Twenty Five

2K 103 31
                                    

"Chen??!!"

"Wendy??!!"

Situasi macam apa ini? Gue dan Chanyeol hanya bisa saling berpandangan. Sepertinya Chanyeol pun merasa situasinya cukup asing. Kami juga saling menoleh pada pasangan masing-masing. Tahu reaksi Wendy seperti apa? Dia sampai berdiri dari duduknya dan menggeletakkan buku menu yang sedari tadi dia baca. Sebegitu kagetnya dia ketemu suami gue?

"Kalian saling kenal?" Chanyeol mengakhiri situasi aneh ini. Karena baik Mas Dae maupun Wendy sama-sama masih terkejut dan saling menatap tanpa berkedip. Sakit hati gue!

"I —iya,"

Harus banget gitu lo jawab pake tergagap, Mas?!!! Dia bergerak untuk duduk di samping gue, pas banget ada di depan Wendy.

"Kenal dimana?" ini gue yang akhirnya bertanya, ga betah gue lihat keduanya sama-sama salah tingkah begitu.

"Hmmm kita dulu pernah sekelas di London," Mas Dae menjawab sambil membolak-balik buku menu.

"Oia bener, kamu kan S1 di London ya, Beb?" ini Chanyeol yang menanyai gadisnya.

"Iya, kita dulu pernah sekelas. Waktu sama-sama ambil matkul Etika Bisnis," - Wendy.

Kami pun tak melanjutkan obrolan karena Chanyeol langsung memanggil waiters untuk memesan makan malam. Sepertinya Chanyeol paham gue mulai badmood dengan kebetulan ini. Berulang kali dia melirik ke arah gue. Dia tetaplah Chanyeol yang selalu bisa mengerti dan melindungi gue, meski gue sudah menyakitinya berulang kali.

"Jadi dia ya orangnya?" tanya Wendy yang membuat gue menoleh cepat ke arah Mas Dae.

"Ya, dia orangnya!"

"Sudah kuduga, pasti gadis yang luar biasa cantik. Ternyata benar! Bahkan Chanyeol pun tergila-gila padanya bertahun-tahun".

Ini gue dan Chanyeol sama-sama saling memberikan tatapan tidak paham. Mereka berdua ngbrolin apa sih?

"Kamu tahu? Aku harus berjuang susah payah untuk bisa mengambil hati Chanyeol. Dia benar-benar susah move on dari Nana. Membuatku seperti dejavu!"

Mas Dae tertawa mendengar kalimat itu. Gue?? Makin tidak paham!!

"Ini kalian berdua ngomongin apa ya?"

"Suamimu belum pernah cerita kalau dia cukup populer di London? Bahkan separuh mahasiswi kampus kami mengejarnya mati-matian".

Gue menggeleng.

"Dan aku adalah salah satunya!"

"YAAAAA???!!!!"

Gue dan Chanyeol berteriak bersamaan dengan nada super keras. Suara gue aja udah kaya sales sabun, apalagi ditambah suara bariton Chanyeol. Beberapa pelayan sampai menoleh ke meja kami.

Bukan hanya dengan suara, keterkejutan gue juga membuat gerakan tangan gue tidak terkendali. Tanpa sadar gue menyenggol gelas di sisi piring, airnya tumpah dan sebagian mengenai dress gue.

"Duh!"

"Yang, kok bisa?!"

"Na, kamu gapapa?!"

Kedua laki-laki ini sama-sama menghampiri gue. Mas Dae menggeser kursinya agak jauh agar bisa berjongkok dan membersihkan air di pangkuan gue. Sedangkan Chanyeol pun ikut bergerak ke samping gue, memberikan sapu tangan di saku jasnya. Di tengah kesibukan mereka berdua, gue melirik ke arah Wendy.

"Chan,"

"Diem deh lo! Kebanyakan bicara jadi petakilan itu tangan!"

"Chan,"

"Apa?!"

Gue berikan isyarat dengan dagu saat dia menatap gue, bermaksud menunjuk ke arah Wendy. Ini si dumbo gimana ya, dia berperilaku seperti itu di depan tunangannya.

Paham dengan isyarat gue, dia mundur dan kembali duduk di sebelah Wendy. Gue kembali memandang Mas Dae yang masih membersihkan air di sekitar paha dan lutut gue.

"Gapapa Mas, airnya dingin kok!"

"Tapi kamu jadi basah gini, Yang!"

