Hai... hai...
Bagi siapapun yang baca ceritaku, terima kasih banyak ya.
Maaf kalo cerita ini tidak terlalu greget. This is my first story by the way. So, please give me support, don't forget to click the star and enjoy.👻👻👻
Hari ini bayu harus berangkat ke sekolahnya untuk mengurus beberapa hal yang nantinya akan dia gunakan untuk melengkapi dokumen Universitas. Sebenarnya Bayu tidak berencana untuk melanjutkan kuliah, dia lebih suka bekerja. Tapi Ibunya bilang "anak laki-laki itu harus kuliah untuk bekal saat bekerja kelak." Hanya karena ucapan sang Ibu itulah Bayu akhirnya bertekad untuk kuliah, padahal saat sang Ayah yang meminta dia benar-benar menolak.
"Bay, habis dari sekolah mau kemana?" Tanya Mandali, sejak tau bayu bisa melihatnya dan mau berteman selalu saja menempel kemanapun bayu pergi kecuali kamar mandi.
"Ke toko buku. Mau cari komik." Jawabnya.
"Di toko buku ada cowok cakep ga ya, bay? Kalo nungguin lo pasti gue bakalan gabut banget." Ujar Mandali lagi.
"Kalo cuma mau cari cowok mending di rumah aja, gue pergi sendiri juga ga masalah." Ujar bayu.
"Ya elah, bay. Gitu aja sewot. Gue cewek lho cewek. Gue butuh liat cowok cakep nan ganteng kaya oppa oppa korea yang suka mama lo tonton di drakor." Ucapnya dengan semangat.
"Kalo mau liat opa opa ke panti jompo aja, di jamin banyak." Sahut bayu dengan wajah kesal.
"Yeeeeee... itu mah kakek kakek, yuuuuu. Bayu garing ah." Setelah mengucapkan itu Mandali menghilang entah kemana, tapi biasanya tetap disekitar Bayu.Bayu pergi ke sekolahnya menggunakan motor tersayang yang dia beli dengan uang tabungannya dan bantuan dari sang Kakek. Maklum bayu adalah cucu laki-laki pertama di keluarga besar Bhaskara, Bayu memiliki 9 orang saudara sepupu dan semuanya berjenis kelamin perempuan. Ayahnya juga anak lelaki satu-satunya di keluarga Bhaskara.
Di perjalanan bayu melihat sosok perempuan dengan banyak noda darah di pakaiannya, terutama bagian perut. "Ck pagi pagi udah liat yang begini, bikin mood anjlok aja."gumamnya.
"Cuekin aja, bay." Bisik Mandali yang entah sejak kapan sudah duduk manis di jok belakang.
"Dia liat gue gak ya? Mampus aja kalo dia sadar gue liat dia. Mudah-mudahan nggak sadar." Ucapnya lebih kepada diri sendiri.
"Tenang dia cuma liat gue, bay. Paling dia mikirnya gue kaya kunti lain yang hobi ganggu manusia." Balas Mandali.
"Tapi dia pasti liat mulut lo yang ngomong itu. Mampus gak tu dia nengok." Panik Bayu.
"Lampu sudah hijau, jalan. Dia tidak akan mengikutimu." Ucap Brata yang entah ada dimana.
Sesampainya di sekolah, Bayu memarkirkan motornya di dekat pos satpam dan menyapa pak Hakim.
"Pak, titip ya." Ucapnya sopan sambil memberikan nasi bungkus yang dia beli di dekat sekolah.
"Siap, mas Bayu. Makasih ya nasinya tau aja kalo bapak belum sarapan." Ucap pak Hakim.
Bayu berjalan menuju ruang tata usaha, dia berhenti sebentar di depan ruang Praktek kimia dan memandang ke dalam ruangan.
"Kenapa lo masih disini, Sil? Bukannya semua pelaku pemerkosaan sudah ditangkap?" Tanya Bayu pada sosok didalam."Belum semua. Masih ada yang bersembunyi, bay. Gue nggak bisa tenang kalo dia belum ketangkap." Ucap sosok tersebut dengan suara sedih. Bayu hanya menghela napas dan melanjutkan berjalan ke tata usaha.
Selesai mengurus semua berkasnya. Bayu kembali ke ruang Praktek untuk bertemu dengan Sesil.
"Sil, gue harap lo nggak kelamaan di dunia ini. Harusnya lo serahkan semua pada Tuhan dan polisi. Gue sama temen-temen yang lain udah lulus lho. Gak ada lagi kita-kita yang bakal masuk ke ruangan ini buat nemenin lo, ya walaupun ngga ada yang tau kalo loe masih disini. Ikhlaskan, sil. Biar lo bisa tenang, nyokap loe juga bisa tenang." Ucap Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Bhaskara : Gendis (HIATUS sampai waktu yang tidak ditentukan)
FantasyTentang cowok bernama Bayu Bhaskara yang memiliki kemampuann melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang kita sebut hantu. Bertemu dengan hantu yang mengaku bernama Gendis. Dia meminta tolong pada Bayu agar dapat melanjutkan perjalanannya, namun Ge...