Semuanya sudah berkumpul di depan ruang bersalin. Mamah, Papah, Gue, Mas Dae, Kak Dyo, Eomma dan Appa Irene juga ada. Iya, Irene sedang berjuang di balik pintu ruangan itu, ditemani Bang Suho tentunya. Mas Dae dan Kak Dyo rela meninggalkan urusan mereka di kantor untuk datang kesini.
"Kenapa?" tanya Mas Dae ke gue. Dari tadi gue berasa ga nyaman. Perut gue terasa kaku, sepertinya gue ikutan tegang menunggu Irene lahiran. Bayangan proses persalinan yang menyakitkan tetiba menghantui gue.
"Gapapa,"
"Capek? Mau pulang aja?"
Gue menggeleng, mendekap lengannya dan menyandarkan kepala gue disana. Sekilas gue rasakan dia mengecup puncak kepala gue.
"Kamu kenapa, Sayang?" Mamah ikut duduk di sebelah gue.
"Gapapa, Mah. Cuma ikutan tegang aja. Sakit ya, Mah?"
Mamah tersenyum, mengelus kepala gue yang masih bersandar di lengan Mas Dae.
"Daripada membayangkan rasa sakitnya, gimana kalau kamu membayangkan bahagianya saja?"
"Bayangkan kalau setelah proses itu kamu bisa ketemu dengan janin yang berbulan-bulan ada di rahim kamu," sambung Mamah yang gue balas dengan anggukan ringan. Gue semakin memeluk erat lengan Mas Dae.
"Chen, lo ajak Nana ke kantin atau ke taman aja gitu. Jangan ikutan panik disini. Kasihan dia!" ini Kak Dyo yang ngomong. Tumben banget ini orang baik ke gue! Tahu sendiri kan biasanya mulutnya macam apa kalau ketemu gue.
"Iya? Mau ke kantin aja?" tanya Mas Dae.
Gue mengangguk. Mendadak jadi malas banyak bicara sejak gue sampai disini. Rasa tegang yang gue rasakan benar-benar menguasai pikiran. Empat bulan lagi gue akan berada di ruangan yang sama dengan Irene sekarang. Sanggup ga ya gue melewati semuanya?
"Mau pesan apa?" tanya Mas Dae begitu kita sampai di kantin.
"Eskrim boleh?"
"Boleh kali ini aja. Blueberry?"
"Heem,"
Tak berapa lama Mas Dae kembali dengan semangkuk eskrim blueberry, sepiring kentang goreng, dan lemon tea. Dia menarik kursi di depan gue.
"Kamu yakin ga pengen makan?" tanyanya sambil menaruh mangkuk eskrim.
"Ga nafsu,"
"Yaudah, habisin eskrimnya setelah itu mau pulang aja?"
"Enggak, disini aja gapapa kan?"
"Kamu pucat, Yang. Yakin gapapa?"
"Aku takut, Mas. Bisa ga ya aku lahiran normal? Kalau harus operasi gimana? Sakit mana normal sama operasi?"
Mas Dae berdiri, beralih duduk di samping gue. Dia menggenggam tangan gue dengan ibu jarinya mengusap pelan, berusaha menenangkan.
"Apapun pilihan kamu, aku ikutin. Kamu mau operasi, ayo aku temani. Kamu pilih normal pun, ayo kita berjuang bersama! Yang terpenting kamu mantap mau pilih yang mana?"
"Aku pengen normal, tapi takut! Kalau aku ga sanggup di tengah jalan gimana?"
"Ga boleh punya pikiran seperti itu! Ingat kata Mamah, bayangin bahagianya aja. Bayangin kita bisa ketemu Baby Kim. Bukannya kamu heboh banget tiap dia nendang?"
"Banget!"
"Nah, jadi kamu bayangin aja ketemu anak kita! Apapun deh kamu bayangin asal ga boleh takut. Paham?"
"Heem. Mas beneran ga pengen tahu jenis kelaminnya apa?"
"Aku ga peduli dia cowok atau cewek. Yang penting dia sehat dan sempurna, kamu juga sehat tanpa kurang apapun".
KAMU SEDANG MEMBACA
(after) Married You ❌ KJD ✅
FanfictionCOMPLETED ✅ SEQUEL of Married You (KJD) Mature Content 🔞🔞 Disarankan membaca Married You dulu ya 😉😉