"Aku ke toilet dulu deh".

"Aku anterin ya!"

"Toiletnya masih di dalam resto, Mas. Bukan di Pluto!"

Gue pun melenggang meninggalkan mereka bertiga. Berjalan ke toilet dengan tatapan menelisik dari beberapa pelayan. Sampai di toilet gue mengambil beberapa helai tisu dan membersihkan bagian yang masih basah. Untung hanya air putih, coba kalau wine, ancur dah dress gue.

Masih asyik menyeka air, bisa gue dengar pintu toilet terbuka. Wendy masuk dan mendekati gue.

"Kamu gapapa?"

Gue hanya mengangguk dan tersenyum.

"Maaf ya, kamu terkejut dengan ceritaku tadi kan?"

Menurut lo??!!

Lagi-lagi gue hanya tersenyum.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengungkit masa lalu. Aku hanya terkejut bisa bertemu lagi dengan Chen. Lebih terkejut lagi aku sekaligus bertemu denganmu, gadis yang membuat Chen menolakku ribuan kali".

Masih diem nih gue, males menanggapi.

"Sampai akhirnya aku bertemu dengan Chanyeol di Paris. Aku tertarik padanya, tapi dia juga tidak bisa kudapatkan dengan mudah. Ada seseorang yang masih ada di hatinya, dan hebatnya lagi itu adalah kamu. Gadis yang sama dengan penyebab kegagalanku di London".

Wendy diam sejenak, memperhatikan gue dari atas ke bawah. Gue tiba-tiba jengah ditatap seperti itu.

"Aku jadi bertanya-tanya, apa yang mereka sukai darimu?"

Mana gue tahu??!! Tanya aja sama mereka!!

"Kamu memang cantik, sangat! Bahkan dalam keadaan hamil seperti inipun kecantikanmu semakin memancar. Tapi sepertinya ada hal lebih dari itu yang membuat mereka berdua sangat tergila-gila padamu. Dan aku sangat penasaran apa itu?"

Gue sudah malas lama-lama disini. Segera gue tinggalkan dia tanpa berucap apapun. Berjalan cepat ke arah meja dan segera duduk di sebelah Mas Dae. Tidak lama kemudian Wendy kembali dan ikut duduk. Gue hanya diam, sementara Wendy heboh bercerita tentang masa lalu kuliah mereka. Mas Dae sesekali menimpali dan mereka tertawa.

"Na, makanan jangan dibuat mainan!" tegur Chanyeol membuat Mas Dae menoleh ke gue. Masih inget ada gue di samping lo?

"Kenapa? Makanannya ga enak?" tanya Mas Dae yang gue jawab dengan gelengan pelan.

"Enak kok! Enak banget malah!" ini Si Cantik Jelita tetiba ikutan nyaut. Pengen banget itu mulut gue tancepin pake garpu trus gue pelintir 360 derajat.

"Kamu kenapa?"

Gue diam.

"Bawain hamil mungkin, Chen. Ibu hamil kan biasanya sensitif!"

Astagaa, coba mana sih chef di resto ini. Gue pengen pinjem golok, gue gorok itu leher jenjang putihnya!!!!

"Beb, kamu nyaut mulu. Diem deh!" - Chanyeol.

"Lo ga nyaman sama tempatnya, Na?" dia beralih menatap gue.

Gue ga nyaman sama calon bini lo??!!!!!
Setan betina yang dari tadi pengen banget gue tendang ke Alaska!!!!

Gue hanya menggeleng. Sekuat tenaga nih gue nahan berucap kasar atau ngumpat. Kasihan anak gue denger kata-kata ga pantes sejak masih orok.

"Mau pulang aja?" Mas Dae mengusap rambut gue dan bertanya dengan nada lembut.

"Yaahh! Kok pulang sih!! Kan kita belum puas ngobrolnya!"

Anjing!!!! Udahlah habis kesabaran gue. Dia sok manis ngerengek pula ke laki gue!

Tanpa membalas atau berucap apapun gue berdiri dan pergi meninggalkan meja. Berjalan cepat tanpa menghiraukan suara panggilan dari Chanyeol dan Mas Dae. Sekuat tenaga gue tahan air mata agar tak terlihat menyedihkan. Ya kan? Gue pasti terlihat menyedihkan. Dengan perut buncit harus ketemu masa lalu suami yang nyatanya sangat cantik dan sexy.

🐤🐤🐤🐤

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang