PART 13

100 9 3
                                    

Ambarwati mengibaskan selendangnya, membuat Laras dan si Dukun melayang membentur pagar rumah Pramudya. Laras yang hanya manusia biasa, langsung pingsan. Sedangkan si Dukun walau kesakitan tapi masih bisa menahannya.

“Dasar iblis laknat... kau mengingkari perjanjian kita. Akan ku habisi kau...” seru si Dukun. Ia lalu duduk bersila, entah sedang memanggil siapa.

“Manusia tidak tau diri... kau pikir bisa membunuhku begitu saja.” Ambarwati sekali lagi mengibaskan selendangnya, kali ini membuat Dukun tersebut terpental tanpa dapat menyelesaikan ritualnya dan entah terpental ke Bumi bagian mana.

“Ada apa sebenarnya ini?” tanyanya pada Pramudya.

“Kita bicara di dalam saja, Biyung.” ajak Pramudya. Lalu mereka bertiga masuk, menuju ruang keluarga. Sesampainya di sana tanpa diceritakan, sepertinya Ambarwati sudah dapat menerka apa yang terjadi.

“Gadis itu bukan pemilik tubuh yang sesungguhnya.” ucapnya.

“Betul. Kami sedang berusaha untuk mengembalikan Ananta ke tubuhnya, namun kami bingung. Jika nanti Ananta sudah kembali, bagaimana dengan Karen. Tubuhnya sudah di kremasi oleh wanita tadi, Biyung.” jelas Pramudya.

Tergambar raut kesedihan di wajah Ambarwati. Dia tidak menyangka ada manusia yang tega berbuat seperti ini, bahkan kepada anak kandungnya. “Kau paman gadis itu?” tanyanya pada Aksana. “Iya.” jawab Aksana singkat.

“Berikan dia padaku, akan aku jaga dia sampai waktunya menghadap Sang Kuasa. Karena bagaimanapun gadis ini belum waktunya meninggal. Jika dibiarkan berkeliaran di dunia kalian, nantinya hanya akan dimanfaatkan lagi oleh manusia-manusia seperti mereka. Jika bersamaku, dia akan lebih aman.” Aksana terlihat gundah setelah mendengar ucapan Ambarwati, karena diawal dia sudah berjanji pada Hilda untuk membawa Karen kembali.

“Aku mau... aku mau ikut dengan beliau, Paman. Biarkan aku tinggal dengannya. Aku sudah tidak mau menyusahkan Paman dan Bibi lagi.” ucapan Karen membuat Aksana menghembuskan napas.

“Kau yakin? Jika kau ikut dengan Biyung Ambarwati. Kau tidak bisa lagi bertemu kami selamanya.” tanya Pramudya dan Karen mengangguk mantap.

“Tidak apa. Anggap aku sedang menebus dosaku pada Ananta. Aku sudah berjanji pada Tuhan, jika bisa mengembalikan tubuh ini pada Ananta, masuk ke neraka pun aku rela.” isak Karen yang langsung di peluk oleh Aksana.

“Maafkan paman... maafkan paman... jika saja paman bisa mencegah ibumu melakukan hal ini, tentu kau tidak akan seperti sekarang. Paman berjanji, Laras pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal.” Karen hanya mengangguk didalam pelukan Aksana.

“Baiklah. Biar aku yang membantu mereka bertukar. Kalian berdua pastikan laki-laki tadi tidak kembali kemari dan wanita tadi ikat saja.” ujar Ambarwati. Aksana dan Pramudya mengangguk, mereka serahkan urusan Gendis dan Karen padanya.

Di luar rumah.

Mandali sedang beradu kekuatan dengan sesosok makhluk yang mirip dengannya. Pramudya terkejut melihatnya, pasalnya sosok itu adalah kakak tertua Mandali. Pantas sejak tadi dia merasa ada aura yang familiar.

“Bagaimana bisa Saka ada di sini?” tanya Pramudya pada Bayu.

“Dia muncul bertepatan dengan terpentalnya si Dukun tadi. Ayah tau dia?” tanya Bayu bingung.

Bayu Bhaskara : Gendis (HIATUS sampai waktu yang tidak ditentukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang