Twenty Six

1.9K 102 16
                                    

CHANYEOL POV

"Maaf, aku duluan!" dia dengan segera menyusul Nana yang meninggalkan meja tanpa pamitan.

Gue kenal Nana lebih dulu dari suaminya. Gue paham Nana hanya dari tatapan matanya. Sejak tadi bisa gue lihat dia cemburu dengan Wendy, apalagi kenyataannya tunangan gue pernah menyukai suaminya. Hal itu juga membuat gue terkejut.

Ada sedikit rasa sakit di hati gue. Entah untuk siapa? Apa untuk Wendy yang bertemu kembali dengan cinta lamanya? Atau rasa cemburu karena nyatanya Nana sangat mencintai suaminya?

"Beb, kamu sih kenapa ngomong seperti itu?"

"Lho, aku ngomong apaan? Aku sama Chen cuma ngobrol tentang masa kuliah di London. Salah?"

"Bukannya begitu, tapi jaga perasaan orang lain juga".

"Perasaan siapa? Kamu atau Nana?"

"Dua-duanya!"

"Kamu cemburu juga?"

"Bukan seperti itu. Aku jadi ga enak kan sama mereka berdua. Aku yang ngajak mereka untuk makan malam, tapi malah seperti ini kejadiannya".

"Nana ternyata cemburuan ya? Keliatan dia cinta banget sama Chen!"

"Nah, gitu tahu!"

"Kamu ga cemburu?"

"Pada Pak Jongdae?"

Dia diam sebentar seperti bingung, lalu mengangguk.

"Aku sampai lupa kalau nama aslinya Jongdae. Dan terdengar cukup aneh karena kamu memanggilnya 'Pak'," sahutnya.

"Untuk apa, dia cuma masa lalumu. Lagipula dia sudah menikah dan sebentar lagi punya anak".

"Bukan tentangku, dasar bodoh!"

Gue menoleh cepat padanya. Ini dia bertanya macam apa?

"Nana. Kamu masih mencintainya kan? Tercetak jelas di matamu".

Iyakah? Sejelas itukah?

"Setahun lalu, entah kamu masih mengingatnya atau tidak, ada seseorang secara tidak sengaja menumpahkan kopinya padaku. Kamu hanya bertanya apa aku baik-baik saja, setelah itu tidak ada apa-apa lagi. Tapi tadi, kekhawatiranmu tergambar jelas, padahal hanya air putih. Bahkan kamu sampai bergerak begitu cepat saat menghampirinya".

Ah iya, benar juga. Gue lirik Wendy, jelas raut wajahnya terlihat sangat kecewa. Jadi, dia pun cemburu? Jangan-jangan...

"Jangan bilang perlakuan tadi itu untuk membalas rasa cemburumu?"

Dia masih menunduk, menggulung spageti dengan garpu. Tanpa melihat wajahnya pun gue tahu dia merajuk.

"Astaga Wendy! Apa yang ada di pikiranmu?! Bisa-bisanya!"

"Kamu yang bisa-bisanya! Salahmu! Dasar cowok memang tidak pernah peka!" balas Wendy sambil mengerucutkan bibirnya. Terlanjur gemas gue cubit sebelah pipinya.

"Hahaha maafkan aku!"

"Sakit! Lepaskan tanganmu! Bagian mana yang lucu?!!"

Gue melepas cubitan setelah dapat lirikan maut Wendy. Pipinya agak memerah karena cubitan gue. Segera gue tangkup kedua pipinya. Menarik wajahnya untuk membalas tatapan gue.

"Jangan seperti itu lagi! Nana juga tidak salah. Benar katamu, aku yang salah. Maaf!"

"Kamu masih mencintai Nana?"

"Kata cinta sepertinya berlebihan. Mungkin aku hanya kangen sebagai teman. Aku sudah tidak bertemu dengannya bertahun-tahun".

"Bener?"

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang