Thirty Three

2K 105 24
                                    

CHEN POV

Secara penuh gue sadar diri kalau gue bukan orang baik. Bertingkah seenaknya atau bahkan kasar ke Nana, entah sudah berapa kali gue lakukan. Menyakiti fisik dan batinnya pun sudah tidak bisa dihitung. Tapi, terlepas dari semua keburukan yang pernah gue lakukan, Tuhan masih sangat baik dan menyayangi gue.

Dengan tangan bergetar dan air mata yang masih terus meleleh, gue menerima bayi dari uluran tangan suster. Pertama kalinya gue mendekap buah cinta yang pernah gue sakiti dulu. Masih dengan terisak gue ciumi seluruh bagian wajahnya, menggesekkan ujung hidung gue dengan kepunyaannya. Tuhan bukan hanya baik, tapi luar biasa memberkati keluarga kecil gue.

"Halo cantiknya Daddy, Kim Micha!" ucap gue lirih di telinganya.

Masih dengan Kimi (nama panggilan yang gue dan Nana pilih) yang ada di gendongan, gue duduk di samping Nana yang masih terlelap. Obat bius yang disuntikkan dokter kala menjahit bekas jalan lahirnya belum hilang. Sisa gurat lelah dan pucat masih ada di wajah Nana. Dia benar-benar wanita terhebat yang pernah gue temui. Dengan perlahan, gue usap pipinya.

"Mommy masih tidur. Kamu dan Mommy sama-sama cantik banget! Beruntung banget Daddy punya kalian berdua!" ucap gue sambil menoleh pada dua bidadari bergantian.

Entah karena usapan atau suara lirih gue, Nana perlahan membuka matanya. Senyum manis yang pertama gue lihat hadir di wajahnya.

"Sudah bangun? Ada yang sakit?"

Dia menggeleng lemah. Meski begitu gue tetap memencet tombol untuk memanggil suster. Tak lama dua orang suster masuk dan memeriksa kondisi Nana. Dirasa semuanya baik-baik saja, mereka kembali keluar.

Tepat saat itu Kimi mulai bangun dan merengek.

"Kimi haus ya? Sini sama Mommy!" pinta Nana sambil bergerak pelan untuk duduk agar lebih mudah menyusui Kimi.

Perlahan gue letakkan Kimi di gendongan Nana. Benar saja, dia langsung diam saat badannya menyentuh lengan Nana. Melihat Nana menyusui Kimi dengan penuh cinta membuat gue ingin menangis lagi.

"Kamu kenapa?"

"Gapapa, terharu aja! Terima kasih kamu sudah berjuang sekeras itu. Kamu benar-benar wanita hebat, Yang!" ucap gue sambil mengecup keningnya.

"Udah lihat kan? Makanya jangan kurang ajar sama wanita! Awas aja kamu masih lirik-lirik cewek lain!"

"Tuh mulai! Kapan aku lirik-lirik cewek lain?!"

Tak lama Kimi selesai menyusu, lalu Nana memberikannya lagi ke gue.

"Kamu udah mahir banget gendongnya, Mas. Aku kira kamu bakalan kaku atau kikuk".

"Aku juga mikir gitu. Tapi pas suster udah ngasih dia ke lenganku rasanya jadi beda, sepertinya dia pas banget ada di gendonganku!"

Ceklek

Kami berdua menoleh ke arah pintu. Sudah bisa ditebak siapa yang masuk. Gue sampai lupa kalau ada lelaki lain yang juga ikut belingsatan menunggu Nana lahiran. Bahkan sampai sekarang wajah paniknya masih terlihat.

"Anak gue cantik banget, astagaaa!!! Pas banget ini gue ngadonnya!!"

Coba kalian jadi gue, apa ga pengen nampar mulut lemesnya??!!!

"Di depan anak gue jangan ngomong yang aneh-aneh!" sergah gue.

"Elah, dia belom bisa denger kali!"

Dia berpindah duduk di ranjang Nana, "Gimana keadaan kamu, Sayang?"

Ya Tuhan, Duh Gusti!!!! Kalau ga inget ini rumah sakit udah gue lempar ini cowok cantik dari balkon!!!

"Baik. Sono lo pindah ke sofa! Jatah tempat duduk laki gue ini!" bentak Nana.

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang