliriknya canggung.

"Maaf, kamu karyawan baru juga?"

"Kamu tidak ingat siapa saya?" ucapnya sambil tersenyum.

Sial! Senyumnya....ah, gue sudah punya suami hehehe

"Hmmm siapa?" gue kembali bertanya dengan ekspresi berusaha mengingat.

"Sungguh tak ingat?"

Gue menggeleng. Emang dia siapa?

Belum sempat mengajukan jawaban, pintu lift kembali terbuka. Kami masuk kembali namun tak melanjutkan percakapan karena lift lumayan ramai.

Gue turun di lantai 14 dan langsung menuju ruang briefing. Mau kemana lagi? Gue jelas belum punya ruang kerja. Berada di tim mana pun masih belum tahu.

Gue duduk di sebuah kursi kosong. Selain gue, ada sekitar 10 orang yang juga karyawan baru. Bisa dilihat dari kegugupan mereka dan juga belum memakai ID Card perusahaan, sama seperti gue.

"Karyawan baru juga?" sapa seseorang yang tetiba duduk di samping gue. Dia tersenyum.

Astagaa!!! Kenapa daritadi semua lelaki disini seperti ingin mencabik kesetiaan gue!

"Ya, kamu juga?"

"Lay!" ucapnya sambil mengulurkan sebelah tangan.

"Pakai gue-lo aja gapapa, lebih enak didengar!" lanjutnya.

"Nana, Kim Nana!" gue membalas uluran tangannya.

"Jadi, posisi apa?"

"Editor, lo?"

"Reporter. Semoga kita satu tim ya!"

Gue balas dengan senyuman. Selanjutnya kami berbincang santai sebatas tanya alamat dan hal-hal tentang jurnalisme. Tak lama semua orang menjadi terdiam saat pintu ruangan terbuka dan beberapa orang masuk. Salah satunya gue kenal, lelaki di lift.

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang