"Dengan berlari aku tau siapa kamu sebenarnya."
👑👑👑
Mungkin Jimin bisa habis jika ia tak melanglahkan kakinya lebih jauh dari tempatnya tadi terdiam.
Ransel yang dipeluknya menjadi sasaran empuk untuknya melampiaskan ketakutan.
Peluh yang mengalir deras dibarengi dengan helaan nafas yang tersengal-sengal menjadi irama yang sangat memicu adrenalin Jimin sendiri.
"Tolong aku, Tuhan," lirihnya sambil terus melangkahkan kakinya menjauh.
Sesampainya di salah satu persimpangan Jimin berjongkok di balik sebuah gerobak tua yang sudah hampir rapuh.
Ia memeluk ranselnya kuat-kuat sembari menunduk berharap seseorang yang mengejarnya tidak mengikutinya hingga kesini.
Kakinya gemetar dengan gigi yang terus bergeretak menghasilkan suara kecil yang terus menemani Jimin bersembunyi.
Matanya terus terpejam dengan tangan yang semakin mengeratkan pelukannya pada ransel yang ia peluk.
"Ibu...," lirihnya hampir tak terdengar. Keadaan yang sudah hampir malam membuat Jimin kembali ketakutan.
Sosok pria yang terus menganggunya tak akan disangka akan berbuat lebih dari yang dipikirkan oleh Jimin.
BRAGHH!!
Jimin terperanjat dari lamunannya, tubuhnya gemetar mendengar suara gerobak di sisinya dipukul dengan keras oleh seseorang.
"Keluar lo!! Gak usah sembunyi, atau gua habisin nyawa lo." Jimin terus menyembunyikan kepalanya kedalam pelukan ranselnya. Kakinya benar benar gemetar ketakutan.
Katakan padanya apa yang harus Jimin lakukan sekarang?
Jimin mendengar langkah kaki datang kearahnya ia juga mendengar suara helaan nafas yang tersengal dari seseorang yang melangkah ke arahnya.
"Bangun." Dingin namun menusuk ke telinga Jimin. Bukannya menurut, Jimin malah semakin menunduk dan memeluk erat ransel yang ia bawa.
"BANGUN SIALAN!!"
BRAGH!
Orang tersebut menendang roda gerobak dengan sangat keras hingga gerobak yang tadinya berdiri tegak sekarang terkapar di jalan.
Laki-Laki di hadapanya berjongkok dan mengelus lembut rambut Jimin.
"Kenapa lari, sayang?" Tanyanya dengan suara seraknya. Jimin masih bergeming dan semakin gemetar. Kakinya sudah keram menahan bobot tubuhnya.
"Bangun...." Laki-Laki tadi meremas rambut Jimin sehingga Jimin merintih kesakitan. Jimin tidak berdiri karena kakinya yang kebas dan tak mampu menahan berat tubuhnya. Ia terseret dengan tangan pria tadi yang masih menempel di atas kepalanya.
"Ampun... lepasin...," lirih Jimin terdengar pilu, namun Laki-Laki itu masih tetap saja mencoba membuat tubuh Jimin berdiri dengan cara menjambak rambut hitam milik Jimin.
Air mata Jimin sudah mengalir karena rasa takut dan sakit yang menyerang dirinya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Ia tak tau, ia hanya bisa pasrah akan semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Without Crown-Vm&Km.
Fiksi Penggemar[On Going] Copyright© Mochkkie 2019 Kim Taehyung. Seseorang yang sangat menggilai hal hal berbau kekuasaan. Ia Gila hormat dan tidak bisa di bantah. Menjadi anak pemilik sekolah adalah salah satu kekuatannya. Jeon Jungkook. Sahabat Taehyung, sifatny...