IV.

2.7K 348 46
                                    

"Dia awal sekaligus akhir yang buruk ternyata."

👑👑👑

Di dalam kelas, Jimin memeluk ransel yang telah ia lipat. Alih alih terlaksanakan niatnya untuk menyimpan ransel itu kedalam kantung kresek, Taehyung yang baru datang justru mengambilnya.

"Apaan nih?" seru Taehyung sambil melebarkan ransel yang sudah Jimin lipat rapih. "Ini ransel tapi lebih mirip karung." Gelak tawa dapat Jimin dengar dari seluruh teman teman sekelasnya.

Jimin berdiri mencoba mengambil ransel dari tangan Taehyung, namun Taehyung segera meninggikan posisi ransel di tangannya.

"Tae balikin mau aku simpen." Jimin berjinjit mencoba meraih ranselnya. "Nanti bisa makin rusak kalo kamu gituin Tae." Taehyung tertawa sambil terus mengacak-acak ransel Jimin dengan kedua tangannya di atas udara.

"Ini bukan ransel tolol namanya." dengan sekali lempar ransel Jimin berhasil masuk kedalam tempat sampah yang terdapat di pojok belakang kelas mereka.

"Kamu ko jahat banget sih." Jimin berjalan ke arah tempat sampah dan mengambil ransel satu-satunya itu dengan mata yang memerah menahan tangis. Ia menatap ranselnya dengan hati yang hancur. Apa tidak cukup menyiksa fisik disini?

"Heh denger bego, Ransel itu kaya gini, punya lo sampah!" Taehyung mendepak punggung Jimin dengan ranselnya membuat Jimin sedikit terperanjat kaget.

Jimin kembali ke kursinya dengan tatapan jijik dari seluruh teman sekelasnya.

"Gak pa-pa ibu, ayah Jimin kuat ko." Jimin duduk kembali dan melipat ranselnya kemudian ia letakan di samping meja dekat dengan tembok. Sekedar informasi setiap satu kelas hanya terdiri dari 20 orang saja jadi setiap siswa duduk satu meja satu orang.

👑👑👑

Hingga jam menunjukan waktu istirahat telah tiba. Jimin bergegas mengambil bukunya dan memilih pergi ke perpustakaan, ia sama sekali tidak pernah menginjakan kakinya di dalam kantin megah sekolah ini. Selain karena uang sakunya yang pas pas'an untuk ongkos pulang pergi, Jimin juga merasa tidak pantas dan takut terjadi pembulian lagi di dalam kantin.

"Jim!!" Jimin menoleh dengan satu pulpen yang di letakan di pelipisnya.

"ssst, gak boleh berisik Jungkook, ini perpustakaan nanti kamu di marahin." Jimin menginterupsi Jungkook dengan bisikannya, Jungkook hanya mengangguk sambil menutup mulutnya dan berjalan menuju kursi tempat Jimin terduduk.

"Kamu ko disini?" Tanya Jimin pelan.

"Gue tadi nyari lo ke kelas, tapi gak ada, di kantin juga gak ada, ya satu satunya tempat yang belom gue datengin sama lewatin ya perpus." Jawab Jungkook dengan senyuman indah di wajahnya. Jimin menatap Jungkook dengan tatapan herannya.

"Ko nyari? Kenapa?" Jimin menilik raut wajah Jungkook yang kebingungan hendak menjawab apa tas pertanyaan Jimin tadi.

"Eum, anu itu Jim." Jimin semakin penasaran.

"Kenapa kook?" Tanya Jimin pelan.

"Gue mau ngajak, ah iya gue mau ngajak lo makan. Mau ya temenin gue, gue laper banget tapi pengen di temenin sama lo." Jungkook menatap Jimin dengan tatapan penuh harap. Namun melihat reaksi Jimin yang sedang berpikir itu Jungkook langsung mengerti.

"Gue traktit lo deh sebagai imbalannya." Jimin menoleh mengalihkan pandanganya dari buku di atas mejanya. "Beneran?" Tanya Jimin sumringah, karena jujur ia juga lapar. Setiap hari tidak makan siang membuat tubuh Jimin semakin kurus.

The Queen Without Crown-Vm&Km.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang